Jumat, 08 Desember 2017

Yerusalem Harus Status Quo, Indonesia Pro Palestina

Presiden AS Donald Trump: Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Rabu (6/12/2017)
Keputusan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel yang disambut kutukan dunia menegaskan posisi kota tua itu yang sangat khusus bagi Israel dan Palestina.

Tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dinilai melanggar hukum internasional dan membahayakan proses perdamaian di Timur Tengah.
Sebab, Dewan Keamanan PBB dalam beberapa dekade terakhir sudah mengeluarkan berbagai resolusi yang menegaskan bahwa pendudukan Israel atas sebagian wilayah Yerusalem adalah ilegal. Sebuah Resolusi DK PBB itu final dan mengikat bagi seluruh negara anggota PBB termasuk Amerika Serikat.


Situs-situs Kota Tua Yerusalem (Dok_Asrul)
DK PBB misalnya, pernah mengeluarkan Resolusi 242 tahun 1967 yang memerintahkan Israel untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang direbutnya melalui perang, termasuk Yerusalem.

Lalu ada Resolusi 476 DK PBB tahun 1980 dimana PBB tidak mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan memerintahkan seluruh negara anggota PBB untuk memindahkan kedutaan besarnya dari kota Yerusalem.

Buntutnya tidak ada satu negara pun hari ini yang memiliki kedutaan besar di Yerusalem. Pemerintah RI melalui Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan pernyataan menolak dan mengutuk langkah AS yang memberikan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibukota negara Israel.

Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan itu melanggar resolusi DK dan Majelis Umum PBB. Saya dan rakyat Indonesia tetap konsisten bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya - Presiden Joko Widodo


Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Yerusalem.

Yerusalem, Kota Suci dengan Sejarah yang Panjang. Kota ini penting bagi umat Kristen, Islam dan Yahudi -tiga agama yang sama-sama terkait dengan figur Ibrahim dalam kitab-kitab suci.

Yerusalem - nama itu bergema di hati umat Kristen, Yahudi dan Muslim sejak berabad-abad sengketa dan sejarah bersama.

Dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim dan dalam bahasa Arab disebut al-Quds, Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di masa lalu, kota ini pernah berulang kali direbut, ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali oleh berbagai pihak, dan seakan setiap lapisan buminya mengungkapkan berbagai potongan sejarah masa lalu.

Pusat -bahkan inti- Yerusalem adalan bagian Kota Tua, suatu labirin gang-gang sempit dan arsitektur bersejarah yang menandai empat penjuru kota - kawasan Kristen, Muslim, Yahudi dan Armenia. Dikelilingi oleh dinding batu berupa benteng tempat berdirinya sejumlah situs tersuci di dunia.
Setiap kawasan mewakili populasi tersendiri. Orang-orang Kristen memiliki dua kawasan, karena orang-orang Armenia juga beragama Kristen. Kawasan Armenia ini, yang terkecil dari keempatnya, adalah salah satu pusat Armenia tertua di dunia.

Ini hal yang sangat unik karena komunitas mereka telah mempertahankan budaya dan peradaban mereka sendiri di dalam Gereja dan Biara St. James, yang mencakup sebagian besar kawasan mereka.

Gereja
 

Keluarga Muslim Jaga Gereja Makam Suci

Gereja Makam Kudus

Inilah Gereja Makam Kudus atau gereja makam Suci di Yerusalem (The Holy Sepulchre). Ini merupakan sebuah gereja Kristen di Kota Tua Yerusalem, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Yesus disalib, dimakamkan dan dan mengalami kebangkitan.

Di dalam Kawasan Kristen terdapat Gereja Makam Kudus, sebuah tempat ziarah penting para penganut orang Kristen di seluruh dunia. Tempat itu terletak di sebuah lokasi yang sangat penting dalam kisah Yesus: kematiannya, penyalibannya dan kebangkitannya.
Dalam kepercayaan tradisi Kristen pada umumnya, Yesus disalibkan di sana, di bukit Golgota, atau bukit Kalvari, dan makamnya terletak di dalam bangunan pekuburan yang juga diyakini sebagai tempat kebangkitannya.

Gereja Makam Yesus Yang Dijaga Keluarga Muslim
Gereja Makam Kudus dikelola bersama oleh perwakilan aliran Kristen yang berbeda, terutama Patriarkat Ortodoks Yunani, kaum biarawan Fransiskan dari Gereja Katolik Roma dan Patriarkat Armenia, serta kalangan kristen Ortodoks Etiopia, Koptik dan Suriah.

Tempat ini adalah salah satu tujuan ziarah utama bagi ratusan juta orang Kristen di seluruh dunia yang mengunjungi makam kosong Yesus dan mencari penebusan dalam doa di lokasi tersebut.

Masjid



Al-Masjid Al-Aqsa merupakan nama arab yang berarti Masjid terjauh. 10 tahun setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, beliau melakukan perjalanan malam dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan kemudian menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat 5 waktu dari Allah, peristiwa ini disebut Isra’ Miraj. Masjid ini disebut oleh Rasulullah dalam Hadits sebagai Masjid Biru karena mempunyai Kubah berwarna biru.

Masjid Al-Aqsa merupakan bangunan tertua kedua setelah Ka’bah di Mekkah, dan tempat suci dan tempat terpenting ketiga setelah Mekkah dan Madinah. Luas kompleks Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi, atau 1/6 dari seluruh area yang dikelilingi tembok kota tua Jerusalem yang berdiri saat ini. Dikenal juga sebagai Al Haram El Sharif atau oleh yahudi disebut Kuil Sulaiman. Kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menampung sekitar 400.000 jemaah (Masjid Al-Aqsa menampung sekitar 5.000 jamaah, selebihnya sholat di kompleks yang ber-area terbuka).

Pembangunan kembali kompleks Masjid Al-Aqsa dimulai 6 tahun setelah Nabi wafat oleh Umar Bin Khattab. Beliau menginginkan untuk dibangun sebuah masjid di selatan Foundation Stone (membelakangi Foundation Stone, menghadap selatan/Mekkah). Pembangunan tersebut dilakukan oleh Khalifah Ummayah Abd Al Malik Ibn Marwan dan diselesaikan oleh anaknya Al Walid 68 tahun setelah Nabi wafat dengan diberi nama Masjid Al Aqsha.
Kubah Ash Shakhrah (Masjid Umar)
Di tahun 638, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya hingga Yerusalem.  Dengan adanya penaklukkan Arab, orang Yahudi diizinkan kembali ke kota. Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Yerusalem akan dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim.  Umar memimpin dari Batu Fondasi di Bukit Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk mempersiapkan bangunan masjid.  Menurut uskup Gaul Arculf, yang tinggal di Yerusalem dari 679 hingga 688, Masjid Umar merupakan bangunan kayu persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung 3.000 jamaah. Khalifah Abdul Malik dari Umayyah mempersiapkan pembangunan Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock) pada akhir abad ke-7.  

Sejarawan abad ke-10 al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul Malik membangun altar untuk menyelesaikan kemegahan gereja-gereja monunental Yerusalem.  Selama lebih dari empat ratus tahun berikutnya, ketenaran Yerusalem berkurang saat wilayah itu direbut dan menjadi wilayah kekuasaan Arab.

Kawasan Muslim adalah yang terbesar dari keempatnya dan berisi tempat suci Kubah Batu (Kubah As-Shakrah, atau Dome of the Rock) dan Masjid al-Aqsa di dataran tinggi yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram Al-Sharif.

Masjid yang dikelola oleh sebuah lembaga wakaf itu merupakan tempat tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Masjidil Aqsa ini dari Mekkah dalam perjalanan malam Isra Miraj, dan solat dan berdoa bersama ruh para nabi. Beberapa langkah dari masjid, adalah Kubah As-Shakrah yang berisi batu fondasi yang diyakini umat Islam sebagai tempat bertolak Muhammad menuju surga. dalam peristiwa Isra Miraj itu.  

Dinding
 
Seorang penganut Yahudi berdiri di tembok barat Yerusalem

Di Kawasan Yahudi terdapat Kotel, atau Dinding Ratapan, atau Tembok Barat, sisa dari dinding tempat berdirinya Bait Suci zaman dulu.

Di dalam tempat suci itu terdapat Ruang Maha Kudus, situs paling suci dalam agama Yahudi.
Umat Yahudi percaya bahwa inilah tempat batu fondasi penciptaan dunia, dan tempat Abraham, atau Nabi Ibrahim, siap mengorbankan anaknya Ishak, atau Ismail. Banyak orang Yahudi yang percaya bahwa Dome of the Rock adalah tempat Ruang Maha Kudus itu.

Saat ini, Tembok Barat adalah tempat orang Yahudi bisa berdoa di lokasi terdekat ke Ruang Maha Kudus.

Situs ini dikelola oleh Rabi dari Tembok Barat dan setiap tahun menampung jutaan pengunjung. Orang-orang Yahudi dari seluruh dunia mengunjungi tempat ini untuk berdoa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Gabung Diskusi serta Mohon komentar dengan sopan, jangan SPAM atau SARA. Komentar SPAM atau SARA akan dihapus..Blog ini Bersifat Dofollow, Anda komentar dapat Backlink Otomatis untuk Meningkatkan PR Blog Anda...Terima kasih atas Kunjungan,Salam Sukses....!!!