DiaryAsrul. Diberdayakan oleh Blogger.
- Selamat Datang di Weblog Asrul Hoesein Diary - Green Corruption Watch - Indonesia Go Organik - Indonesia Clean and Green - Stop Global Warming - Anda Butuh Proposal Ada disini Dan Silakan Download - Mitra Kerja PT. Cipta Visi Sinar Kencana [Posko Hijau] Bandung perusahaan Formulator dan Prinsipal - Jejaring Usaha Pupuk dan Pemupukan "Berbasis Organik" dalam dan luar negeri - Bakteri Pengurai Limbah Organik [Aktivator GreenPhoskko-GP1] - Penggembur Bulking Agent ^ Mineral Penghilang Bau Limbah Organik [GP2] - Posko Hijau Memberi Pelatihan ^ Presentasi ^ Pendampingan Tata Kelola Sampah kepada Pemerintah ^ Perusahaan [Program CSR] ^ Kelompok Tani [HKTI-LM3-P4S-Feati] ^ Kelompok Usaha [Syarikat Islam-Kadin-HIPMI-HIPPI-Asosiasi] ^ Design TPA sesuai SNI Konsep Kelola Sampah dengan Optimalisasi Fungsi TPS [Sentralisasi Desentralisasi-Basis Komunal] dan - Mesin Olah Sampah Organik [RKE 2000L] - Mesin Olah Sampah Organik [RKE 1000L] - Mesin Olah Sampah Organik (RKM 1000L) - Komposter Biophosko® [Hand Rotary] - Komposter Biophosko® Compost Bin [S-60L] - Komposter Biophosko® Compost Bin [M-80L] - Komposter Biophosko® Compost Bin [L-120L] - Barel Kompos Biophosko® BK 200 L - Komposter Elektrik Biophoskko® (KE 100L) - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramalet® Flexible Formula - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramalet® Kakao [Cocoa Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramalet® Lada [Fertilizer For Pepper] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Tanaman Buah Dalam Pot [Tabulampot] - Pupuk Gramafix® Padi [Fertilizer for Rice Paddy] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Mente [Fertilizer for Cashew] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Jagung [Corn Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Sawit [Palm Oil Tree Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Karet [Fertilizer for Rubber Tree] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Formula Spesifik Tanaman Hias - Pupuk Gramafix Formula Tebu [Sugarcane Crops Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Sayuran Biji [Peas & Beans Vegetable Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Cengkeh [Clove Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Sayuran Daun [Leafy Vegetable Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Kopi [Coffee Fertilizer] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Sayuran Umbi [Fertilizer for Root Crops] - Pupuk Tablet [NPK Plus] Gramafix® Kacang [Fertilizer For Legum]Pupuk Organik Kompos GreenPhoskko® PadatPupuk Organik Gramafert® CairPupuk Organik Granul - Alat Uji Unsur Pupuk [Digital NPK Tester] - Pendampingan Usaha Agribisnis dan Agrowisata serta Perkebunan Swasta Nasional^BUMN.

Rabu, 20 April 2011

Depresi

1. Pengertian Depresi
Seseorang dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lamban dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami depresi memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depan, dan ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil keputusan.
Menurut Suryantha Chandra (2002 : 8), depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal, tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. Individu yang menderita depresi aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lambat, kepercayaan diri menurun, semangat dan minat hilang, kelelahan yang sangat, insomnia, atau gangguan fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, rasa sesak didada, hingga keinginan untuk bunuh diri (John & James, 1990 : 2).
Salah satu gejala depresi adalah pikiran dan gerakan motorik yang serba lamban (retardasi psikomotor), fungsi kognitif (aktifitas mental emosional untuk belajar, mengingat, merencanakan, mencipta, dan sebagainya) terganggu. Jadi depresi mencakup dua hal kesadaran yaitu menurunnya aktifitas dan perubahan suasana hati. Perubahan perilaku orang yang depresi berbeda - beda dari yang ringan sampai pada kesulitan - kesulitan yang mendalam disertai dengan tangisan, ekspresi kesedihan, tubuh lunglai dan gaya gerak lambat (A. Supratiknya, 1995 : 67).

