PT Jakarta Propertindo (Jakpro) |
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) lakukan penandatanganan memorandum
of understanding(MoU) mengenai pengkajian dan penerapan teknologi dalam
mendukung pembangunan kota Jakarta, khususnya di bidang pengolahan
sampah dengan dukungan teknologi.
Lebih
lanjut BPPT dan Jakpro juga tandatangani kontrak kerja sama untuk
pekerjaan asistensi dan evaluasi terkait rencana pembangunan
Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dalam kota dengan teknologi incinerator yang tepat,
Kepala
BPPT, Unggul Priyanto, dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya
akan membantu Jakpro untuk mengkaji teknologi yang dapat mengolah sampah
dengan cepat tanpa memerlukan lahan yang terlalu luas. Kemudian,
teknologi itu harus mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan.
"Kami
akan merekomendasikan teknologi yang menggunakan proses thermal. Dengan
proses ini, timbunan limbah padat (sampah) dalam jumlah besar dapat
diubah menjadi panas yang kemudian dikonversikan menjadi energi dalam
bentuk energi listrik," kata Unggul usai penandatanganan MoU di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, (28/6).
Mengenai
keunggulan pengolahan sampah dengan menggunakan proses thermal,
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Rudi Nugroho, menyebut ada dua
keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan proses tersebut.
“Pertama, sampah dengan jumlah besar dapat dihabiskan dengan singkat.
Kedua, diperoleh energi listrik yang dapat dimanfaatkan, baik untuk
mendukung memproses kembali limbah padat maupun untuk digunakan oleh
masyarakat,” urai Rudi.
Teknologi pengolahan sampah dengan proses thermal, lanjut Rudi saat
ini dipandang paling efektif dan telah banyak digunakan oleh sebagian
besar negara maju. Seperti Jepang, Singapura, Perancis, Austria,
Finlandia. Negara-negara maju tersebut menggunakan teknologi incinerator untuk pengolahan sampah.
“Lebih dari 70 persen pengguna teknologi incenerator bahkan telah
mengkonversikan panas yang dihasilkan untuk selanjutnya diubah menjadi
energi listrik. Karena jenis teknologi incinerator cukup banyak, maka
BPPT akan melakukan kajian untuk menentukan jenis teknologi incenerator
yang paling tepat diterapkan di Jakarta nantinya,” kata Rudi.
Mengamini
pernyataan Rudi, Direktur Utama PT Jakpro, Satya Heragandhi
mengungkapkan memang kerjasama dengan BPPT untuk membantu pihaknya
memilih teknologi yang tepat untuk digunakan dalam ITF. Apalagi saat ini
menurut Satya, sudah ada 96 proposal teknologi sampah yang ditawarkan
pihak swasta. Karena tak ingin memilih sembarangan, dirinya menyerahkan
pemilihan teknologi ke tangan instansi yang bergerak di bidang
teknologi yaitu BPPT.
"BPPT
akan memberikan pendampingan kepada Jakpro. Pendampingannya dalam hal
proses evaluasi analisa kelayakan proyek pembangunan dan pengelolaan
sampah dalam kota DKI Jakarta. Semoga dalam beberapa bulan ke depan
sudah ada minimal satu ITF yang telah terbangun sebagai proyek
percontohan, sehingga dapat menjadi trigger daerah lain maupun swasta
lain untuk berperan serta,” tutup Satya. (Humas/HMP)
Sumber: Web BPPT
Published: Wednesday, 29 June 2016
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar