Sabtu, 11 September 2010

Hikmah Rencana“Pembakaran”Alquran

Paus Paulus Cium Alquran
by: Asrul Hoesein

Menurut rencana seorang Nasrani Terry Jones pemimpin salah satu sekte kecil aliran angelis agama kristen di Kota Florida, Amerika Serikat. Bahwa hari ini tanggal 11 September 2010 akan membakar Al-Quran (Kitab Suci Umat Islam), namun katannya di tunda. Ah, Tidak mungkinlah dia berani, mereka mengerti dan faham, akan mampus dan bunuh diri namanya, mereka tahu komunitasnya minoritas di dunia (dibanding pemeluk Islam). Gereja di dunia akan “ketakutan” dan “merinding” kalau ini terjadi. Ini merupakan gertak sambal pada Presiden Obama saja, karena Obama dicurigai Islam, dst.dst…..

Atas rencana tersebut, seluruh umat/kelompok Islam dan Non Islam mengutuk keras rencana Pendeta Terry Jones. Termasuk dari kelompok nasrani sendiri, sampai tidak mengakui Pendeta Terry Jones sebagai pemeluk Agama Kristen. Juga Presiden Barrack Hussein Obama dan Menlu AS Hillary Clinton mengutuk keras rencana itu,pula termasuk Presiden SBY, sangat serius menanggapinya (sampai keluarkan podium dihalaman Istana Negara kemarin tgl 10 September 2010 seusai Shalat Idul Fitri, untuk menyampaikan protes klik di sini untuk lihat videonya), sebenarnya tidak perlu keluarkan podium, karena sebelumnya Pak SBY juga telah mengirim surat protes ke Presiden Obama dan kontak langsung Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, itu sudah lebih dari cukup. Tapi mungkin Pak SBY punya pertimbangan lain, entahlah….!!!!
Mengutuk……!!!! Ya benarlah itu. Karena aksi Pendeta Terry Jones yang tidak masuk akal, diluar nalar lagi perbuatan yang sangat biadab, tidak manusiawi, tidak punya peradaban dan pastilah merusak harmoni agama (lintas agama), merusak agamanya (Kristen) sendiri. Ini semua karena Pendeta Terry Jones, katanya protes atas rencana pembangunan Islamic Center (ide pembangunan ini dicetus oleh Imam Feisal Abdul Rauf) di Ground Zero, Amerika Serikat. Termasuk Pendeta Terry Jones protes kepada presidennya, Presiden Barrack Hussein Obama, yang telah menyetujui pembangunan Islamic Center tersebut, termasuk gubernur disana dan masyarakat nasrani disana menyetujui pembangunan masjid tersebut.
Sebenarnya, kalau Pendeta Terry Jones mengerti Islam itu sebagai “agama damai” pastilah tidak akan “memarahi” dan akan “membakar” kitab suci umat Islam itu, sebagaimana kita (Islam) mengakui eksistensi kitab suci lainnya sebelum Al-Quran, yaitu Injil (kitabnya Pendeta Terry Jones) atau Turat dan Zabur. Tapi rencana Pendeta Terry Jones itu merupakan fenomena yang harus kita terima dengan lapang dada, terima dengan kesabaran mutlak (petik hikmah Ramadhan) dan jangan membabi buta atas (demo tidak terkontrol). Karena semua ini (walau rencana aksi Pendeta Terry Jones itu sadis bagi umat Islam), tapi pastilah punya Hikmah dan Rahmat dari Allah swt. Allah swt tentu punya rencana mulia bagi hamba-Nya.
Sebagaimana Allah Swt dalam Al-Quran, yang lebih kurang artinya begini: “Tidak ada yang saya ciptakan dimuka bumi ini, tanpa arti positif bagi hamba-Ku” dan “Allah swt tidak menurunkan atau memberi susah kepada hamba-Nya, bila hamba-Nya tidak mampu mengatasinya”, termasuk mengantisipasi rencana “kotor” seorang Pendeta Terry Jones yang bermarkas di Florida, Amerika Serikat tersebut. Naudzubillah.
Bagi saya (tidak perlu gerah), mari kita mengambil hikmah dari rencana hina ini, kita harusnya berpikir positif atas semua itu. Kenapa ? dan banyak hikmah dan kandungan positif yang bisa dipetik dalam rencana Pendeta Terry Jones itu membakar Al-Quran, antara lain :
  1. Allah Swt, melalui pikiran dan tindakan/protes seorang Pendeta Terry Jones akan menunjukkan bahwa Agama Islam melalui pedomannya Al-Quran, sangat dan sungguh luar biasa hebatnya, karena merupakan penyempurna bagi kitab-kitab suci sebelumnya. Tanpa mengenyampingkan kitab-kitab lainnya tersebut itu.
  2. Dengan rencana kotor Pendeta Terry Jones, mari kita umat Islam menunjukkan bahwa Islam adalah agama damai (antisipasi dengan sabar). Jawab tantangan Pendeta Terry Jones dengan cerdas yang Islami (pakai akal dan hati), tunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Bagi umat Islam seluruh dunia, janganlah demo membabi buta, dengan merusak sendi-sendi hukum dan moral bermasyarakat, beragama dan berbangsa.
