Membuat pupuk kompos,
dengan teknik tumpuk dalam bedeng terbuka (open windrows) telah lama
dikenal petani dan penggiat lingkungan guna merobah sampah menjadi
material baru, pupuk organik,
yang sangat penting bagi perawatan lahan pertanian. Namun kini, dengan
makin mahalnya lahan serta tuntutan standar kesehatan lingkungan,
teknik bedeng terbuka tersebut telah mulai ditinggalkan, khususnya pada
pembuatan pupuk kompos di sumber sampah organik timbul, di perkotaan dan
dekat pemukiman. Kebutuhan areal lahan, bagi pembuatan bedeng (3x4) m2
pada tiap 3 m3 (kubik) atau berat 1 ton sampah, di kali jumlah 60 hari
proses penguraian, akan mencapai sekurangnya 720 m2 bagi target
pengelolaan sampah 1 ton/ hari secara terus menerus (kontinyu).
Teknik menggunakan tabung yang dapat berputar (rotary kiln), digerakan oleh (1)
tenaga manusia (manual) mengayuh pedal (RKM 1000L), atau (2).
menggunakan mesin penggerak engine (RKE 3000L) serta, (3). menggunakan
elektro motor listrik PLN (RKE 1000L) kini menjadi pilihan,
Keperluan lahan bagi target 3 m3/ hari sampah, sebagaimana diatas, hanya
1,65 m x 2,9 m dikali 5 (lima) hari penguraian (dekomposisi), atau
setara dengan 23,9 m2. Jauh lebih kecil, atau hanya 3 % dibanding 720 m2
diatas.
Alat mesin Rotary kiln berfungsi
menggantikan banyak pekerjaan, dalam pembuatan kompos teknik bedeng (
tradisional) antara lain pekerjaan pembalikan secara manual, penutupan
oleh terpal, mengelola suhu dan kelembaban, mengelola intensitas aerasi,
yang kesemua itu seringkali membuat sulit dan membuat lama selesainya
penguraian material organik. Dengan rotary kiln,
kebutuhan tenaga kerja (operator) bagi pengerjaan pengelolaan kadar
air, PH, temperatur, penjagaan porositas dan pengerjaan pengelolaan
intensitas aerasi jauh berkurang. penggunaan rotary kiln, tabung berputar, juga
menjamin berbagai pengelolaan kondisi lingkungan mikro ( stabilitas PH,
intensitas aerasi, stabilitas suhu, dan stabilitas kelembaban) dapat
dipertahankan, sehingga dengan itu, penguraian oleh bakteri berlangsung
tanpa henti. Penguraian (dekomposisi) pada tabung berputar, disertai paket bakteri dan mineral yang tepat berupa aktivator Green Phoskko (GP-1) dan mineral penggembur Green Phoskko (GP-2),
akan berlangsung cepat, dari 60 hari pada proses dengan menggunakan
teknik bedeng, menjadi 5 (lima) hari saja, material organik
terdekomposisi menjadi pupuk kompos.
Disamping
rendah atau hilangnya keluaran polutan, karena pengaturan cairan lindi
pada kondisi aerobik, penggunaan tabung ( rotary kiln) sebagai media
proses penguraian, juga memberikan keluaran baru berupa larutan organik, suatu produk bernilai yang memberikan pendapatan ekonomi.
Rotary kiln, sebagai usaha menerapkan mekanisasi sepenuhnya pada proses
pembuatan kompos atau kegiatan pengolahan sampah organik, telah merobah
metoda bedeng (open windrows) menjadi layak sosial, ekonomi, teknik dan
lingkungan guna dilaksanakan di perkotaan dan dekat pemukiman
masyarakat sekalipun. Bahkan dengan temuan dan inovasi rotary kiln,
kini para pengguna pupuk kompos (petani, pengusaha agribisnis,
pengusaha perkebunan) kini bisa mendapatkannya secara murah bahkan
gratis, tanpa harus membeli lagi, dengan memburu material bahan
pembuatan pupuk kompos langsung ke sumbernya. Kawasan komersial penimbul
sampah organik (restoran, hotel, pasar sayuran, pasar induk, foodcourt
mall, kantin pabrik) maupun kawasan sosial (sekolah, rumah sakit)
dengan senanghati, bahkan bersedia membayar, jika sampah yang timbul di
lokasinya diambil para pemburu pupuk kompos. *)
0 komentar :
Posting Komentar