Berbudi Baik Kepada Orang Lain, membangun positif thinking
TIDAK ada cara yang lebih utama untuk menghilangkan kecemasan dibandingkan dengan memberikan suatu kebaikan dan berbuat baik kepada orang lain. Hal ini bukan sekedar nasihat, melainkan fakta nyata yang berkaitan dengan kejiwaan. Ini sudah menjadi ketetapan para pakar kejiwaan.
Bila Anda ingin mengetahui kebenaran teori ini, cobalah sendiri. Cobalah untuk berbuat baik kepada orang lain dan memberikan amal kebaikan kepada orang lain. Namun dengan syarat pemberian Anda itu sekadar bentuk pelayanan tanpa imbalan materi. Anda akan melihat dan merasakan betapa menjadi lapangnya hati Anda. Suatu ketika, seorang laki-laki dating mengadu kepada Rasulullah saw., bahwa hatinya menjadi keras. Ia mengadu kepada Rasulullah saw. Bahwa ia merasa susah, sedh, dan cemas. Perhatikan apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Kepadanya,”Usaplah kepala anak yatim dan beri makan orang miskin.” (HR Ahmad dan Baihaqi)
Orang ini telah menetapkan dari sisi pandang materi saja, yakni dari sisi kebahagiaan dunia saja. Ia menetapkan bahwa kenikmatan seseorang tergantung kepada kenikmatan orang lain. Lantas bagaimana dengan Anda, sedangkan Anda adalah seorang muslim. Tentu Anda mengetahui bahwa memberkan amal baik dan berbuat baik kepada orang lain tidak hanya membawa kenikmatan di dunia saja, melainkan juga akan membawa kenikmatan di akhirat dan kebahagiaan yang abadi.
Rasulullah saw, bersabda,”Orang-orang gemar berbuat kebaikan terjaga dari bencana keburukan. Ahli kebaikan di dunia merupakan juga ahli kebaikan di akhirat. Dan orang yang pertama kali masuk surga adalah mereka yang ahli dalam kebaikan.”
Allah swt. Akan menghilangkan kegelisahan seseorang yang gemar membantu sesamanya sewaktu di dunia, juga orang yang gemar menolong orang lain yang kesulitan. Selanjutnya, urusan tidak begitu saja, melainkan balasannya adalah setimpal dengan jenis perbuatannya. Seandainya balasannya memang demikian, tampaknya ini cukuplah sebagai alas an atau sebab untuk berbuat kebaikan.
Rasulullah saw. Bersabda,”Siapa yang menghilangkan kegelisaan seorang mukmin dar kegelisaan-kegelisaannya di dunia, niscaya Allah menghilangkan kegelisaan-kegelisaannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memberikan kemudahan kepada seseorang dari kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepada seseorang dari kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya selama hamba-Nya itu memberi pertolongan kepada saudaranya…”(HR Muslim dan lainnya)
Dengan perbuatan baik dan pertolongan Anda kepada orang lain, Anda akan mendapat ridha dan taufik dari-Nya. Hal ini juga akan menjadi penolong bagi Anda ketika menghadapi urusan-urusan keduniaan, juga menghilangkan dari diri Anda kegelisaan-kegelisaan di akhirat.
Apakah disana ada karunia yang lebih besar dari semua ini? Orang yang hidup hanya untuk dirinya sendiri, orang tersebut sama sekali tidak dapat merasakan indah dan nikmatnya hidup, sehingga Anda akan melihat orang itu selalu susah dan sedih. Benar sekali orang mengatakan,”Orang yang hidup hanyauntuk dirinya sendiri tidak berhak untuk dilahirkan.” Sekalipun seseorang telah dirugikan sedikit secara materi, namun perolehan moral yang akan ia dapatkan dari membantu orang lain adalah lebih besar daripada sekedar kerugian materi yang tentunya dapat dihitung.
Mari membangun pikiran positif kita…Sukses untuk Anda!
0 komentar :
Posting Komentar