Phoskko Organic Product.
Panen energi listrik dan Pupuk dari Sampah Organik
Sampah
organik yang selama ini dibuang dengan bercampur tanpa terpisah dengan
jenis lainnya (anorganik maupun B3), akhirnya harus berujung ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah, menjadi gunung penghasil gas metana yang
setiap saat menimbulkan sumbangan pada
pemanasan global (global warming) serta bencana dalam bentuk ledakan.
Dengan menempatkan sampah organik secara terpisah, kemudian dibangkitkan
gas metananya dalam digester kedap udara, dengan bakteri anaerobik
seperti Green Phoskko (GP-7), maka kemudian gas (CO2 dan CH4) yang
diproduksinya dapat ditampung dalam gas holder di bagian atas digester.
Dengan dialirkan ke inlet genset (generator biogas), gas akan
didikonversi menjadi energi listrik, dan sisa akhir prosesnya, lumpur
sisa hasil pencernaan (slurry) menjadi pupuk kompos yang baik bagi
tanaman.
Sampah organik sungguh sangat memberi manfaat bagi manusia ( penerangan, penggerak mesin maupun daya listrik bagi perkakas rumah tangga), disamping sisa prosesnya menjadi pupuk dan penyubur tanaman dan tanah pertanian. Gas methan (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Gas methan sama dengan gas elpiji (liquidified petroleum gas/LPG), perbedaannya adalah gas methan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak. Sayangnya,hingga kini sampah katagori organik (dari pasar induk, sisa masakan dan makanan di FB Hotel serta restoran, feces manusia di septic tank, kotoran ternak peternakan, sampah perumahan), seringkali tanpa pengelolaan secara baik. Karenanya bukan memberi berkah sebagai energi listrik (bioelektrik) maupun pupuk organik melainkan, sampah organik, malahan, jadi penimbul masalah kepada makin memburuknya sanitasi lingkungan dan, bahkan, siap melahirkan bencana.
Sampah organik sungguh sangat memberi manfaat bagi manusia ( penerangan, penggerak mesin maupun daya listrik bagi perkakas rumah tangga), disamping sisa prosesnya menjadi pupuk dan penyubur tanaman dan tanah pertanian. Gas methan (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Gas methan sama dengan gas elpiji (liquidified petroleum gas/LPG), perbedaannya adalah gas methan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak. Sayangnya,hingga kini sampah katagori organik (dari pasar induk, sisa masakan dan makanan di FB Hotel serta restoran, feces manusia di septic tank, kotoran ternak peternakan, sampah perumahan), seringkali tanpa pengelolaan secara baik. Karenanya bukan memberi berkah sebagai energi listrik (bioelektrik) maupun pupuk organik melainkan, sampah organik, malahan, jadi penimbul masalah kepada makin memburuknya sanitasi lingkungan dan, bahkan, siap melahirkan bencana.
Ref: KencanaOnline
0 komentar :
Posting Komentar