Penelitian yang dilakukan oleh Dr Charlie Danny Heatubun, FLS,
peneliti asal Universitas Negeri Papua di Manokwari, Papua Barat, dalam
mengidentifikasi tumbuhan palem, spesifiknya dari jenis pinang,
menghasilkan temuan tujuh spesies pinang jenis baru.
Lima di antara temuan Charlie itu merupakan endemis Kalimantan, yaitu Areca bakeri, Areca churchii, Areca dransfieldii, Areca gurita, dan Areca mogeana. Adapun dua lainnya, Areca triginticollina dan Areca riparia, hanya diketahui berada di Sumatera dan Kamboja.
Hasil temuan Charlie dimuat dalam Journal Phytotaxa pada 14 September 2011. Penelitiannya dimulai di Sarawak, Malaysia, tahun 2007 serta mengunjungi Herbarium Bogor (Indonesia), di Sarawak (Malaysia), Leiden (Belanda), Florence (Italia), Royal Botanic Gardens Kew dan Edinburgh (Inggris) dari tahun 2007 sampai 2008.
Penelitian itu ditulis saat Charlie studi postdoctoral dan sebagai peneliti tamu di Royal Botanic Gardens Kew Inggris. Ihwal proses penamaannya, ia harus mengecek semua jenis pinang yang telah memiliki nama dan spesimennya serta melakukan analisisis pragmatis pada karakter morfologinya serta membandingkan dengan jenis pinang yang telah ada.
Untuk menamainya, Charlie mengambil dari nama orang yang mengoleksi spesimen herbariumnya sebagai bentuk penghargaan, juga berdasarkan nama tempat asal di mana ditemukan dan berdasarkan ciri-ciri utama pembeda.
Pinang, bagi masyarakat Papua, biasa dikunyah dengan bubuk kapur cangkang kerang yang dibakar dan buah tumbuhan sirih. Konsumennya mulai dari anak-anak hingga tua, baik lelaki maupun wanita.
Sumber: Kompas.com
by: http://indonesiaproud.wordpress.com/
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
Lima di antara temuan Charlie itu merupakan endemis Kalimantan, yaitu Areca bakeri, Areca churchii, Areca dransfieldii, Areca gurita, dan Areca mogeana. Adapun dua lainnya, Areca triginticollina dan Areca riparia, hanya diketahui berada di Sumatera dan Kamboja.
Hasil temuan Charlie dimuat dalam Journal Phytotaxa pada 14 September 2011. Penelitiannya dimulai di Sarawak, Malaysia, tahun 2007 serta mengunjungi Herbarium Bogor (Indonesia), di Sarawak (Malaysia), Leiden (Belanda), Florence (Italia), Royal Botanic Gardens Kew dan Edinburgh (Inggris) dari tahun 2007 sampai 2008.
Penelitian itu ditulis saat Charlie studi postdoctoral dan sebagai peneliti tamu di Royal Botanic Gardens Kew Inggris. Ihwal proses penamaannya, ia harus mengecek semua jenis pinang yang telah memiliki nama dan spesimennya serta melakukan analisisis pragmatis pada karakter morfologinya serta membandingkan dengan jenis pinang yang telah ada.
Untuk menamainya, Charlie mengambil dari nama orang yang mengoleksi spesimen herbariumnya sebagai bentuk penghargaan, juga berdasarkan nama tempat asal di mana ditemukan dan berdasarkan ciri-ciri utama pembeda.
Pinang, bagi masyarakat Papua, biasa dikunyah dengan bubuk kapur cangkang kerang yang dibakar dan buah tumbuhan sirih. Konsumennya mulai dari anak-anak hingga tua, baik lelaki maupun wanita.
Sumber: Kompas.com
by: http://indonesiaproud.wordpress.com/
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar