Pengelolaan Sampah Berbasis Komunal by CSR
Rotary Kiln elektrik (RKE 1000L) |
Alat
mesin komposter (mesin dekomposer atau pengurai sampah organik) ukuran
besar telah diuji cobakan sejak tahun 2004, dengan hasil mengagumkan.
Komposter Biophoskko® Rotary Klin Manual RKM 1000L, misalnya, terbukti
mampu mengolah sampah hingga 3 m3 (setara berat 1 ton)/batch produksi)
. Kapasitas mesin ini berkemampuan merobah (melalui proses dekomposisi)
sampah organik jadi kompos padat dan pupuk organik cair (POC) hanya 5
hari, atau lebih cepat 55 hari dibanding pengomposan secara tradisional/konvensional (model bedeng atau open windrows) .
Kini,
kelengkapan produksi kompos menggunakan Rotary Klin Biophoskko® untuk
skala komunal atau komersial ini (melayani pengelolaan sampah keluaran
beberapa RT, blok perumahan, RW, pasar, hotel, kantin-kantin pabrik dan
kawasan komersial) telah makin maju dan modern. Bahan pembuatan mesin
dibuat dari rangkaian bahan logam, fiber resin, exhaust fan, dan reducer
bahkan terdapat pula Rotary Kiln elektrik (RKE 1000L) yang bisa
digerakan dengan listrik maupun penggerak (engine mover) .Melengkapi alat komposter diatas, guna menyiapkan bahan dalam
pengomposan, terdapat pula mesin Pencacah Organik (MPO/chopper) yang
berfungsi menjadikan ukuran sampah semakin kecil, dan hal ini berguna
untuk mempercepat laju dekomposisi (fermentasi) - karena meluasnya
permukaan material sampah dan bahan organik. Selanjutnya, terdapat pula
mesin pengayak kompos (screen tools ) guna memisahkan berbagai ukuran
kompos.
Dengan
adanya mesin Rotary Kiln telah mendorong lahirnya usaha Jasa Kebersihan
(outdoor cleaning service) - misalnya komplek perumahan (Real Estate) ,
apartemen dan perkantoran. Karena terhadap sampah dari lingkungannya
sendiri, resistensi (penolakan) masyarakat sekitar terhadap pengolahan
sampah di sumbernya (model IPKK) ini lebih rendah dibanding terhadap
proyek pengolahan sampah skala lebih besar seperti sampah satu kota -
yang misalnya terkonsentrasi di suatu lokasi, sebagaimana suatu TPAS
(Tempat Pembuangan Akhir Sampah) .
Pengembangan
usaha Jasa Kebersihan dalam satu IPKK pada level skala RT/ RW atau
suatu komplek perumahan sejauh ini berjalan dengan baik, memberi
keuntungan layak kepada pengelolanya, disamping aman dari penolakan
(resistensi) masyarakat. Apalagi dengan berlakunya UU No 18/ 2008
tentang Pengelolaan Sampah, yang mewajibkan penghasil sampah
mengelolanya baik secara mandiri maupun dikontrakan kepada pihak ketiga
(rekanan).
Dengan
pilihan teknologi dalam mengelola sampah di lokasi dimana dihasilkan,
menggunakan komposter Rotary Klin Manual (RKM 1000L) kapasitas 3 m3/
unit/ batch produksi 5 hari dalam suatu Instalasi IPKK sekurangnya
diperlukan 5 unit Rotary Kiln RKM 1000L ditambah 1 unit pencacah MPO 500
HD kaps 3 m3/ hari dan 1 mesin pengayak MPK kapasitas 3 m3/ hari.
Dengan
paket alat Instalasi Produksi Kompos Kota (IPKK) diatas, diperlukan
modal investasi mulai Rp 97.000.000, - (harga tingkat pabrik Bandung dan
diluar biaya bangunan peneduh tanpa dinding) . Investasi ini akan lebih
besar jika pilihannya menggunakan mesin dengan tenaga engine atau
listrik (elektrik) .
Paket mesin IPKK (model minimalis) diatas sudah memadai bagi pengelolaan
1 ton atau 3 m3 sampah/ hari atau mengelola sampah dari sekitar 200
rumah (1000 jiwa) secara terus menerus tanpa henti setiap hari. Paket
investasi mesin ini pun akan menjadikan IPKK sebagai suatu usaha kecil
(UKM) dalam menghasilkan 400 kg kompos (40 % dari berat sampah) dan 20
sd 25 botol 500 ml pupuk cair organik (1 persen dari berat sampah) -
setiap hari.
Membuat
kompos menggunakan Rotary Klin ini akan memerlukan biaya 4 kantong @7
Kg mineral penggembur (bulking agent, 3 % dari berat sampah) Green
Phoskko @ Rp 5.000, -/kg dan 1 kg ~ 4 Pack aktivator (Green Phoskko, 1
permil) @ Rp 110.000, -/kg atau totalsekitar Rp 250.000, -/batch
produksi per 1 hari/Unit IPKK.
Untuk
keperluan komersial (hasil kompos dan organik cair dijual) , diperlukan
tambahan biaya kemasan pupuk cair dan kemasan kompos padat bermerk
sebanyak (100 pcs kantong kemasan kompos padat @ 5 kg = Rp 195.000 dan
20 botol @ 500 ml kemasan pupuk organik cair = Rp 105.000) , total Rp
550.000,-
Dengan biaya diatas, akan menghasilkan 40 % kompos padat dari berat
bahan sampah organik (atau semula 1 ton sampah, akan menjadi sekitar 400
kg kompos atau 80 hingga 100 kantong @ 4 atau 5 kg/ pack) . Disamping
hasil kompos padat, terdapat juga 20 botol pupuk organik cair (liquid
organic fertilizer) @ Rp 20.000 sd Rp 40.000, - /botol @ 500 ml
ditambah pendapatan atas jasa kebersihan- yang jika dinilai sekitar Rp
1. 400.000,-/proses/unit Instalasi IPKK/ hari. Sebagaimana diketahui,
harga kompos Rp 1000, -/kg ditambahharga pupuk organik cair Rp 20.000, -
hingga Rp 40.000, -/botol @ 500 ml.