Menurut Maramis (1998 : 107), depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih, rasa tidak berguna, gagal, kehilangan, putus asa, dan penyesalan yang patologis. Depresi juga disertai dengan komponen somatik seperti anorexia, konstipasi, tekanan darah dan nadi menurun. Dengan kondisi yang demikian, depresi dapat menyebabkan individu tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam hidupnya.
Depresi pada lanjut usia kemungkinan akan sangat berkaitan dengan proses penuaan yang terjadi pada diri lanjut usia, pada fase tersebut sering terjadi perubahan fisik dan mental yang mengarah ke penurunan fungsi. Proses menjadi tua menghadapkan lanjut usia pada salah satu tugas yang paling sulit dalam perkembangan hidup manusia. Hurlock (1992 : 387 ) mengemukakan beberapa masalah yang umumnya unik pada lanjut usia, yaitu :
a. Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya, sehingga bergantung pada orang lain.
b. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
c. Menentukan kondisi fisik yang sesuai dengan perubahan status ekonominya.
d. Mencari teman untuk mengganti pasangan yang meninggal atau cacat.
e. Mengembangkan kegiatan untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
f. Belajar untuk memperlakukan anak – anak yang sudah besar sebagai orang dewasa.
g. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa.
h. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki kemampuan untuk menggantikan kegiatan lama yang berat dengan yang lebih cocok.
i. menjadi korban atau dimanfaatkan oleh para penjual obat “buaya darat”, dan kriminalitas karena tidak sanggup lagi mempertahankan diri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa depresi pada lanjut usia adalah suatu keadaan dimana individu mengalami gangguan psikologis yang berpengaruh terhadap suasana hati, cara berpikir, fungsi tubuh dan perilakunya, seperti rasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, insomnia, putus asa dan merasa tidak berharga. Jadi keadaan depresi dapat diketahui dari gejala dan tanda yang penting yang mengganggu kewajaran sikap dan tindakan individu atau menyebabkan kesedihan yang mendalam.
2. Aspek Depresi
Beck (dalam Nanik Afida dkk, 2000 :181) menjelaskan depresi memiliki beberapa aspek emosional, kognitif, motivasional, dan fisik.
a. Aspek yang dimanifestasikan secara emosional, yaitu :
1). Perasaan kesal atau patah hati (dejected mood) ; perasaan ini menggambarkan keadaan sedih, bosan dan kesepian yang dialami individu. Keadaan ini bervariasi dari kesedihan sesaat hingga kesedihan yang terus - menerus.
2). Perasaan negatif terhadap diri sendiri ; perasaan ini mungkin berhubungan dengan perasaan sedih yang dijelaskan di atas, hanya bedanya perasaan ini khusus ditujukan kepada diri sendiri.
3). Hilangnya rasa puas ; maksudnya ialah kehilangan kepuasan atas apa yang dilakukan. Perasaan ini dapat terjadi pada setiap kegiatan yang dilakukan termasuk hubungan psikososial, seperti aktivitas yang menuntut adanya suatu tanggung jawab.
4). Hilangnya keterlibatan emosional dalam melakukan pekerjaan atau hubungan dengan orang lain ; keadaan ini biasanya disertai dengan hilangnya kepuasan diatas. Hal ini dimanifestasikan dalam aktivitas tertentu, kurangnya perhatian atau rasa keterlibatan emosi terhadap orang lain.
5). Kecenderungan untuk menangis diluar kemauan ; gejala ini banyak dialami oleh penderita depresi, khususnya wanita. Bahkan mereka yang tidak pernah menangis selama bertahun-tahun dapat bercucuran air mata atau merasa ingin menangis tetapi tidak dapat menangis.
6). Hilangnya respon terhadap humor ; dalam hal ini penderita tidak kehilangan kemampuan untuk mempersepsi lelucon, namun kesulitannya terletak pada kemampuan penderita untuk merespon humor tersebut dengan cara yang wajar. Penderita tidak terhibur, tertawa atau puas apabila mendengar lelucon.
b. Aspek depresi yang dimanifestasikan secara kognitif, yaitu :
1). Rendahnya evaluasi diri ; hal ini tampak dari bagaimana penderita memandang dirinya. Biasanya mereka menganggap rendah ciri - ciri yang sebenarnya penting, seperti kemampuan prestasi, intelegensi, kesehatan, kekuatan, daya tarik, popularitas, dan sumber keuangannya.
2). Citra tubuh yang terdistorsi ; hal ini lebih sering terjadi pada wanita. Mereka merasa dirinya jelek dan tidak menarik.
3). Harapan yang negatif ; penderita mengharapkan hal - hal yang terburuk dan menolak uasaha terapi yang dilakukan.
4). Menyalahkan dan mengkritik diri sendiri ; hal ini muncul dalam bentuk anggapan penderita bahwa dirinya sebagai penyebab segala kesalahan dan cenderung mengkritik dirinya untuk segala kekurangannya.
5). Keragu-raguan dalam mengambil keputusan ; ini merupakan karakteristik depresi yang biasanya menjengkelkan orang lain ataupun diri penderita. Penderita sulit untuk mengambil keputusan, memilih alternatif yang ada, dan mengubah keputusan.
c. Aspek yang dimanifestasikan secara motivasional ; meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu tentang usaha, dorongan, dan keinginan. Ciri utamanya adalah sifat regresif motivasi penderita, penderita tampaknya menarik diri dari aktifitas yang menuntut adanya suatu tanggung jawab, inisiatif bertindak atau adanya energi yang kuat.
d. Aspek depresi yang muncul sebagai gangguan fisik meliputi kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, kehilangan libido, dan kelelahan yang sangat.
Menurut Mendels (dalam Meyer, 1984 : 159) mengatakan bahwa individu mengalami depresi jika individu mengalami gajala-gejala rasa sedih, pesimis, membenci diri sendiri, kehilangan energi, kehilangan konsentrasi, dan kehilangan motivasi. Selain itu individu juga kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, insomnia, kehilangan libido, dan selalu ingin menghindari orang lain.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek depresi adalah gejala depresi yang dapat dimanifestasikan secara emosional, kognitif, motivasional, fisik dan pencernaan, raut wajah sedih, retardasi, dan agitasi. Gejala yang dimanifestasikan secara emosional terdiri dari perasaan kesal atau patah hati, perasaan negatif terhadap dirinya, hilangnya rasa puas, hilangnya keterlibatan emosional,kecenderungan untuk menangis diluar kemauan, dan hilangnya respon terhadap humor. Sedangkan gejala yang dimanifestasikan secara kognitif meliputi sikap menyimpang penderita, baik terhadap diri, pengalaman, dan masa depannya. Gejala yang dimanifestasikan secara motivasional meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu tentang usaha, dorongan, dan keinginan , sedangkan gejala yang muncul sebagai gangguan fisik apabila terjadi gangguan saraf otonom dan hipotalamus.
3. Proses Terjadinya Depresi
Dalam kehidupan individu, ada periode - periode kritis yang berpengaruh terhadap perkembangan individu selanjutnya. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari figur yang penting bagi individu pada periode kritis akan mempengaruhi kecenderungan depresi pada masa yang akan datang. Pada saat individu merespon kembali situasi serupa yaitu kurangnya kasih sayang dan perhatian, maka individu mempunyai kecenderungan depresi yang lebih tinggi dibandingkan pada orang yang tidak mengalami keadaan demikian.
Kehidupan manusia ditandai oleh interaksi individu dengan lingkungannya. Depresi dapat timbul karena beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar individu. Menurut Abraham (dalam Meyer, 1984 : 165), keadaan depresi didominasi oleh perasaan kehilangan, rasa bersalah dan ada perasaan ambivalen antara cinta dan benci. Ambivalensi dari depresi ada dua, yaitu :
a. Marah dan benci terhadap objek cinta yang hilang kerena persepsi tentang dirinya yang ditinggalkan atau ditolak.
b. Rasa bersalah karena keyakinannya bahwa dirinya telah gagal merespon secara tepat dan sesuai terhadap objek cinta yang hilang.
Arienti dam Bemporad (dalam Meyer, 1984 : 249), menyatakan bahwa depresi sering terjadi pada orang yang mengalami kehilangan anak - anak. Situasi yang menyenangkan akan hilang jika ada kehadiran anggota keluarga lain seperti adik sehingga perhatian ibu terbagi, karena kematian orang tua, ditinggalkan oleh orang terdekat dengan individu, dan bisa juga disebabkan oleh larangan yang mendadak terhadap perilaku anak yang sudah menetap. Individu akan menyerap gaya hidup yang ditujukan untuk meraih keberhasilan dalam menyenangkan orang yang demikian tersebut. Harapan - harapan tersebut seringkali melebihi kemampuan individu sehingga terjadi kegagalan, individu akan mencela dan menyalahkan diri sendiri.
Jadi depresi terjadi karena hilangnya objek eksternal yang bernilai tinggi bagi individu tersebut. Kehilangan didefinisikan sebagai kehilangan objek cinta utama, yaitu sesorang, sesuatu atau aktifitas.
Depresi menurut teori kognitif disebabkan oleh adanya bentuk-bentuk pemikiran yang tidak logis. Individu yang depresi cenderung berpikir dengan cara yang menyimpang dan penyimpangan ini menimbulkan masalah baru dan memperburuk keadaan yang ada serta meningkatkan perputaran yang memyebabkan depresi. Hal ini dipertegas oleh Ellis (dalam Meyer, 1984 : 187) yang mengatakan bahwa cara individu memandang dan berpikir tentang dirinya sendiri akan menimbulkan gangguan tertentu seperti depresi.
Menurut Ferster ( dalam Meyer, 1984 : 167 ) depresi dapat timbul karena salah satu daridua proses dibawah ini, yaitu :
a. Perubahan lingkungan seperti anggota keluarga atau kehilangan pekerjaan dapat membatasi (reinforcement) yang diterima individu. Individu yang menyandarkan diri pada satu atau dua reinforcement akan cenderung mudah terserang depresi karena kurangnya reinforcement.
b. Ditinjau dari perilaku menghindar, depresi muncul pada saat usaha menghindar di lingkungan menjadi kuat. Dalam kasus ini depresi timbul karena individu ingin menghindari kecemasan. Jika individu menarik diri dari stimulus yang menyebabkan kecemasan, maka akan kehilangan dengan kontak reinforcement sosial, dan akan timbul depresi.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi terjadi karena individu kehilangan objek eksternal yang bernilai tinggi bagi individu tersebut. Kehilangan yang dimaksud adalah kehilangan objek cinta utama, seperti kehilangan pasangan hidup, anak atau teman. Hal ini menyebabkan individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik, sehingga tidak menutup kemungkinan individu akan mudah mengalami gangguan depresi.
4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Depresi
Menurut Birren (1980 : 629) ada beberapa faktor yang menimbulkan depresi, yaitu :
a. Faktor individu yang meliputi :
1). Faktor biologis seperti genetik, proses menua secara biologis, penyakit fisik tertentu.
2). Faktor psikologis seperti kepribadian, proses menua secara psikologis. Pada kepribadian introvert akan berusaha mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya dan keyakinannya, sedangkan kepribadian ekstrovert membentuk keseimbangan dirinya dengan menyesuaikan keinginan - keinginan dari orang lain.
b. Faktor kejadian - kejadian hidup yang penting bagi individu
Kehilangan seseorang ataupun sesuatu dapat menimbulkan depresi. Penyakit fisik juga berhubungan dengan serangan afeksi karena penyakit merupakan ancaman terhadap daya tahan individu, terhadap kemampuan kerjanya, kemampuan meraih apa yang diinginkannya dan merupakan ancaman terhadap aktifitas motorik dan perasaan sejahtera individu.
c. Faktor lingkungan yang meliputi faktor sosial, faktor budaya, dan faktor lingkungan fisik.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi, diantaranya adalah proses menua secara biologis, penyakit fisik, kepribadian, kehilangan orang yang dicintai, dan faktor lingkungan.
B. Kebutuhan Berafiliasi
1. Pengertian Kebutuhan Afiliasi
Setiap individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dalam rangka mempertahankan kehidupanya, baik anak-anak maupun dewasa. Kebutuhan merupakan kekurangan dalam diri individu yang sangat diperlukan dalam kehidupannya. Kekurangan itu memerlukan adanya pemenuhan untuk kelangsungan dan kesejahteraan dalam hidupnya. Apabila kekurangan itu tidak terpenuhi, maka individu tersebut akan mengalami frustasi.