  3. Jadikan rencana gila Pendeta Terry Jones itu sebagai pembakar semangat silaturrahim, jadikan hadiah Idul Fitri 1431 H, atau jadikan media da’wah, pembakar semangat solidaritas (solidaritas internal dan eksternal beragama dan berbangsa). Karena ini semua merupakan rangkaian peristiwa yang sebelumnya Allah swt telah persiapkan untuk atau sebagai media introspeksi diri bagi hamba-Nya (peristiwa ini semua telah tertulis di lauh mahfudz, sebelum bumi dan segala isinya diciptakan oleh Allah Swt.), jadi tidak perlu marah, gusar dan heran, cepat cari hikmahnya.
  4. Bisa jadi, ini merupakan jalan bagi seorang Pendeta Terry Jones (petunjuk Allah swt) untuk memahami lebih dalam lagi apa dan bagaimana Al-Quran itu, untuk selanjutnya memeluk agama Islam. Subhanallah.
  5. Dan ini yang paling penting (substansi postingan)…….Patut kita introspeksi diri tentang rencana aksi Pendeta Terry Jones, kenapa ? Ini juga merupakan teguran Allah swt. Khususnya kita umat Islam untuk lebih “mencintai” Al-Quran dengan jalan membaca, mengkaji, mempedomani dalam hidup kehidupan, jangan hanya memajang Al-Quran di etalase/lemari kita di rumah, atau mungkin tidak punya Al-Quran. Sebenarnya, tanpa kita sadari, kita sendiri sudah “membakar” Al-Quran secara sistemik (Nampak kita sendiri yang jauh dari Al-Quran), khususnya di negeri kita Indonesia, dengan maraknya korupsi, pembunuhan, perampokan, pembohongan, ketidakjujuran, lsb kedzaliman yang terjadi di Indonesia, yang kelihatannya disengaja untuk kepentingan sesaat, bukankah ini semua identik membakar Al-Quran….????? (maaf….sebenarnya kemarin saya ketawa sinis dan sedikit menggelitik, waktu melihat dan menyimak pidato Pak SBY menanggapi Pendeta Terry Jones, dibandingkan menyikapi kasus Indonesia-Malaysia).
  6. Ini juga sedikit heboh, Pak SBY diminta ralat pernyataannya kemarin di Istana Negara tentang Wacana Pembakaran AlQuran, oleh Robertus Yuli Tri Wibowo selaku pastur praja bertugas membidangi hubungan antar agama dan kepercayaan (HAAK) Gereja Katolik Gunungkidul, agar Pastur dirubah menjadi Pendeta. Disini kelalaian SBY dan khususnya stah ahli presiden…..???!!!! Beritanya baca di sini
Sebagai penutup postingan ini, bahwa sekiranya Pendeta Terry Jones betul-betul merealisasikan aksi tersebut dan pula kita sendiri umat Islam mengabaikan Al-Quran, maka sedikitpun Allah swt tidak akan berkurang kekuasaan-Nya dan pula tidak se”centi”pun kebesaran dan kesempurnaan Kitab Suci Al-Quran itu berkurang.
Berpikir positiflah menghadapi rencana “pembakaran Al-Quran”, dan jadikan ini semua sebagai Hadiah atau Berkah atau Hikmah puasa kita di Bulan Ramadhan 1431 H. yang telah kita lewati sebulan penuh. Insya Allah…Taqobbal ya Karim….Minal aidzin wal faidzin…Mohon Maaf Lahir dan Bathin…. Amin
Berita Terkait :
  1. SBY Surati Obama Cegah Rencana Bakar Qur’an
  2. SBY Sebut Suratnya ke Obama Tajam, Terarah dan Serius
  3. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam rencana pembakaran Alquran
  4. Hanya Menunda, Terry Jones Tidak Batalkan Rencana Bakar Alquran
  5. Putri Pendeta Terry Jones: Ayah Saya Sakit Jiwa
  6. Situs Resmi Pendeta Pembakar Alquran Ditutup
  7. Castro Tuding Pembakaran Alquran Cuma Permainan Media Massa AS
  8. Terry-Jones-Urungkan-Niat-Membakar-Al-Quran
  9. Hillary Clinton Kecam Rencana Pembakaran Alquran di Florida
  10. SBY Juga Minta Sekjen PBB Gagalkan Rencana Pembakaran Alquran
  11. Kecam Pembakaran Alquran, SBY Berpidato Bahasa Inggris ke AS & PBB
  12. Tokoh Perencana Islamic Center Amerika Serikat
  13. Feisal Abdul Rauf, Imam Masjid Ground Zero : tak ada benturan Islam dengan AS
  14. Zabur, Taurat, Injil dan Al Quran Turun di Bulan Ramadhan (asrul_kompasiana)
  15. NuzulQuran dan Kecintaan Terhadap Al-Quran (asrul.kompasiana)

Selasa, 07 September 2010

Otonomi Daerah dan Kerusakan Alam

by: H.Asrul Hoesein

Desentralisasi kekuasaan melalui otonomi daerah bukan hanya pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tapi juga menuntut pemerintah daerah lebih kreatif guna meningkatkan PAD (Pendapatan Asli daerah) sebagai akibat dicabutnya subsidi dari pemerintah pusat.

Berpijak dari sini, banyak kalangan yang mengkhawatirkan diabaikannya masalah pengelolaan lingkungan oleh pemerintah daerah demi meningkatkan PAD mereka melalui berbagai upaya yang salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimilikinya tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekosistem dan kelestarian ekologinya.
Kekhawatiran ini tentu saja cukup beralasan melihat kondisi para elit politik di daerah-daerah belum tentu memiliki visi pembangunan daerah yang berkelanjutan. Fakta-fakta dilapangan menunjukkan bahwa pendekatan pembangunan berkelanjutan ini belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah ketika era sentralisasi masih berlaku di negeri ini. Apalagi sampai saat ini, banyak kalangan pemerintah daerah yang masih terpengaruh euphoria otonomi daerah yang memberikan kewenangan yang lebih besar kepada mereka, karena itu, pembangunan daerah dengan pendekatan yang berkelanjutan mungkin masih jauh dari perhatian mereka. Yang ada dibenak mereka adalah bagaimana sebanyak mungkin menghasilkan pendapatan yang besar dengan memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki daerah.

Kekhawatiran itu nampaknya menjadi kenyataan. Kenyataan yang mengemuka pada masa-masa awal perjalanan otonomi daerah adalah justru berbagai kasus eksploitasi lingkungan dan potensi sumber daya alam di daerah. Demi mengejar target peningkatan PAD, daerah seakan berlomba mengeksploitasi potensi sumber daya alam yang dimiliki tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekosistem dan kelestarian ekologinya.
Meskipun kerusakan lingkungan telah lama terjadi di Indonesia, kerusakan lingkungan dimasa otonomi daerah dinilai banyak kalangan semakin menjadi-jadi. Eksploitasi lingkungan makin dominan dan tidak menunjukkan perubahan paradigma kearah pembangunan berkelanjutan. Pemerintah daerah berjuang mati-matian untuk meningkatkan PAD mereka tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Pemahaman terhadap otonomi daerah yang keliru, baik oleh aparat maupun oleh warga masyarakat menyebabkan pelaksanaan otonomi daerah menyimpang dari tujuan mewujudkan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera. Keterbatasan sumber daya dihadapkan dengan tuntutan kebutuhan dana (pembangunan dan rutin operasional pemerintahan) yang besar, memaksa pemerintah daerah menempuh pilihan yang membebani rakyat, misalnya memperluas dan/atau meningkatkan objek pajak dan retribusi, menguras sumber daya alam yang tersedia, dan lain-lain.
Selain semakin buramnya prospek pengelolaan lingkungan hidup di era otonomi daerah ini karena tuntutan untuk meningkatkan PAD, muncul juga fenomena desentralisasi korupsi. Kalau dimasa orde baru korupsi tersentralisasi di pemerintah pusat, sekarang telah merembet ke daerah-daerah dan menghasilkan apa yang dikalangan masyarakat disebut sebagai korupsi berjamaah. Akhirnya tujuan memakmurkan rakyat melalui otonomi daerah sepertinya jauh panggang dari api. Yang tercipta hanyalah kemakmuran pribadi dan golongan elit pemerintah daerah.
Pemda harus menyadari bahwa pengelolaan lingkungan yang baik akan melahirkan kualitas lingkungan yang baik dan sehat. Kualitas lingkungan yang baik dan sehat baru akan menjadikan masyarakat menjadi sehat dan pada akhirnya akan menciptakan pemerintah daerah yang kuat. Apapun alasannya, pemda dalam membuat sebuah kebijakan harus menjaga kesehatan lingkungan dan menjaga keseimbangan ekositem dan keberlangsungan ekologi di daerahnya. Selama ini kebijakan pemerintah daerah dan keinginan masyarakat lebih banyak menekankan sisi ekonominya dan mengabaikan sisi sosial dan ekologi lingkungan. Mari kita berubah, katanya tidak ada yang kekal di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri.

Perlu Perubahan Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota di Indonesia

by: H.Asrul Hoesein

PERMASALAHAN sampah menyimpan pertanyaan dan misteri besar, bagaimanakah strategi dan langkah-langkah penyelesaiannya? Namun sampah sebenarnya sangat unik dan menarik untuk di kaji lebih dalam. Sampah yang setiap hari dihasilkan, baik dari rumah tangga, pasar dan lain-lain, adalah sumber daya ekonomi yang mesti dijaga dan dikelola dengan baik.
Pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah serta kebijakan lainnya yang menyusul kebijakan tersebut, namun hal ini belumlah cukup bila pemerintah tidak mengarahkan atau mengajarkan kepada masyarakat bagaimana seharusnya sampah itu di kelola, atau setidaknya pemerintah harus berupaya mensosialisasi akan perlunya perubahan paradigma tentang ‘mengelola’ sampah, bahwa sampah itu bukan masalah tapi sebuah anugerah dan berkah dari sang pencipta yang harus diberdayakan.