Sabtu, 30 Oktober 2010

Platform Nasional Demokrat

Platform Nasdem

Kekuatan Nasional

  • “Nilai” – kearifan, kemanusiaan, spirit pembebasan, kemerdekaan, pluralitas, nasionalisme, budaya dan cita-cita nasional, yang tertuang dalam Pancasila, yang merupakan dasar negara;
  • “Diri” - manusia (jumlah penduduk), kekayaan alam, sejarah dan kebudayaan – sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tiada bernilai;
  • “Posisi” – letak strategis Indonesia – diantara dua benua dan diantara dua samudera, dan posisi di bibir pasifik, yang mer upakan pasar yang diperebutkan dunia.

Tantangan Nasional

  • “Kemerosotan nilai” (“erosi nilai”): “erosi spiritualitas” (fundamentalisme, dst); defisit kemanusiaan (kekerasan, ekonomisme, dst); defisit kebangsaan (krisis pluralisme, krisis integrasi nasional, dst).
  • “Kemiskinan” – krisis keadilan; krisis SDM; krisis produksi dan lingkungan (“kerusakan alam”) – negara tidak mampu menjalankan perintah konstitusi.
  • “Globalisasi” – krisis budaya, krisis kedaulatan, ketergantungan - Perubahan geopolitik, geoekonomi, geopertahanan global, dan makin kompetitifnya kawasan Asia Pasifik, pergeseran kekuatan adi daya, “hegemoni” (termasuk hegemoni dalam iptek), ancaman menjadi negara “boneka” atau sekedar menjadi pasar, dst.
  • “Lingkungan” – krisis air bersih, banjir, perubahan iklim, pemanasan global.

H.Asrul Hoesein
Nasdem: 73.71

Restorasi Indonesia


MANIFESTO

Reformasi telah dan tengah mengantar Indonesia sebagai negara demokrasi. Tetapi, kami menolak demokrasi yang hanya sekedar merumitkan tata cara berpemerintahan tanpa mewujudkan kesejahteraan umum. Kami menolak demokrasi yang hanya menghasilkan rutinitas sirkulasi kekuasaan tanpa kehadiran pemimpin yang berkualitas dan layak diteladani. Kami menolak demokrasi tanpa orientasi pada publik. Kami menolak demokrasi yang sekadar menjadi proyek reformasi tanpa arti.

Kami mencita-citakan demokrasi Indonesia yang matang, yang menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, dan kebebasan dengan kesejahteraan. Kami mencita-citakan sebuah demokrasi berbasis warga negara yang kuat, yang terpanggil untuk merebut masa depan yang gemilang, dengan keringat dan tangan sendiri.

Maka, pada hari ini kami berketetapan hati menggalang sebuah gerakan bernama:

NASIONAL DEMOKRAT: RESTORASI INDONESIA

Nasional Demokrat adalah gerakan perubahan yang berikhtiar menggalang seluruh warga negara dari beragam lapisan dan golongan untuk merestorasi Indonesia. Nasional Demokrat tidak hanya bertumpu dan berpusat di Jakarta, melainkan gerakan perubahan yang titik-titik sumbunya terpencar di seluruh penjuru Indonesia.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa beserta kita.

Jakarta, 1 Februari 2010

Restorasi Indonesia

Restorasi Indonesia dicapai dengan:

Pertama, restorasi negara-bangsa yang berupa upaya membangun keteladanan kepemimpinan, membangun karakter gotong royong sesuai dengan dasar negara dan membangun kepercayaan rakyat terhadap institusi negara.

Kedua
, restorasi kehidupan rakyat yang berupa upaya membangun gerakan arus bawah atas prakarsa rakyat, yang membawa nilai-nilai kebajikan, spiritualitas kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang produktif.

Ketiga
, restorasi kebijakan internasional yang berupa upaya membangun keseimbangan baru dalam tata dunia yang lebih adil, damai dan menjaga kelestarian alam semesta.


Mari Bergabung dengan kami di Nasional Demokrat (Nasdem), Demi Indonesia Maju dan Sejahtera.......Amin
Wassalam.......


H.Asrul Hoesein_Nasdem> 73.71

Senin, 25 Oktober 2010

Sampah, Pertanian Organik dan Aplikasi Pro Green

by: H.Asrul Hoesein
(Pendiri GIH Foundation)

Banyak teriakan positif dan negative atau geliat usaha pasca pemerintah mengeluarkan program “Pro Green” atau “Go Organik 2010” baik geliat pemerintah sendiri maupun swasta/NGO-LSM dan masyarakat. Hal ini pula menjadi pekerjaan rumah dan tantangan kita bersama untuk mengawal dan mensukseskan program yang sustainable (berkelanjutan) ini. Jelas program ini positif, tinggal bagaimana mengaplikasikannya secara ril dan bertanggungjawab.

Pengelolaan Sampah di Perkotaan















by: H.Asrul Hoesein
(Pendiri GIH Foundation)
Gambar; Pola Open Dumping TPA Kab. Minahasa,
Sulawesi Utara. Dokumentasi pribadi penulis saat
berkunjung ke Minahasa, Kec. Tondano Utara, @Asrul

Desakan kehidupan modern tampaknya selalu beriring
dengan resiko tercemar dan menurunnya kualitas lingkungan.
Sampah dan limbah merupakan hasil sampingan dari kemajuan
peradaban manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Seiring
dengan peningkatan kebutuhan manusia, produksi sampah dan limbah
hasil aktivitas manusia juga terus meningkat, sehingga menjadi masalah
yang besar.

Teknologi merupakan penentu kebudayaan yang dapat mempengaruhi lingkungan dan social masyarakat, dengan teknologi orang akan dapat memanfaatkan sumber daya alam seoptimal mungkin. Namun dengan adanya teknologi timbul suatu permasalahan lingkungan yang dapat mengancam kehidupan manusia, yakni berupa limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Selain itu pertambahan penduduk dunia makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang berarti juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Besarnya tempat dan ruang yang dibutuhkan untuk menyimpan sampah-sampah tersebut jelas makin meningkat secara progresif dengan bertambahnya jumlah populasi persatuan area tertentu, dan makin bervariasinya kegiatan sehari-hari masyarakat serta industri.

Penanganan Sampah Dengan Peran Aktif Masyarakat

by: H.Asrul Hoesein
(Pendiri Gerakan Indonesia Hijau)

Selama ini tahapan penanganan sampah yang ada dimulai dari pengumpulan sampah pada tingkat rumah tangga, kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah tingkat RW dan kelurahan atau yang umum dikenal dengan nama Tempat Pembuangan sampah Sementara (TPS), hingga akhirnya diangkut oleh Dinas Kebersihan kota ke Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA). Bila dilihat dari mata rantai pembuangan sampah tersebut, nampaklah beban TPA amat berat mengingat harus menampung sampah yang ada dari seluruh bagian kota. Hal inilah yang dirasakan menjadi masalah oleh kebanyakan kota besar di Indonesia, Khusus untuk penanganan sampah, berdasarkan informasi dari Dinas Kebersihan diketahui bahwa dari tahun ke tahun biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan sarana transportasi (gerobak/motor sampah,truk sampah dan loader/buldozer) dan lahan tempat pembuangan sampah (baik TPS dan TPA) makin meningkat sementara alokasinya masih terbatas.
Oleh karena itu, penulis memberi konsep “Hijau Bersih Mandiri” dengan beberapa strategi, yaitu : Meminimalkan/memilah sampah dari sumbernya; mendaur ulang dan pembuatan kompos/pupuk organik padat dan cair dan produk lainnya; meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah serta penanganan sampah di tempat pembuangan akhir sampah dengan cara yang akrab/ramah lingkungan dengan mendirikan IPSK (Instalasi Pengolahan Sampah Kota) sampah organik dan non organik, serta mendirikan IPSO (Instalasi Pengolahan Sampah Organik) basis komunal di TPS dan Pasar Tradisional dengan pola sentralisasi-desentralisasi (seDesentralisasi).