Sebagian besar hasrat dan dorongan pada seseorang adalah saling berhubungan dengan orang lain, salah satu alasannya adalah karena individu memiliki kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan afiliasi termasuk salah satu motif sosial yaitu motif yang diperoleh dari interaksi interpersonal dan tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain. Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi memiliki keinginan untuk memelihara suatu persahabatan, amat peka mengenai hubungannya dengan orang lain dan lebih senang menaruh perhatian pada hubungan sosialnya (James & Joan, 1990 : 225). Menurut Adler (A. Supratiknya, 1994: 241), manusia selain sebagai individu yang berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri juga merupakan makhluk sosial. Individu menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kerjasama sosial, menempatkan kesajahteraan sosial diatas kepentingan dirinya sendiri. Minat sosial yang ada pada dirinya terjelma dalam bentuk-bentuk kerjasama, hubungan antar pribadi dan hubungan sosial, identifikasi dengan kelompok, empati dan sebagainya.
Selain itu menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1989 : 35) kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan untuk mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang berkelompok, membuat senang dan mencari afeksi dari objek yang disukai, patuh dan tetap setia kepada seorang kawan. Dalam kebutuhan afiliasi ini terkandung kepercayaan dan kemauan, baik afeksi dalam bersahabat, sosial, menyenangkan penuh kasih sayang dan kepercayaan serta bersifat baik. Kebutuhan berafiliasi berhubungan dengan keinginan individu untuk berteman dan keinginan untuk mempertahankan yang telah terjalin agar dapat berjalan dengan baik.
Chaplin (1999 : 14) kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan untuk bersama dengan orang lain, penbenyukan persahabatan, ikut serta dalam kelompok-kelompok tertentu, kerjasama kooperatif. Sedangkan menurut Barkowitz (dalam A.S Munandar, 1993 : 77) kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan yang mendasari aktifitas individu dalam bereaksi dengan orang lain.
Selain itu McClelland (dalam A.S Munandar, 1994 : 77) kebutuhan afiliasi merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Sedangkan menurut Mc Adams dan Contantian (dalam Sarlito. W.S, 1994 : 77) kebutuhan afiliasi berhubungan dengan bagaimana keinginan sesorang untuk bersama dengan orang lain daripada seorang diri.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dengan cara menjalin persahabatan, bekerjasama dan berada bersama - sama dengan orang lain.
2. Karakteristik Kebutuhan Berafiliasi
Kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan yang timbul dari dalam diri individu untuk berinteraksi dengan lingkungan sosilanya. Individu yang kebutuhan berafiliasinya tinggi terdorong untuk membentuk persahabatan. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi juga memiliki karakteristik tertentu.
Karakteristik yang ditampilkan oleh individu yang memiliki afiliasi yang kuat dikemukakan oleh McClelland (1987 : 356) adalah sebagai berikut :
a. Akan tampil lebih baik jika ada insentif afiliasi
Individu butuh akan penghargaan maupun identitas diri, kebutuhan ini akan dapat terpenuhi apabila individu bersama dengan orang lain, yaitu dengan cara mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya dan aktif mengikuti kegiatan selain menghasilkan prestasi juga mengandung insentif afiliasi berupa penghargaan dan identitas diri dari orang lain.
b. Mempertahankan hubungan antar induvidu
Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi akan belajar hubungan sosial dengan cepat. Lebih peka dan banyak berkomunikasi dengan orang lain, juga berharap untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain. Mempertahankan hubungan antar individu akan tampak bila individu berusaha untuk terlibat dengan orang - orang disekitarnya, diantaranya dengan menjalin keakraban dengan orang lain dan menjaga persahabatan yang telah terbina.
c. Kerjasama dan menghindari persaingan
Individu yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi cenderung setuju dengan pendapat orang lain yang tidak dikenal, yang tidak sependapat dengannya selama orang tersebut dianggap menarik. Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi senang bekerjasama dengan teman - teman dan bersikap mengalah dari orang lain untuk menghindari situasi yang bersifat kompetitif.
d. Rasa takut akan penolakan
Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi akan menunjukkan terhadap situasi penolakan, merasa sendiri bila ditinggalkan secara fisik dan menekankan rasa saling mengasihi. Individu berusaha bertindak dalam berbagai cara untuk menghindari konflik dan persaingan karena mereka merasa takut mendapat umpan balik negatif dari orang lain. Agar tidak mendapat umpan balik dari orang lain dengan cara berbuat baik dengan sesama teman dan mengikuti aturan yang ada.
e. Tingkah laku kepemimpinan dalam kelompok
Karakteristik pemimpin yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi, dalam tugas senang berada bersama anggota kelompoknya dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurangi perbedaan antar anggota agar dapat selalu bersama - sama. Selain itu karakteristik pemimpin yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi mampu mengarahkan aktifitas sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian suatu tujuan. Individu yang memiliki tipe tingkah laku kepemimpinan dapat membangkitkan semangat anggotanya, memberi pengarahan dan memberi petunjuk kepada anggota kelompoknya, ikut dalam kegiatan kelompoknya. Tingkah laku kepemimpinan lebih mengutamakan anggota daripada tugas yang harus diselesaikan oleh kelompoknya dan bersikap adil kepada anggota kelompoknya tanpa membedakan satu sama lain.
Menurut A.S Munandar (1994 : 77) seseorang yang memiliki dorongan persahabatan yang tinggi akan memperlihatkan ciri - ciri tingkah laku sebagai berikut:
a. Lebih suka bersama dengan orang lain.
b. Sering berhubungan dengan orang lain.
c. Lebih memperlihatkan segi hubungan pribadi dalam bekerja daripada tugas-tugas yang ada pada pekerjaan itu.
d. Melakukan pekerjaannya lebih giat apabila bekerjasama dengan orang lain.
Salah satu analisis kebutuhan afiliasi dikemukakan oleh Weiss (dalam Sears, 1985 : 211), yaitu apa yang disebutnya enam dasar “ketentuan hubungan sosial” yang diberikan berbagai hubungan bagi individu, yaitu :
a. Kasih sayang, merupakan rasa aman dan ketenangan yang diberikan oleh hubungan yang sangat erat
b. Integrasi sosial, merupakan perasaan berbagai minat dan sikap yang sering diberikan oleh hubungan dengan teman, rekan sekerja atau teman seregu. Hubungan semacam ini memungkinkan adanya persahabatan dan memberikan rasa mempunyai kepada kelompok
c. Harga diri, diperoleh jika ada orang yang mendukung perasaan kita bahwa kita adalah orang yang berharga dan berkemampuan
d. Rasa persatuan yang dapat dipercaya, melibatkan pengertian bahwa orang akan membantu kita pada saat kita membutuhkan
e. Bimbingan, diberikan oleh konselor, orang tua, guru, teman-teman lain yang nasehat dan informasinya kita harapkan
f. Kesempatan untuk mengasuh, terjadi jika kita bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain. Mengasuh orang lain memberikan perasaan bahwa kita dibutuhkan dan penting.
3. Alasan-alasan Individu Memenuhi Kebutuhan Afiliasi
Setiap individu memiliki alasan yang berbeda - beda dalam memenuhi kebutuhan afiliasi. Beberapa para ahli mengemukakan alasan - alasan seseorang untuk berafiliasi. Menurut McAdams dan Losof (dalam Sarlito, 1999 : 201) alasan individu berafiliasi diantaranya adalah :
a. Kebutuhan untuk mengurangi kecemasan atau ketidakpastian
b. Mendapat rangsang positif dari orang lain
c. Mendapat dukungan emosional
d. Mendapat perhatian dari orang lain
Zimbardo dan Formika (dalam Zimbardo, 1980 : 256) mengemukakan bahwa dalam keadaan yang tidak menekankan individu berafiliasi untuk dicintai dan mencintai, untuk menghibur diri dan berbagi dengan orang lain. Sedangkan bila dalam keadaan yang menekan, individu akan berafiliasi dengan alasan selain untuk menghibur diri, juga untuk membandingkan emosi dirinya dengan orang lain dan melakukan katarsis (berbicara dengan orang lain akan mengurangi tekanan).
Boyatzis (dalam A.S Munandar, 1993 : 77) mengatakan keinginan berafiliasi berdasarkan dua cara, yaitu :
a. Approach Affiliation
Yaitu persahabatan yang berdasarkan keinginan untuk menciptakan, membangun hubungan baik, penuh kasih sayang, mengadakan kontak dengan orang lain.
b. Avoidance Affiliation
Yaitu persahabatan yang berdasarkan keinginan untuk menghindari sesuatu. Menyangkut keinginan untuk mempertahankan persahabatan, takut ditolak atau ditinggalkan sendirian oleh orang lain. Selalu ingin mencari persetujauan dengan orang lain, mencari pertolongan untuk meyakinkan diri bahwa orang lain masih tetap ingin bersahabat dan menaruh perhatian pada dirinya.
James dan Joan (1990 : 247) menyatakan bahwa seorang individu memiliki alasan untuk berafiliasi berdasarkan tiga teori, yaitu :
a. Social Change Theory (Teori Pertukaran Sosial)
Seseorang berafiliasi untuk mencapai tujuan tertentu, tujuan ini hanya dapat dicapai bila individu berafiliasi dengan orang lain. Berafiliasi dengan orang lain dijadikan perantara untuk mencapai tujuan.
b. Reinforcement Theory (Teori Penguatan)
Kebutuhan akan penghargaan maupun identitas diri hanya dapat dipenuhi bila ada orang lain. Oleh sebab itu individu berafiliasi dengan keinginan untuk mendapatkan penghargaan maupun identitas diri.
c. Social Comparison Theory (Teori Perbandingan Sosial)
Individu berafiliasi untuk membandingkan perasaan mereka sendiri dengan perasaan orang lain dalam situasi yang sama.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa individu memiliki alasan untuk memenuhi kebutuhan afiliasi karena adanya tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan sosial, individu dapat menghibur diri serta dapat membandingkan perasaan emosinya dengan orang lain. Tanpa afiliasi individu tidak akan dapat bekerja sendiri dalam mencapai tujuan.
4. Kebutuhan Afiliasi pada Lanjut Usia
Pada dasarnya kebutuhan berafiliasi ada pada setiap manusia, pada lanjut usia kebutuhan berafiliasi dilakukan dengan menjalin persahabatan, secara khusus sahabat berfungsi penting untuk kesehatan psikologisnya dan sahabat dimasa - masa sulit yang dialaminya (Lewittes, 1998 : 99).
Selain keluarga, lanjut usia di panti werdha akan berusaha memenuhi kebutuhan berafiliasinya dengan menjalin hubungan yang baik dengan teman - teman di panti. Kesempatan memilih sahabat merupakan hal yang penting bagi para lanjut usia terutama bagi lanjut usia yang tidak dapat lagi mengontrol hal - hal lain dalam hidup lanjut usia. Keakraban suatu persahabatan penting untuk meyakinkan apakah lanjut usia masih dihargai dan diperlukan walaupun lanjut usia telah kehilangan beberapa hal yang berarti dalam hidupnya, seperti kesehatan dan lain - lainnya.
Penelitian ini menekankan pada aspek yang berbeda dari persahabatan pada lanjut usia yaitu adanya persamaan minat, keterlibatan sosial dan saling membantu. Bagi para lanjut usia, kebutuhan afiliasi berfungsi untuk memahami perasaan dan pikiran-pikirannya yang paling dalam, membicarakan kecemasan dan keluhan-keluhan penyakit yang dideritanya, berbagi rasa dan pengalaman sehubungan dengan perubahan dan krisis-krisis yang dihadapinya pada masa tua (Papalia & Olds, 1992 : 147).
Beberapa studi menemukan bahwa kebutuhan berafiliasi secara nyata berefek positif terhadap semangat hidup, kebahagiaan, dan kepuasan hidup diantara orang lanjut usia (Aizenberg & Treas; Fisher & rekan; Roberto & Kimboko dalam Lemme, 1995 : 90).
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1992 : 10) membagi tugas perkembangan, yaitu :
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiunan dan berkurangnya pendapatan.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d. Membentuk hubungan dengan orang – orang seusia.
e. Pengaturan kehidupan fisik yang menyenangkan atau memuaskan.
f. Menyesuaikan diri dengan persaan sosial yang luwes.
Menurut Hurlock (1992 : 442) juga ada kebutuhan lanjut usia yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan pada masa tua, yaitu : kebutuhan yang diterima “acceptance”, kebutuhan afektif “affection”, kebutuhan prestasi “achievement”.
Hasil survey menemukan semangat hidup pada lanjut usia lebih kuat hubungannya pada interaksi dengan sahabat. Dengan adanya sahabat dapat memberikan stimulasi nilai, menambah daya tarik dan kesempatan untuk bersosialisasi dalam hidup, memperluas pengetahuan, memberikan ide atau pandangan (Babhuck; Geneway dalam Papalia & Olds, 1992 : 146).
Hubungan lanjut usia dengan teman - teman di panti memang berbeda hubungannya dengan keluarga karena lanjut usia dapat memilih dengan siapa lanjut usia ingin berteman. Menurut Lewittes (1998 : 55) lanjut usia memilih sahabatnya atas dasar beberapa hal yaitu : kesamaan usia, kesamaan jenis kelamin, tempat tinggal, kesamaan suku, kesamaan status sosial-ekonomi, persamaan status perkawinan.
Dari uraian diatas, maka dapat ditari kesimpulan bahwa definisi kebutuhan berafiliasi pada lanjut usia adalah suatu keinginan yang mendorong seseorang untuk menjalin hubungan persahabatan yang positif dan berafeksi dengan orang lain, dengan cara berbagi rasa dan pengalaman sehubungan dengan krisis yang dihadapinya pada masa tua.
C. Hubungan Antara Kebutuhan Berafiliasi Dengan Kecenderungan Depresi Pada Wanita Lanjut Usia
Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial karena setiap manusia memiliki kebutuhan untuk dapat intim atau akrab dengan sesamanya (need for intimacy) dimana kebutuhan ini muncul pertama kali pada saat seorang bayi ingin menjalin kontak dengan orang lain (Fromm-Reichman dalam Peplau & Perlan, 1982 : 4). Hal ini ditambahkan oleh Mc Dougall (dalam Atkinson & Hillgard, 1996 : 6) yang menyatakan bahwa salah satu naluri manusia yaitu suka berteman. Jika kebutuhan untuk kontak dengan orang lain atau berinteraksi sosial tidak dapat terpenuhi maka akan menimbulkan perasaan tertekan pada individu yang bersifat subyektif.
Dengan berjalannya waktu, sesungguhnya kebutuhan tersebut tetap sama sepanjang masa remaja atau dewasa, kebutuhan tersebut dapat langsung terpenuhi tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Keterlibatan individu pada situasi sekolah, kerja, teman sekelompok dan pasangan hidup, dengan kemampuan mobilitas yng tinggi lebih memungkinkan terjadinya kontak sosial. Tetapi pada masa lanjut usia terjadi perubahan-perubahan dalam peran sosial dan emosional. Menurut Hyuck, Hoyer dan Kivett (dalam Schultz & Moore, 1984 : 195) masa ini ditandai dengan kehilangan kekuatan ekonomi dan sosial, kehilangan pasangan hidup dan teman-teman yang menimbulkan perubahan peran dan pengurangan keterlibatan lanjut usia dalam interaksi sosial.
Dengan keadaan yang seperti itu, para lanjut usia diharapkan melakukan penyesuaian diri dengan tugas-tugas perkembangan yang dihadapi. Lanjut usia diharapkan dapat menyesuaikan diri terhadap kemunduran kesehatan, pensiun, kematian pasangan hidup dan mengembangkan hubungan kedekatan dengan teman seusia serta anak, cucu atau keluarga lainnya.
Namun, sejalan dengan perkembangan masyarakat menuju modernisasi terjadi pula pergeseran dalam pola interaksi keluarga. Perubahan-perubahan yang cepat, kesibukan, pekerjaan dan munculnya teknologi baru yang dapat menimbulkan kesenjangan pengalaman antar generasi tua dan muda. Akibatnya komunikasi dan keakraban hubungan didalam keluarga menjadi berkurang. Penghargaan terhadap lanjut usia sering hanya diwujudkan dalam bentuk materi.
Pada dasarnya lanjut usia masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari keluarganya sebagai tempat bergantung yang terdekat. Lanjut usia ingin hidup bahagia dan tenang dihari tua serta masih ingin diakui keberadaannya. Namun seiring dengan bertambah tuanya individu, anak – anak dan teman – temannya juga semakin sibuk dengan masalahnya sendiri.
Sebenarnya lanjut usia tidak akan menimbulkan masalah yang berarti bagi keluarganya apabila keluarganya masih sanggup merawatnya. Namun, bila keluarganya menjadi semakin sibuk dan tidak memiliki waktu dan tenaga untuk merawatnya, salah satu jalan yang dipilih adalah dengan menempatkan lanjut usia di panti werdha. Keputusan keluarga untuk menempatkan lanjut usia di panti werdha belum tentu diterima oleh lanjut usia. Lanjut usia mungkin saja merasa terbuang, tidak dibutuhkan lagi, terisolasi dan kehilangan orang – orang yang dicintai (Turner & Helms, 1983). Hal ini menyebabkan lanjut usia harus mampu menyesuaikan diri diri dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama penghuni panti, apabila lanjut usia tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan panti, lanjut usia akan merasa kesepian dan mudah mengalami depresi.
Salah satu cara umum untuk mengatasi depresi adalah dengan cara berafiliasi atau berintegrasi dengan orang lain. Kebutuhan berafiliasi pada lanjut usia terutama mengarah pada kebutuhan berada dengan keluarganya terutama anak – anaknya karena kebersamaan didalam keluarga merupakan hal yang sangat didambakan oleh setiap individu, terutama bagi para lanjut usia. Berkumpul bersama pasangan, anak, cucu, membuat harapan hidup para lanjut usia bertambah panjang dan hubungan yang baik diantara semua anggota keluarga merupakan suatu kebahagiaan yang besar bagi para lanjut usia (Turner & Helms, 1995 : 215).
Menurut Mullins dan Dugan (dalam Nanik Afida, 2000 : 185) menyatakan bahwa anggota keluarga, terutama anak – anak cenderung menyumbang lebih besar terhadap kebahagiaan para lanjut usia daripada teman – teman. Sumbangan ini dapat beripa dukungan emosional, penjagaan kesehatan, dan dukungan finansial. Selain itu, perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh anak – anaknya dapat meningkatkan kepuasan serta rasa aman, sehingga membuat para lanjut usia merasa kebutuhan berafiliasinya terpenuhi.Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika sedang mengalami depresi, individu termotivasi untuk mencari orang lain yang mengalami situasi yang sama. Alasannya ada dua macam. Pertama, berkumpul dengan orang lain dan berbicara kepada mereka tentang keadaan yang dialami tampaknya dapat menolong untuk mengurangi depresi yang dialaminya. Kedua, dengan membandingkan reaksi individu itu sendiri dengan orang lain, sehingga individu dapat lebih mampu mengatur dan mengevaluasi perasaan individu tersebut. Dengan kata lain, individu dapat mengurangi depresi yang dialaminya dengan cara berafiliasi dengan orang lain.
Sumber:depresi.blogspot.com

Topik Terkait [Related Post]



0 komentar :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa bersalawat ke padaku sekali salawat niscaya Allah SWT akan bersalawat ke atasnya sepuluh kali”.(HR Muslim) �¦???

Sponsored "S and E" BackLink'S

Social Entrepreneurs SPONSORed
surgawebindian classifieds, india classified ads, free classified ads, buy sell free classifieds from india, classified yellow pages, indian ads, post free ads, indian advertisements, free advertising, post sell ads, post buy ads, free job postings, free matrimonial ads, car classifieds, auto classifieds, used stuff, local ads, ads for sale, local classifieds india, click india, property for sale, sell used cars, education institutes, travel deals, mumbai real estate, new delhi restaurants, hotels in bangalore, online classifieds india, buy sell free classifieds, online ads, free ads, indian ads, where can i post free ads, post free business ads, post free employment ads, free online ads posting, how to post free ads, post free banner ads, post free ads internet, free business advertising, local classified ads, free internet classified ads, post free dog ads, placing free ads online, free online advertising sites, where to place free classified ads, used cars classified ads, submit free classified ads, sites to post ads for free, kijiji, free classifieds nyc, post free classified ads no registration, sell car free ads, free online advertising sites, autos, ads for, one india, free classifieds in kerala freebanner4uSERIBU KAWANbertaubatlahiklanseribuartissexy17freebacklinks4usatriopiningitkatamutiara4usehatwalafiahiniinfo4uiklansahabat2billiontraffic4uiklanwargaseribusayangbloggratiss4usurgalokaSERBA SERBISENI LUKISTEMPLATE GRATISWARGA BISNISAGUS FAUZY4905GOBLOGANEKA VIDEOFECEBLOG 4UIsangrajamayasurgawebbabulfatahbacklinkgratis4uBUSANA MUSLIMseribukatamutiaramajelisrasulullahSERIBU KAWAN TV INDONESIA FECEBLOG 4UI
japanese backlinksharelinknewsMajlis Link OtomatisFreewebsitepromotionAutoBacklinkGratisFree backlinksiaran linkFree Plugboard Teks TVlinkportalweb directorydirektori Indonesia

Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! TopBlogIndonesia.com

Free Auto BacklinkFree Auto BacklinkI-Love-ObamaFree Plugboard Link Banner ButtonFree Smart Automatic BacklinkMalaysia Free Backlink Services MAJLIS LINK: Do Follow BacklinkLink Portal Teks TVAutoBacklinkGratisjapanese instant free backlink Free Automatic Backlink Service free instant backlink for blog and websiteTotal Entertainment Free Backlink Exchange For Seo Text Backlink ExchangesFreeBackLinksForYou Die Gute SaatBacklink-Gratisfree Backlinkkostenlose backlinksFree Automatic Link Free Promotion Link Auto Backlink iklan gratis 2BillionTraffic plugboard zeitbanner Free Automatic LinkSubmit Free to ExactSeekPremium TrickFree Auto BacklinksView and compare your rankings in Google, Yahoo! and MSN all at once
Search Engine Marketing
Join My Community at MyBloglog!Active Search ResultsASRULFree BacklinksTeman Link Unlimited Backlink ExchangeFree Automatic LinkBacklink-Gratisiklan 2BillionTraffic Text Backlink ExchangesZero waste management and Indonesia green solution to stop global warmingBlog Tutorial Wordpress Blogger BlogspotFree Automatic Link Musik-Box BacklinksFree Auto Backlink - Gratis Backlink Otomatis Bandung Kota Kembang MellowYellowBadge healthylounge,healthy corner,healthy diet,diet food,nutrition,vitamins,suplement,medicine,fitness,weightloss,hairloss,be healthy,osteoporosis,pregnancy,breastfeeding,cooking-recipes,parenting,babies,desease,exercise,food,household,be healthy C-Backlink Auto Backlink iklan gratis 2BillionTraffic
Free Auto BacklinkFree Auto Backlinks From Phanmemxuyenviet.com Rudy 364 Link Plugboard ManiaFree Automatic LinkFree Backlink Directorybacklink dich thuatFree Automatic LinkFree Automatic Link My Ping in TotalPing.com Free Automatic LinkFree Link ExchangeBacklink-GratisAdd URL Suggest Link Add URL Suggest LinkPageRank-Backlink ohne Anmeldung bei http://www.ursula1.de/webphpbacklinks for youKostenloser pagerank bei http://partner.krookle.euWelcome To Pinang HijauAuto Backlink | Free Auto Backlinks ExchangesPowered by BannerFans.com

Posko Hijau ^ PT.CVSK ^ NetWorking

POSKO HIJAU NETWORKING
DAFTAR KONTAK,PERWAKILAN^AGEN
PT CIPTA VISI SINAR KENCANA
DAN JEJARING POSKO HIJAU
--------------
[Head Office]
PT. Cipta Visi Sinar Kencana
Jl. Pungkur No 115
BANDUNG 40251
Ph:+62-22-4262235-4262253
Fx:+62-4214084
HP:+62-81572527115
--------------
[Malaysia]
Saiful Bahri Abdul Hadi
Konsortium Melayu
Selayang Berhad(KmsB)
No.25 Jalan 3 A/2 B,
Taman Desa Bakti,
Batu Caves
Darul Ehsan 68100,
Selangor-Malaysia
Ph:+60-122135515
Ph:+60-361207177,
Fax:+60-361377177
--------------
[Singapore]
Aileen Kwok
Ph: +65-64819182-96862550,6Eu
Tong Sen Street 04-68
--------------
[Vietnam - Ho Chi Minh]
Ben Taat Alias
2nd floor, unit 224, 37
Ton Duc Thang District 1,
Ho Chi Minh Viet Nam
Ph : +84-8-8230096
Fx : +84-8-8230094
--------------
[Jakarta]
Muh Rivai dan Dewi Nuraini,SP
Jl. Mujair Raya No 5
Jatipadang Pasar Minggu
Jakarta Selatan
PH:+62-21-78838189.
--------------
[Bogor]
Harry Bambang,Ir,MSc
JL Arzimar I/16-B
Bantar Jati
Bogor Utara 16152,
Jawa Barat,Indonesia.
Ph: 0251-328575.
--------------
[Surabaya]
Dang Yudi, Ir.
PT. CVSK Pwk Surabaya
Jl. Ketintang Permai AD-9
Surabaya 60232, Jawa Timur
Ph: 031-60564705.
--------------
[Yogyakarta]
Totok Maryadi,Drs, MT
Jl Pura 189 Sorowajan
Yogyakarta-55198
Telp:+62-274-488104.
--------------
[Head Office; PT .CV. Sinar Kencana]
Jl. Pungkur No 115
BANDUNG 40251
Ph : 022-4262235-4262253
Fx : 022-4214084
HP. +62 81572527115.
--------------
[Demak]
Bening Dwiono
Jl. Grya Bhakti
Praja K 14 Mangunjiwan
Demak-59515T.
PH:+62-291-681818.
--------------
[Surabaya]
PT. CVSK Perw.Surabaya
H.M.Moh. Saleh
Jl. Jakarta No 27 Tanjung Perak
Surabaya
Jawa Timur
Ph: 62-31-3550748
--------------
[Kalimantan Selatan]
Ny. Gantini Sudiatna
PT. CVSK Pwk Kalsel
Jl. Virgo Raya No 16
Perum Cahaya Bintang
Sei Besar-Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Ph: 0511-4774629
--------------
[Sulawesi Selatan]
PT.Cipta Visi Sinar Kencana
Demplot Sulawesi Selatan
Indonesia Timur
Faristiwan Bohari
Komp Pepabri Blok D3/10
Sudiang Permai
Makassar, Indonesia
Ph;+62-411-2686031
Hp;+62-85215497331(HAH)
--------------
[Bali]
I Nyoman Rudi Arthana
Jl. Sudirman
Komp. Sudirman Agung
Blok F No 3A
Denpasar Bali
+62-811394614
--------------
[Bandung]
Mohamad Bijaksana
Greeneration Indonesia
Jl. Kanayakan D-35
BANDUNG-40135
Ph : 022-2500189
Fx : 022-2500189
--------------
[Riau]
Sartani
Jl. Suka Karya Simpang
Kualu Panam
Pekanbaru 30151
--------------
[Kalimantan Barat]
Anton Kamarudin
PT. CVSK Pwk. Kalbar
Jl. Martadinata Gg Kecambah No.1
T. +62-81511985456
Pontianak-78115
Kalimantan Barat
--------------
[Sumatera Utara]
Binur Hasibuan
Jl Kampung Baru
Perumahan Wira Asri
Blok II No 7 Rantau Prapat
Labuan Batu
Sumatera Utara 21411
Hp: 081376175864
Ph: 0624-22065
Sumatera Barat
--------------
[Sumatera Barat]
PT. CVSK Pwk Sumbar
Armus Arifin
Jl Gajah Mada No 2
Simpang Tinju-Padang
Sumbar-25143
Ph: 0751-41353
--------------
[Batam]
Dwi Nurul
PT. CVSK Pwk Batam
Shanggrila Garden
Blok A1/64,
Sekupang Batam
Kepulauan Riau-29400
--------------
[Sumatera Selatan]
Leman
PT. CVSK Sumsel
Jl. Toman 7 No.9
Perum Sako
Palembang-30151
Sumatera Selatan
T. 081373871268-81273919583
--------------
[Pekanbaru]
Yahya Subhan, SE, H
PT. CVSK PWK RIAU
Jl Hasanudin No 17 A Rengat
Pekanbaru,+62-81268338415
HP +62-81572527115
--------------
[Jakarta Selatan]
Dewi Nuraini, SP
PT.Permata Makmur Sejahtera
Jl. Mujair Raya No 5
Jatipadang
Pasar Minggu
Jakarta Selatan
+62-21-78838189
--------------
[Jakarta Selatan]
Nengah Sukerja, IR
Jl. Raya Lenteng Agung
Timur Baru No.18
Jagakarsa
Jakarta Selatan
Ph; +62-21-78888673-98925989
--------------
[Sumatera Utara]
M. Sirait
Jl. Puskesmas Ds.Sei Piring
Kec. Pulau Rakyat
Asahan
Sumatera Utara
T. +62-623-355271
--------------
[Bandar Lampung]
Hayat Sulaiman,IR,MM
Jl. Slamet Riyadi No.5
Bandar Lampung
T. +62-21- 8464810
--------------
[Bandung]
PT. Cipta Visi Sinar Kencana
Sonson Garsoni, Ir.
Jl. Pungkur No 115,
BANDUNG-40251
Ph : 022-4262235-4262253
Fx : 022-4214084
HP +62-81572527115
--------------
Binaan Posko Hijau
[Gerakan Indonesia Hijau Foundation]
LM3 Model GMIM Nafiri Manado
[Erisman Panjaitan,SE]
Sulawesi Utara
--------------
LM3 Model Ponpes Al-Izzah
[Drs.Ery Supardi]
Balikpapan-Kalimantan Timur
--------------
LM3 Ponpes Asy-Syifa
[H.Cholik H.Senen, ST]
Musi Banyuasin Sumatera Selatan
--------------
Mitra NGO
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kerjasama Antardaerah [Lekad]
Jl. Empu Sendok No.21
Kebayoran Baru-Jakarta Selatan
--------------
[Kalimantan Timur]
H.Andi Abdul Azis
Jl. Inpres III No.31a/20 RT.15
Balikpapan
HP. +6285246619489
HP. +6281348414127
--------------------
[Jakarta Selatan]
H. Asrul Hoesein
Jl. H.Muhi VIIIB RT 07 RW 04 No. 14
Pondok Pinang
Kebayoran Lama
Jakarta Selatan
HP. +6281287783331
HP. +628119772131
--------------------
[Jakarta Pusat]
PT. Xaviera Global Synergy
Wilda Yanti
HP:081314246402, Wilda
HP: 08119772131, Asrul
Artha Graha Building, 6th Floor
Jl. Jend.Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190
--------------------
WebDesain & Webmaster:
Asrul Program Communication
Golden Centrum Building
JL. Majapahit Blok UV
HP: 08119772131
081287783331
Jakarta-10160
Indonesia
--------------------
Green Indonesia Foundation
NusaLoka - Sektor 14.4
JL. Flores I
Blok L7/8 BSD
Telp/Fax : 021-5378672
Kota Tangerang Selatan-15321
HP: 08119772131
081287783331
08119111131
Indonesia
--------------------

Social Entrepreneur Visitor'S

Social Entrepreneurs VISITOR
Check Google Page Rank
Rek.PP; 1363-1135-4919-6502-3777[HAH]
Ziddu AC; 2009-07-30[HAH]
NPWP;16.214.559.3-801.000[HAH]
Passport;A3129426[HAH]Lama
Passport;B8621264[HAH]Baru
BCA; A/C;7310998855[AH]
CIMB Niaga; A/C; 0170118206183 [AH]
BMMD;A/C:1520008773331[HAH]
IDCard/KTP; 737111-070462-0004[AH]
AmazonID _trashandentre-20[HAH]
Review http://asrulhoesein.blogspot.com on alexa.com Locations of visitors to this page

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP