Papua Barat menyimpan bibit unggul bukan hanya pada cabang olahraga atletik, tetapi juga cabang senam. Terbukti, Zakariaz Benny Nuboba
(13), pesenam junior dari provinsi ini berjaya dalam ajang Heathrow
Aerobic International Club Championship 2011 yang digelar di London,
Inggris pada 2-4 September lalu.
Zakariaz, siswa SMP Negeri 5 Kwawi, Manokwari, Papua Barat, pulang dengan senyum lebar. Di lehernya dikalungkan sebuah medali emas hasil kerja kerasnya selama tiga bulan berlatih intensif senam aerobik di Manokwari dan Jakarta.
“Rasanya senang, apalagi tahu kalau saya menang,” ujar Nando, panggilan akrabnya, saat ditemui (15/9).
Bocah kelas III SMP ini seminggu lalu baru saja memenangi kejuaraan dunia senam aerobik perorangan untuk usia anak-anak. Prestasinya membawa nama Indonesia sekaligus Papua Barat harum di pentas dunia olahraga aerobik. Dia telah mengalahkan 21 peserta dari 12 negara yang ambil bagian.
Kejuaraan ini baru pertama kali diikuti Zakariaz, bahkan baru kali pertama diikuti oleh pesenam dari tanah Papua. Namun, dalam penampilan perdananya di sana, dia mampu memukau para juri sehingga didapuk sebagai pemenang. Bahkan, dia diminta mempertontonkan sekali lagi performanya di hadapan para peserta kelas remaja dan dewasa.
“Tidak ada kesalahan sama sekali. Sempurna dan rapi. Banyak pelatih yang tertarik setelah melihat penampilannya. Saya juga tak menyangka karena dia baru pertama kali ikut kejuaraan,” kata Fahmy Fachrezzy, pelatih Zakariaz.
Pelatih dari Club Estafet Indonesia di Jakarta ini menjelaskan, prestasi Zakariaz adalah contoh sekaligus perangsang bagi atlet senam yunior di Papua Barat dan Indonesia. Masalah regenerasi dan pencarian bibit pesenam relatif sulit. Dia sudah berkeliling Tanah Air, tetapi mencari pesenam yunior yang memiliki skill, konsentrasi, dan motivasi besar itu susah.
Umumnya, pemerintah memasang target yang tinggi, tetapi dukungan dan fasilitas yang disediakan terbatas. Yang sangat minim adalah fasilitas pencarian bibit pesenam muda.
‘Selama ini tak ada kejuaraan nasional sehingga pelatih kesulitan mencari dan mengembangkan bibit pesenam muda tersebut.” kata Fahmy. Siapa sangka ada bibit unggul senam aerobik dari tanah Papua. Jika regenerasi dan pencarian bakat ini dilakukan, akan selamanya prestasi senam di Tanah Air tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
Diakui Ketua KONI Papua Barat Yan Renwarin, prestasi olahraga akan diraih dengan dukungan tiga hal, manajemen pengurus olahraga, pelatih, dan atletnya. Dia tak mengelak bahwa keberangkatan Zakariaz ke London tidak mendapat dukungan penuh. Namun, hasil yang diperoleh di luar dugaan.
Sumber: Kompas.com, heathrowaerobicsgymnastics.co.uk
by: http://indonesiaproud.wordpress.com/
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
Zakariaz, siswa SMP Negeri 5 Kwawi, Manokwari, Papua Barat, pulang dengan senyum lebar. Di lehernya dikalungkan sebuah medali emas hasil kerja kerasnya selama tiga bulan berlatih intensif senam aerobik di Manokwari dan Jakarta.
“Rasanya senang, apalagi tahu kalau saya menang,” ujar Nando, panggilan akrabnya, saat ditemui (15/9).
Bocah kelas III SMP ini seminggu lalu baru saja memenangi kejuaraan dunia senam aerobik perorangan untuk usia anak-anak. Prestasinya membawa nama Indonesia sekaligus Papua Barat harum di pentas dunia olahraga aerobik. Dia telah mengalahkan 21 peserta dari 12 negara yang ambil bagian.
Kejuaraan ini baru pertama kali diikuti Zakariaz, bahkan baru kali pertama diikuti oleh pesenam dari tanah Papua. Namun, dalam penampilan perdananya di sana, dia mampu memukau para juri sehingga didapuk sebagai pemenang. Bahkan, dia diminta mempertontonkan sekali lagi performanya di hadapan para peserta kelas remaja dan dewasa.
“Tidak ada kesalahan sama sekali. Sempurna dan rapi. Banyak pelatih yang tertarik setelah melihat penampilannya. Saya juga tak menyangka karena dia baru pertama kali ikut kejuaraan,” kata Fahmy Fachrezzy, pelatih Zakariaz.
Pelatih dari Club Estafet Indonesia di Jakarta ini menjelaskan, prestasi Zakariaz adalah contoh sekaligus perangsang bagi atlet senam yunior di Papua Barat dan Indonesia. Masalah regenerasi dan pencarian bibit pesenam relatif sulit. Dia sudah berkeliling Tanah Air, tetapi mencari pesenam yunior yang memiliki skill, konsentrasi, dan motivasi besar itu susah.
Umumnya, pemerintah memasang target yang tinggi, tetapi dukungan dan fasilitas yang disediakan terbatas. Yang sangat minim adalah fasilitas pencarian bibit pesenam muda.
‘Selama ini tak ada kejuaraan nasional sehingga pelatih kesulitan mencari dan mengembangkan bibit pesenam muda tersebut.” kata Fahmy. Siapa sangka ada bibit unggul senam aerobik dari tanah Papua. Jika regenerasi dan pencarian bakat ini dilakukan, akan selamanya prestasi senam di Tanah Air tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
Diakui Ketua KONI Papua Barat Yan Renwarin, prestasi olahraga akan diraih dengan dukungan tiga hal, manajemen pengurus olahraga, pelatih, dan atletnya. Dia tak mengelak bahwa keberangkatan Zakariaz ke London tidak mendapat dukungan penuh. Namun, hasil yang diperoleh di luar dugaan.
Sumber: Kompas.com, heathrowaerobicsgymnastics.co.uk
by: http://indonesiaproud.wordpress.com/
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar