Batu Akik bersumber dari Kab. Bone, Sulsel_dok.Asrul |
Demam batu akik yang terjadi saat ini
dikhawatirkan mengganggu keberadaan situs-situs bersejarah yang ada di daerah.
Para pemburu batu akik atau batu mulia sudah “diduga” mulai mencoba menggali di
tempat situs-situs bersejarah yang ada di Indonesia.
Belakangan
batu akik tiba-tiba jadi primadona. Harga jual dari pertambangan rakyat
melonjak tajam. Di sentra penjualan batu akik terbesar se-Asia Tenggara, Pasar
Rawa Bening, Jakarta Timur, pedagang meraup untung hingga 250-500 persen
dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengrajin "dadakan" dan Gerai batu akik juga terdengar meluas di Kab/Kota seluruh Indonesia, sebut misalnya di Kota
Tangerang pengrajin batu akik beraktivitas sampai diperparkiran PN Tangerang. Termasuk seperti di Kota Martapura, Kabupaten
Banjar, Kalimantan Selatan. Di sini akik bahkan sempat mendunia karena penemuan
intan di Pendulangan Cempaka, Sungai Tiung, Desa Pumpung, Cempaka, pada 1965.
Meski menghasilkan akik sejak 1960-an, batu-batu mulia baru digandrungi sekitar
dua tahun terakhir.
Sebelumnya,
batu akik dari pendulangan tradisional Cempaka tidak mampu mengimbangi
kebesaran intan trisakti yang tersohor hingga ke luar negeri. Banyak jenis batu
alam dari pendulangan intan tradisional, antara lain kecubung, fosil, amparan,
badar besi, pirit, kelulut, dan merah borneo.
Oleh
para perajin, bongkahan batu dibelah-belah dan digosok dengan cara tradisional
sehingga menghasilkan batu-batu yang indah dengan beragam corak.
"Petambang mendapatkan bongkahan batu itu paling tidak di kedalaman 20
meter," demikian keterangan dari pengrajin atau pehobbies batu akik di
Desa Pumpung, Cempaka, Kota Banjarbaru.
Selain
batu aceh dan batu martapura, jenis batu akik yang sedang naik daun adalah batu
bacan dari Pulau Bacan, Maluku Utara. Konon, bacan menjadi primadona karena
dipakai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat
Barack Obama.
Batu
bacan terdiri dari dua jenis, yakni bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko
umumnya berwarna hijau tua dan bacan palamea berwarna kebiruan. Nama doko dan
palamea merupakan nama desa di Pulau Bacan tempat diambilnya batu-batu itu.
Harga
jual batu akik sangat bergantung pada warna, tingkat kejernihan, ukuran, dan
kekerasan batu. Batu bacan dengan berat 5 gram dijual Rp 3 juta-Rp 5 juta per
butir. Mory Latupono, warga Ambon, yang berdomisili di Tigaraksa, Kab.
Tangerang, Provinsi Banten, bahkan pernah menjual batu bacan yang berasal dari daerahnya di Maluku Utara seberat 20 gram
dengan harga Rp 30 juta-Rp 50 juta per butir. Batu bacan kini menjadi batu
termahal di Indonesia yang dilirik oleh pasar Taiwan hingga Jepang.
Fenomena
Sesaat
Trend
batu akik meledak lagi karena munculnya batu alam Indonesia, terlebih setelah Presiden Amerika Serikat Obama dan Presiden SBY memakai batu akik jenis bacan (konon bacan tersebut, SBY
memperolehnya dari Ir. H. Thaib Armaiyn M.Si. mantan Gubernur Maluku Utara ke-1
berupa bongkahan batu bacan). Batu bacan, bengkulu, aceh, dan lampung, Batu ‘Mare”
Bone (Sulawesi Selatan), Salah satu sumber batu akik dari Bone tersebut Klik detaildi Sini. Dulu orang tidak perhatian. Indonesia memang kaya sumber daya alam (SDA), memang
setiap daerah ada potensi batu akik, tahun ini menjadi tahun keemasan batu akik
Indonesia.
Ledakan
batu akik ini sebagai fenomenal sesaat layaknya fenomena ikan louhan, tanaman
anthurium, bunga euphorbia, beberapa tahun lalu di Indonesia. Beda dengan
tanaman atau benda hidup. Hanya saja batu akik, karena benda mati, fenomena
batu alam ini kemungkinan bisa bertahan cukup lama, karena tidak memerlukan
atau mengeluarkan biaya pemeliharaan.
Masyarakat
bersikap wajar dalam menyikapi ledakan batu akik. Sebab, hingga kini, batu akik
belum memiliki standar harga di pasaran (belum ada nilai investasi) sebagaimana
layaknya emas, perak, tembaga, dll. Selain itu, batu tersebut belum memiliki
sertifikasi yang bisa menjaga harga dan keasliannya.
Kondisi
itu bisa memicu perubahan yang tidak bisa diprediksi, yakni bisa terus melonjak
ataupun jatuh secara tiba-tiba. Untuk itu, batu alam belum bisa menjadi
investasi jangka panjang seperti emas, disini problemnya, yang harus dicari solusinya.
Pemerintah
Sebaiknya Menfasilitasi Sertifikat.
Musim
batu akik turut mengancam kelestarian alam di lokasi sumber bahan batu, seperti
di Nagan Raya dan Aceh Tengah, Bacan, Bone, Sulawesi Selatan dan sebagainya. Situasi itu bisa
memicu masyarakat melakukan penambangan secara masif tanpa memikirkan dampak
buruk terhadap lingkungan. Apalagi merujuk data GaPBA Aceh, ada sekitar 1.000
pencari batu dalam sehari di Nagan Raya dan Aceh Tengah.
Ledakan
batu akik yang terbentuk dari aktivitas magma ini memang menggiurkan. Harga
yang melambung tinggi membuat orang terlena. Boleh saja jatuh cinta pada
kecantikan akik, asal tidak kecanduan lalu menyesal kemudian.
Pemerintah
sebaiknya membuat perda tentang penambangan batu akik (skala industri kecil),
sekaligus menfasilitasi sertifikat batu mulia ini dan pemerintah memulai
mengadakan riset dan persiapan untuk memberi nilai investasi dari batu akik
tersebut.
Demi mendapatkan
keaslian batu akik, khususnya di Jakarta (Indonesia) ada Laboratorium Tasbih
Scientific Gemological Laboratory di Pasar Rawa Bening, yang bisa membuat
sertifikasi batu tentang asal-usul batu. Mereka bersinergi dengan ahli batu di
India serta London.
Untuk sementara masyarakat atau pehobbies batu akik, dapat
mensertifikasi batu akiknya, demi menghindari salah tafsir sumber, jenis dan
penamaan batu akik termasuk harganya tersebut. Karena dalam realitanya penamaan dan sumber batu
akik sangat simpang-siur di masyarakat, apalagi harganya?? sering ada nilai tidak masuk akal dan siapa saja yang bisa membeli dengan harga mahal?? ini bisa berdampak sosial, ekonomi dan
budaya yang sangat tajam. Salah satu contoh, Propinsi Banten sudah mem’perda’kan
batu kalimaya yang bersumber dari wilayahnya. Ini patut diapresiasi oleh
wilayah lain, karena sebuah langkah maju menuju sertifikasi yang dimaksud
tersebut.
PPh
Batu Akik???
Tingginya
permintaan batu mulia di masyarakat, membuat harga pasar yang sulit ditentukan
dan fluktuatif. Saleh Husin, Menteri Perindustrian menuturkan pemerintah akan
merancang kategori perhiasan yang dikenakan pajak dalam revisi Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) No.253/PMK.03/2008.
Rencana
pemerintah ini untuk mengatur tentang wajib Pajak Badan tertentu sebagai Pemungut
Pajak Penghasilan (PPh) dari Pembeli Atas Penjualan Barang yang tergolong
sangat mewah, bisa saja dilakukan, namun sebaiknya terlebih dahulu mengadakan
sertifikasi dan/atau sekaligus menetapkan nilai investasi batu akik tersebut,
agar ada acuan. Bila tidak, kegiatan usaha masyarakat ini akan terhenti, karena
persoalan pungutan pajak yang tidak punya nilai investasi standar.
Baca Artikel Batu Mulia:
0 komentar :
Posting Komentar