Pendapatan
retribusi kebersihan (typing fee) akan diperoleh ketika mengolah sampah
lingkungan didalam kawasan perumahan berpendapatan tinggi (real estate,
apartemen, condominium), atau menjadi kontraktor pengambilan sampah
dari hotel, restoran maupun pasar.
Pada
model jasa kebersihan suatu perumahan, akan terdapat pendapatan
tambahan berupa " retribusi" kebersihan (typing fee) sekitar 200 rumah x
Rp 25.000/ bulan = Rp 5.000.000, - . Uang kebersihan biasanya dikelola
Rukun Warga (RW) maupun perusahaan pengembang (developer) . Kapasitas 5
unit Rotary Klin 3 m3 (IPKK) akan mampu mengolah sampah setiap hari,
secara berkesinambungan, dari 200 sampai 250 rumah tangga (per keluarga 5
jiwa) .
Dari
gambaran usaha kecil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengomposan
skala komersial komunal bisa menjadi pilihan usaha dan menguntungkan
secara ekonomi serta, dilain pihak, pasti memberi manfaat kepada
perbaikan lingkungan kota - yakni dengan berhentinya lalulintas dari
mobilisasi sampah melintasi kota menuju TPA maupun bersihnya sampah di
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) .
Dorongan kesadaran akan pentingnya kesehatan lingkungan maupun lahirnya
UU No 18/2008 menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di lingkungan
pabrik (kantin), hotel, restoran, perumahan dan kawasan komersial
lainnya.
Walaupun
tidak untuk tujuan komersial, kini banyak juga perusahaan dan pabrik -
dengan karyawan hingga ribuan orang- mengolah sampah kantin- penghasil
limbah makanan ratusan kg hingga 1 ton/hari. Perlu diketahui, setiap
orang menghasilkan sampah/ kapita/hari = 2, 9 liter. Dengan demikian,
setiap 1000 orang karyawan pabrik, misalnya, akan menghasilkan 2900
liter (2, 9 m3) atau setara berat 1 ton.
Beberapa
Pemerintah Kota/ Kabupaten (antara lain Kab Majalengka, Rembang,
Pekalongan, Karawang, Bekasi, Manokwari, Ambon, Jakarta Utara, Donggala,
Banda Aceh, Kota Cimahi, dll) serta instansi pemerintah (BKKBN,
Depkumham bagi pengelolaan sampah Lapas di LP Tangerang, LP Cipinang
Negara dan LP Narkotika, LP Salemba, LP Surabaya, LP. Banceuy, dll)
telah memberi kepercayaan kepada Biophoskko membantu memecahkan masalah
sampah yang selama ini sebagai unit biaya (cost centre) menjadi unit
kerja dengan biaya mandiri.
Demikian
juga beberapa perusahaan besar (Tbk) seperti PT Persero Gas Negara
(PGN) - yang memberikan dukungan pada pengembangan komposter Rotary Kiln
di berbagai lokasi di Bandung, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT
Telkom Tbk, PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Tbk Jakarta -
Bogor dan KIIC Karawang, Pertamina UP Cilacap, Pertamina UP Bunyu
Tarakan, PT. Gudang Garam (Tbk) Kediri, PT. Bhineka Karya Manunggal -
industri textil besar di Klari Karawang, Medco Oil & Gas Company
Kaji Muara Enim, Mc Dermott Indonesia di Batam, PT Aneka Tambang
(Persero) Halmahera, dll- menggunakan alat mesin ini dalam kepentingan
pengelolaan sampah di lingkungan sendiri maupun bagi pembinaan
masyarakat sekitar (PKBL) .
Beberapa
perusahaan (pengembang perumahan PT Billpass Asri) di beberapa lokasi
Sunter Jaya, Pejagalan, Tugu Selatan (Sunter Jakarta Utara) dan LSM (CHR
Aceh,dll) juga mempercayakan pembuatan model pengelolaan sampah oleh
masyarakat kepada teknologi Biophoskko dalam melaksanakan program
Corporate Social Responsibility (CSR). Paket teknologi Biophoskko juga
digunakan oleh perusahan besar - seperti PT ASTRA Company melalui Auto
2000 Soengkono Surabaya- dalam mendukung perolehan sertifikat ISO 14.000
dengan program “Clean and Green Company” di berbagai service point-
nya.
Disamping
program pengelolaan sampah non profit oriented diatas, juga terdapat
pendirian Instalasi IPKK sebagai suatu bisnis - sebagaimana telah
dilakukan Pengusaha (misal Mr Petrus di Kutai Barat, Kukje Sangyo di
Papua, Herman Gunawan - Tanjungraya Pontianak, Totok Maryadi-
Yogyakarta, Toto peternak sapi di Malang, Moch Taviv Palembang,
perkebunan di Mandoge Kisaran Sumut, Sigit di Dandangan Kediri, Danang
di Semarang, dll) .
Permintaan
pasar akan kompos kini makin besar sejalan dengan permintaan ekspor,
keperluan reklamasi lahan tambang, permintaan petani organik serta
dimulainya program pengembangan organik granul (POG) oleh subsidi
Pemerintah melalui BUMN Pertanian. Dimulai tahun 2008 (385 rb ton)
hingga 3 juta ton (tahun 2012) .
0 komentar :
Posting Komentar