Oleh: Dr. Anugra Martyanto
Banyak orang yang menanyakan apa makna dari sebuah hidup dengan berbagai masalah masalah yang dihadapinya? atau kalau mau disederhanakan pertanyaannya menjadi, Apasih yang dicari dalam kehidupan ini?
Pasti dari semua pembaca pernah mengalami atau memiliki pertanyaan diatas dalam perjalanan kehidupan anda, paling tidak pertanyaan ini akan datang pada saat anda mengalami banyak sekali permasalahan-permasalahan yang harus anda hadapi.
Lalu apa yang harus anda lakukan?, Hanya mencari jawabannya saja untuk memuaskan dahaga atau emosi anda atas sebuah pertanyaan tersebut? Atau anda mau belajar semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan anda yang akan membuat hidup anda menjadi lebih mulya buat anda dan dihadapan Sang Pemberi Hidup yaitu Allah SWT ?
Pada dasarnya Hidup itu adalah sebuah pilihan, intinya tidak bisa kita pungkiri, kita berhak 100% untuk memilih jalannya sendiri sendiri atas semua kehidupan yang kita jalani.
Hidup anda akan menjadi baik, bila pilihan hidup anda melakukan banyak kebaikan, namun sebaliknya hidup anda akan tidak baik bila pilihan hidup anda banyak melakukan kesalahan.
Lantas timbul pertanyaan, apakah kesalahan itu semuanya mutlak akan memberikan hasil keburukan dalam sebuah kehidupan?, atau sebaliknya, apakah semua kebaikan pasti akan memberikan hasil kemulyaan dalam sebuah kehidupan? Atau ada hubungan timbal balik antara keduanya (kebaikan dan kesalahan) yang berjalan secara harmoni (seimbang) yang memberikan banyak pelajaran dan manfaat kepada kehidupan anda?
Maaf, kali ini penulis banyak sekali memberikan statement dalam bentuk pertanyaan- pertanyaan, seperti yang penulis sampaikan diatas, namun semua ini tidak ada maksud apapun, apalagi mengajari/menggurui semua pembaca, sama sekali tidak, semua penulis lakukan hanya untuk berbagi saja, karena banyak sekali bahwa saya, anda dan kita semua mengalami atau menjumpai pertanyaan-pertanyaan diatas tersebut dalam keseharian kehidupan kita, sehingga membuat penulis ingin sedikit berbagi sebuah pemikiran yang kiranya dapat memberikan sedikit manfaat buat kita semua.
Baik, mari kita bahas satu demi satu semua pertanyaan itu, dan kita coba mengevaluasinya, dengan melibatkan Perasaan (hati) dan Pikiran (logika) sehingga kita bisa menyeimbangkan semuanya dan ini akan banyak memberikan manfaat buat kita semua.
Dari judul diatas penulis melontarkan dua hal, yaitu Hidup dan Masalah, dari dua hal ini maka timbul-lah semua pertanyaan yang diwakilkan pada semua pertanyan-pertanyaan yang penulis sampaikan diatas.
Hidup itu apa?,
Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas definisi dari ‘hidup’ ini, karena pasti akan banyak sekali definisi yang bisa kita dapati, tapi yang akan kita bahas adalah ‘cara’ kita memaknai arti ‘hidup’ yang kita jalani.
Ya…, cara memaknai, dalam artian cara pandang kita atas sebuah kehidupan dengan berbagai permasalahannya.
Kita bisa memandang hidup itu sebagai sebuah kemulyaan, kebahagiaan, kesuksesan, dan sebagainya, tapi bisa juga kita memandang hidup itu sebuah kesedihan, kegagalan, kepahitan dan sebagainya.
Jadi dalam memaknai arti hidup itu sangat bergantung dari cara kita memandangnya pada sebuah kehidupan itu sendiri, artinya bila cara pandang kita dilihat dari sudut pandang bahagia, maka akan memperoleh kebahagiaan, namun sebaliknya bila kita melihatnya dari sudut pandang sedih, maka akan memperoleh kesedihan.
Agar memudahkan apa yang dimaksud dari penulis, maka saya akan memasukkan sebuah illustrasi yang bisa memberikan contoh dari maksud tersebut.
Ada sebuah kisah, seorang ibu yang sangat menyayangi kedua anaknya, yang pertama adalah anak laki lakinya berjualan minuman dingin (Es buah dan sebagainya), sedangkan yang kedua adalah anak perempuannya berjualan payung.
Setiap hari ibu ini selalu dirundung kesedihan yang sangat mendalam, karena di muka jendela rumahnya ia selalu merenungi keadaan hidup kedua anaknya, bila hari sedang panas terik, ibu ini selalu sedih memikirkan anak perempuannya, karena hasil penjualan payungnya akan turun drastis, dan keesokan harinya bila hari hujan lebat ibu ini selalu sedih juga karena memikirkan anak laki lakinya yang akan merugi akibat penjualanan minuman Es-nya tidak laku.
Apa yang anda petik dari kisah diatas?
Ya…, ibu ini melihat arti ‘hidup’ dari sudut pandang kesedihan, sehingga yang datang kepada ibu ini adalah kemurungan, dan teman temannya.
Tapi coba kalau kita rubah cara pandangnya ibu ini menjadi,
Bila hari sedang panas terik, ibu ini memikirkan anak laki lakinya, dengan semua keuntungan yang diperoleh anaknya dari hasil penjualanan minuman Es-nya, maka ibu ini akan bahagia, dan datang kepada Tuhan dengan mengucapkan rasa syukur, dan bila hari sedang hujan lebat, ibu ini memikirkan anak perempuannya dengan segala keuntungan yang diperoleh anaknya dari hasil penjualan payungnya, maka ibu ini akan bahagia, dan datang kepada Tuhan dengan mengucapkan rasa syukur.
Apa yang bisa anda petik dalam ulasan kisah yang saya rubah ini?
Apakah ada perbedaan yang bermakna?, ingat! ‘masalah’ yang dihadapi ibu ini tetap, yaitu keadaan kehidupan kedua anaknya yang sangat ia kasihi, namun yang berbeda adalah ‘cara’ sudut pandang ibu ini dalam melihat arti ‘hidup’ yang dijalani kedua anaknya yang akan membawa ibu ini kedalam situasi kemurungan/kesedihan dan teman temannya atau akan membawa ibu ini kedalam situasi kebahagiaan yang berujung dengan rasa syukur kepada pemilik kehidupan yaitu Allah SWT.
Kembali kepada statement, ‘hidup adalah pilihan’, maka anda mempunyai hak 100% untuk memilih cara pandang anda terhadap arti sebuah kehidupan, penulis tidak akan mempengaruhi pilihan-pilihan tersebut, silahkan anda memilihnya sendiri dalam kehidupan anda.
Jadi hidup dalam sebuah kehidupan itu sangat indah (Life is beautiful) bila kita memilih cara memandangnya dengan sudut pandang kebahagiaan, dan sebaliknya hidup itu akan sulit bila kita memilih cara memandangnya dengan sudut pandang kesedihan.
Lalu adakah yang mempengaruhi anda untuk memilih dari salah satu pilihan itu?
Jawabannya “Ya” ada!, apa itu?
Yang mempengaruhi anda adalah ‘Pikiran’ dan ‘Perasaan’.
Pikiran diwakilkan oleh Logika anda dan Perasaan diwakilkan oleh Hati anda (nanti ada kaitannya dengan manajemen pikiran dan manajemen hati).
Dari kedua ini, mana yang paling dominan menguasai diri anda, pada saat anda dihadapkan pada sebuah masalah, disini ada lagi pilihan, anda akan mengedepankan pikiran atau anda akan mengedepankan perasaan, atau alternative lain anda akan mengkombinasikan keduanya yaitu pikiran dan perasaan yang anda olah sedemikian rupa dalam keseimbangannya yang sangat harmonis, sehingga anda akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan dan harapan anda. Silahkan anda tentukan sendiri pilihan itu!.
Tapi penulis akan sedikit memberikan informasi secara agak lain dari biasanya, dan ini bukan karena penulis sebagai seorang pribadi yang berprofesi sebagai dokter, namun ini adalah dari hasil analisa ilmiah dibidang kesehatan jiwa dan sedikit menyinggung anatomi tubuh.
Ada beberapa hal dalam tubuh kita yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan kita, dalam melihat sebuah makna dari sebuah kehidupan yang dijabarkan dalam serangkaian masalah-masalah yang kita hadapi, dan sikap pilihan apa yang akan kita pilih dalam menentukan cara pandang kita tersebut, mengedepankan Pikiran (logika), mengedepankan Perasaan (hati) atau mengkombinasikan keduanya.
Inilah ulasannya :
Manusia diciptakan oleh Sang Kuasa yaitu Allah SWT, diikuti penciptaan mahluk mahluk lainnya, berupa mahluk hidup, bumi, langit dan semua ciptaan Allah SWT.
Khususnya dalam perkembangan mahluk hidup ini, akan mengalami proses yang dikenal sebagai proses Evolusi, ya…, evolusi kehidupan.
Apa Evolusi kehidupan itu?
Disini ada dua hal yaitu evolusi dan hidup.
Pengertian Evolusi adalah sebuah proses perubahan yang sangat panjang yang melibatkan semua unsur yang mempengaruhi jalannya sebuah kehidupan itu sendiri.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama:
- variasi
- reproduksi
- seleksi
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi:
1. Seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
2. Hanyutan genetika (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam suatu populasi. Hanyutan genetika dihasilkan dari probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pengertian Hidup secara umum :
Hidup adalah cinta
Hidup adalah harapan
Hidup adalah cita cita
Hidup adalah kesempatan
Hidup adalah survival
Hidup adalah kehendak
Hidup adalah kesadaran
Hidup adalah kesuksesan
Hidup adalah ……dan seterusnya dan seterusnya, silahkan anda tambahkan sendiri pengertian berikutnya sesuai hasil pemikiran anda.
Dari semua pengertian tersebut semuanya melibatkan ‘Emosi’, ingat! emosi disini tidak identik dengan kemarahan belaka seperti definisi umum yang ada disebagian besar masyarakat kita, Emosi yang dimaksud adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku.
Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu.
Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ‘luar’ dan movere ‘bergerak’. “Motivasi” juga diturunkan dari movere.
Jenis Emosi bisa berupa:
- Cinta
- Perasaan
- Bangga
- Sifat
- Benci
- Terkejut
- Takut
- Suasana hati
- Dan lain lain.
(catatan: sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Dari definisi Emosi ini, dapat kita lihat ada dua kelompok besar, yaitu yang memiliki sifat ‘Positive’ dan yang memiliki sifat ‘Negative’.
Lalu apa kaitannya dengan proses evolusi kehidupan tadi?.
Dalam proses Evolusi kehidupan ini, Anda, saya dan kita semua adalah hasil evolusi ribuan tahun yang lalu, Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu, yang dalam perkembangannya mengalami banyak perubahan perubahan yang sangat signifikan terutama dalam perkembangan otaknya, sehingga inilah yang turut serta ikut menentukan spesies manusia (homo sapiens/Cro-magnon) menjadi penguasa di jagat raya bumi ini, sehingga manusia-lah yang bisa membuat kehidupan di bumi ini menjadi seperti sekarang ini.
Dalam perkembangannya manusia termasuk dalam kelompok hewan mamalia (menyusui) seperti hewan hewan lainnya, namun dalam perkembangan otaknya manusia mengalami evolusi yang sangat luar biasa dibandingkan hewan hewan lainnya.
Pada mulanya bekal awal dari Tuhan untuk semua mahluk hewan adalah sama, yaitu Otak mamalia (istilah anatominya System limbic) dan batang otak (istilah anatominya brainstem/medulla oblongata/spinal cord) (primitive brains).
Tapi dalam perkembangan evolusinya otak manusia berkembang dan memiliki Neo Cortex (otak besar) istilah anatominya Cerebrum dan Cerebellum (otak kecil).
Nah, dengan adanya proses perkembangan dari evolusi otak ini yang berubah dan berkembang menjadi Neo Cortex (otak besar) maka manusia bisa menjadi penguasa jagad raya dibumi semesta ini.
Apa hubungan antara otak besar, otak mamalia, batang otak dan otak kecil ini?
Otak besar ada dua yaitu otak kiri dan otak kanan, yang kiri berfungsi dalam analitik, memori jangka pendek dan kognisi, sedang otak kanan berfungsi sebagai deskriptif (gambaran), memori jangka panjang dan art/seni dan semuanya ini berkaitan erat pada proses berpikir, analisa dan logika.
Otak mamalia (limbic system) lebih berperan kepada jembatan/bridge yang menghubungkan otak besar dengan batang otak dan otak kecil, secara umum lebih berperan kepada penentuan pilihan positive dan negative, lebih mengena pada hal hal yang berkaitan dengan perasaan/emosi, berkaitan dengan proses hit and run (menyerang atau lari), pengaturan kadar hormonal (diwakili oleh fungsi hypothalamus), dan pada bagian ini tidak ada sama sekali proses berpikir (logika/analitik)
Batang otak (brainstem) lebih berperan kepada pengaturan system syaraf otonom yang jelas terlihat pada pengaturan detak/frekuensi jantung dan pernafasan, pada bagian ini juga tidak terdapat adanya proses berpikir.
Otak kecil (cerebellum), lebih berperan kepada pusat keseimbangan (balance), pengenalan situasi dan ruang, kiri/kanan, depan/belakang, tinggi/rendah, atas/bawah, rasa berputar, tepatnya keseimbangan terhadap posisi, pada bagian ini juga tidak terdapat adanya proses berpikir.
Jadi sekarang kita sudah mendapat kejelasan mengapa manusia sangat berbeda dengan mahluk hewan lainnya dalam menjalani proses kehidupannya, manusia bisa berpikir dan seterusnya, sedang hewan-hewan lainnya tidak, hal ini didasarkan atas perbedaan yang sudah kita ketahui bersama dari perkembangan otaknya dalam proses evolusi tadi.
Jelas karena hewan-hewan lain hanya dibekali 3 unsur yaitu otak mamalia (yang tidak mengalami evolusi menjadi otak besar seperti yang dialami manusia), batang otak dan sebagian kecil juga memiliki otak kecil, sehingga mereka ini tidak memiliki kemampuan berpikir, analisa dan logika seperti manusia, karena tidak memiliki Neo Cortex ini, sehingga kemampuan hewan-hewan lain hanya bisa melakukan, emosi saja tanpa diikuti memampuan berpikir, analisa dan logika.
Hewan-hewan lain hanya memiliki kemampuan marah, sedih, senang, gembira, benci, cinta, sayang dan emosi-emosi lainnya yang hanya berdasarkan insting dan intusi, tapi bukan berdasarkan proses berpikir, analisa dan logika.
Tapi pada manusia, kita memiliki semua kemampuan itu, mulai dari melibatkan proses berpikir, analisa, logika, semua jenis emosi, insting dan intusi.
Maka jadilah manusia mahluk yang paling sempurna dari semua ciptaan Allah SWT, maka patutlah kita selalu mensyukuri atas semua nikmat ini.
Sekarang kita akan membahas, kaitannya dengan cara kita me-manajemen pikiran dan manajemen hati yang sempat saya singgung diatas.
Dalam kaitannya penjelasan yang menerangkan anatomi otak tadi, maka dapat sedikit saya singkat saja, bahwa otak mamalia (limbic system) ini berfungsi dan berperan kepada kedua manajemen ini yaitu manajemen pikiran (otak besar) dan manajemen hati (perasaan/emosi)
Jadi dapat saya umpamakan system limbic (otak mamalia) ini sebagai ‘saklar’ atau ‘stop kontak’ seperti tombol on/off pada dinding dirumah anda yang bisa menyalakan dan mematikan aliran listrik kepada lampu di setiap ruangan di rumah anda, mengapa saya illustrasikan/umpamakan seperti saklar/stop kontak ini?
Mari kita ulas lebih lanjut.
Seperti anda ketahui fungsi saklar atau stop kontak ini adalah sebagai pengatur, apakah arus listrik ini akan diteruskan kepada yang membutuhkannya seperti lampu atau dihentikannya aliran arus listrik ini.
Nah system limbic ini juga sebagai saklar atau stop kontak bagi semua informasi yang masuk kepada system kerja semua otak anda yang berkaitan khususnya pada masalah ‘emosi positive’ dan ‘emosi negative’ ini, apakah akan diteruskan aliran informasi ini kepada otak besar agar melakukan proses berpikir, analisa dan logika, atau menghentikannya cukup di tingkat otak mamalia saja yang akan memprosesnya sebagai informasi yang hanya melibatkan perasaan/hati/emosi saja.
Jadi peranan system limbic inilah yang menentukan, apakah anda akan mengedepankan proses berpikir, analisa dan logika anda dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda?, atau anda akan mengedepankan perasaan/hati dan emosi dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda? Atau pilihan lain yang berupa mengkombinasikan keduanya yaitu pikiran/logika (otak) dan hati (perasaan/emosi) anda dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda?. Silahkan anda memilihnya sendiri.
Kalau anda mengetahui dan mampu mengelola fungsi on/off dari saklar di system limbic di otak anda ini, maka anda akan bisa melakukan pilihan dari ketiga pilihan itu.
Dan kemampuan mengelola inilah yang akan kita bahas dalam manajemen pikiran dan manajemen hati pada kesempatan penulisan artikel saya berikutnya.
Akan saya gambarkan sedikit cara me-manajemen itu secara singkat dan sederhana, yaitu memfungsikan saklar pada system limbic ini, dalam menghadapi masalah masalah yang ada dalam kehidupan anda.
Bila semua informasi yang anda terima berupa ‘emosi’ ini yang ada dalam dua bentuk yaitu ‘emosi positive’ dan ‘emosi negative’ dan setelah kedua emosi ini masuk kedalam system kerja otak anda dalam hal ini melibatkan otak besar anda dan hati anda, maka bila anda memposisikan saklar system limbic anda dalam posisi On (menyala), maka semua informasi emosi ini diteruskan kepada otak besar dan otak besar anda akan bekerja untuk melakukan proses selanjutnya yaitu berpikir, analisa dan logika, namun bila posisi saklar system limbic ini anda posisikan dalam keadaan Off (mati), maka semua informasi emosi ini tidak akan diteruskan kepada otak besar anda, dan otak besar anda tidak akan melakukan semua proses tersebut (berpikir, analisa dan logika), dan informasi emosi ini hanya berhenti ditingkat hati/perasaan saja.
Lalu manajemen apa yang akan terlihat dari fungsi saklar system limbic ini dalam mengolah informasi berupa ‘emosi positive’ dan ‘emosi negative’ ini?
Kalau posisi saklar system limbic ini ‘on’ artinya informasi diteruskan ke otak besar, dan sebaliknya bila dalam posisi ‘off’ maka informasi tidak diteruskan ke otak besar.
Kapan harus di posisi ‘On’ dan kapan harus di posisi ‘Off’ ?
Inilah proses yang akan berlangsung dalam manajemen pikiran dan manajemen hati yang akan saya bahas dalam artikel selanjutnya secara detail. Sangat menarik bukan…?
Bila anda mendapatkan sebuah informasi dalam bentuk ‘emosi positive’, sekalipun posisi saklar system limbic ini dalam posisi on atau off, umumnya akan memberikan hasil akhir yang baik, namun sebaliknya bila anda menerima informasi berupa ‘emosi negative’ dan posisi saklar system limbic ini dalam posisi ‘on’ maka informasi ini akan diteruskan ke otak besar dan otak besar akan mengolahnya dalam semua proses berpikir, analisa dan logika, maka hasil akhirnya akan memberikan perilaku yang bermanfaat buat diri pribadi anda sendiri dan lingkungan anda, tapi bila posisi saklar system limbic ini berada diposisi ‘off’, artinya informasi yang berupa ‘emosi negative’ ini tidak diteruskan ke otak besar dan otak besar anda tidak memprosesnya dalam bentuk berpikir, analisa dan logika, maka yang akan berperan hanya perasaan/hati anda saja, yang biasanya tercipta dan terlihat dalam bentuk perilaku kemarahan, temperamental, kebencian, dan teman temanya.
Nah, kemampuan seseorang dalam mengatur posisi ‘on’ dan ‘off’-nya saklar system limbic ini yang akan menjadikan orang itu memiliki kemampuan untuk berlaku bijaksana, arif dan berwibawa dalam hubungan sosialnya di kehidupan bermasyarakat, baik dalam scope kecil seperti kehidupan rumah tangga/keluarga atau dalam scope yang lebih luas lagi yaitu pergaulan sosial kita dimasyarakat, bahkan dalam kehidupan nyata atau dalam kehidupan maya seperti pergaulan sosial kita di dunia internet ini.
Dan yang jelas kemampuan ini tidak ada hubungannya dengan faktor usia seseorang, yang pada umumnya kita berpendapat, makin bertambahnya usia seseorang maka kemampuan mengelola pikiran dan hati ini makin menjadi lebih baik, pendapat ini tidak semuanya benar, karena semua ini akan melibatkan ‘proses belajar’ dan ‘bisa dipelajari’ oleh semua kalangan tanpa melihat berapa usianya, apa jenis kelaminnya, apa pendidikannya, apa status sosialnya, apa agamanya dan lain sebagainya, kemampuan ini benar benar hanya melibatkan ‘kemauan’ dan ‘kepedulian’ serta ‘kesadaran’ dari setiap individu/pribadi untuk mau memulainya dan untuk mau terus belajar dan belajar, sehingga perkembangan kemampuan pengelolaan/manajemen pikiran dan manajemen hati ini akan semakin matang dan baik. Apakah anda akan merasa tertantang untuk mempelajarinya?
Berikutnya saya akan membahas tentang ‘Masalah’, apa itu masalah?
Masalah secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya ‘Perbedaan’ antara harapan/keinginan/kehendak dengan kenyataan/fakta/keadaan yang sesungguhnya terjadi, dalam kehidupan kita.
Jadi bila disederhanakan lagi, ‘masalah’ dapat di-identik dengan adanya sebuah ‘konflik’, yaitu harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Dan pada umumnya setiap masalah yang timbul atau yang kita hadapi, pastilah kita selaku pribadi/individu pada ‘fase awalnya’ kita kontak dengan masalah ini, akan lebih mengedepankan perasaan (hati) ketimbang pikiran (logika), apalagi melibatkan keduanya secara bersamaan (simultan) dalam satu waktu itu juga (sangat jarang yang melakukannya, kecuali bagi mereka yang mau belajar memanajemen pikiran dan hati secara simultan).
Lalu apa kaitannya uraian saya di atas (mulai dari cara pandang dalam memaknai arti hidup hingga proses evolusi kehidupan tadi) dengan ‘masalah’ yang saya bahas ini? Kita tunggu saja dalam pembahasan artikel saya selanjutnya, menarik bukan?
Saya akan melengkapi tulisan saya ini, dengan sebuah illustrasi sederhana, dalam kaitannya sebuah ‘masalah’ dengan ‘manajemen pikiran dan manajemen hati’ yang digambarkan dalam memposisikan saklar di system limbic kita dalam posisi ‘on’ dan posisi ‘off’.
Saya akan menggambarkan seperti ini :
Bila ‘harapan’ anda diletakkan di posisi sebelah kiri tubuh anda dan ‘kenyataan’ berada diposisi sebelah kanan tubuh anda, maka bila tidak ada kesesuaian atau ada/terciptanya sebuah perbedaan, maka inilah yang mencetuskan sebuah masalah.
Apa yang harus anda lakukan?, pilihannya adalah mencari jalan penyelesaiannya dengan melibatkan pikiran dan hati anda, atau anda akan lari meninggalkannya dan ada kemungkinan dari masalah yang tidak selesai ini, ada kemungkinan terciptanya masalah baru, sehingga akan terduplikasi, baik secara deret hitung maupun secara deret ukur, sehingga semuanya akan berujung kepada permasalahan yang semakin rumit/complicated dan akan membuat anda semakin menjadi stress, dan akan berjalan menjadi depresi hingga ada kemungkinan pada pemilihan tindakan bunuh diri akibat ulahnya sebuah ‘rasa’ yang kita kenal dengan sebutan ‘putus asa’?, silahkan anda pilih sendiri pilihan tersebut.
Sebelum saya membahasnya lebih lanjut, saya akan menyampaikan dulu ada berapa jenis ‘masalah’ ini?
Masalah secara garis besar ada dua jenis (berdasarkan sumber/datangnya), yaitu masalah yang anda ciptakan sendiri dan masalah yang anda dapatkan dari orang lain atau dari lingkungan anda (bisa lingkungan sosial dan bisa lingkungan alam)
Contoh sederhananya, masalah yang anda ciptakan sendiri adalah, anda gagal dalam sebuah ujian di sekolah, akibat dari perbuatan anda sendiri yang tidak belajar dan mempersiapkannya dengan baik, maka anda menjadi sedih, kecewa, gundah dan semua teman temannya akan menghampiri anda.
Masalah yang datang dari orang lain atau lingkungan (baik lingkungan sosial dan/atau lingkungan alam sekitarnya) adalah anda mendapat segudang terror, fitnah, makian, cacian, hinaan, tudingan dan teman temannya, juga bisa berupa sengketa, selisih paham, pertengkaran dari orang lain atau sekelompok orang (lingkungan sosial), atau masalah itu juga bisa berupa bencana alam, musibah dan teman temannya (lingkungan alam).
Lalu apa upaya pilihan yang kita pilih dari dua pilihan tadi dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi dan yang kita hadapi, mencari penyelesaian atau lari/menghindar?
Hal ini sangat bergantung kepada pilihan anda sendiri yang kalau boleh saya sarankan bisa menggunakan dasar pertimbangan-pertimbangan berikut dibawah ini.
Melanjutkan pembahasan illustrasi saya tadi yaitu, Bila ‘harapan’ anda diletakkan di posisi sebelah kiri tubuh anda dan ‘kenyataan’ berada diposisi sebelah kanan tubuh anda, maka bila tidak ada kesesuaian atau ada/terciptanya sebuah perbedaan, maka inilah yang mencetuskan sebuah masalah. Lalu apa solusi yang bisa anda lakukan?
Jawabannya adalah :
Akan saya ulas sedikit maksud dari kedua efek ini dalam menghadapi masalah dan strategi penyelesaiannya seperti yang sudah saya ulas diatas.
Pertanyaannya,
1. apakah semua efek negative akan memberikan keburukan dalam penyelesaian masalah anda? Atau sebaiknya apakah semua efek positive akan memberikan kebaikan dalam penyelesaian masalah anda?
2. apakah semua efek yang bermanfaat akan mendatangkan kebaikan dalam penyelesaian masalah anda? Atau sebaliknya apakah semua yang tidak bermanfaat akan memberikan keburukan dalam penyelesaian masalah anda?
Untuk menjawab dua pertanyaan ini, akan saya serahkan seutuhnya untuk anda jawab sendiri, dan saya akan memberikan tantangan kepada anda selaku pembaca tulisan saya ini, apakah anda akan menerima tantangan ini dan menjawab dua pertanyaan ini buat diri anda sendiri?, ini juga pilihan buat anda, dan 100% ada di tangan anda untuk menerima atau tidak dan untuk menjawab atau tidak.
Untuk memudahkan anda dalam menjawab pertanyaan itu, akan saya berikan bonus sebuah illustrasi lagi dalam sebuah kisah nyata.
Begini kisahnya :
Ada seorang sahabat saya, seorang dokter juga yang sedang mengadakan lawatan kesuatu daerah, dan setelah semua urusannya beres dan selesai di daerah yang dia kunjungi, maka dia memutuskan untuk kembali pulang ke kota asalnya dengan menggunakan pesawat terbang, dan dia mendapatkan tiket pesawatnya melalui penyedia jasa pelayanan tiket angkutan, biro jasa traveling, namun karena ada sesuatu masalah maka tiket penerbangannya disalah satu maskapai penerbangan terlambat sampai ke tangan sahabat saya ini, akibatnya dia ketinggalan dari jadwal penerbangan yang sudah ditetapkan sehingga menghambat kepulangannya ke kota asalnya.
Apa yang dilakukan sahabat saya saat kejadian itu terjadi dan dialaminya?
Dia langsung datang kepada biro jasa traveling ini, memaki maki, marah, dan semua kelakuannya yang sangat negative (efek negative), apa alasan dia melakukan ini semua?, sangat klasik yaitu kecewa, kesal, dongkol dan teman temannya dan dia mengakui semuanya ini dilakukannya atas dasar begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan berikutnya, begitu pentingnya waktu yang sudah terjadwal dalam setiap event pekerjaannya, berapa banyak kerugian materi yang dikorbankannya, berapa banyak kesempatan yang hilang darinya, begitu tinggi harga dirinya dan semua teman temannya.
Singkat cerita yang ada saat itu semuanya memberikan efek negative terhadap semua masalah yang dihadapinya.
Pertanyaanya adalah, apakah efek negative ini memberikan keburukan buat pribadinya dan atau lingkungannya? atau memberikan kebaikan buat pribadinya dan atau lingkungannya?
Juga adakah manfaat yang bisa diterimanya selaku pribadi dan atau lingkungannya?, atau tidak ada manfaatnya sama sekali buat pribadinya dan atau lingkungannya?
Inilah jawaban dari semua kemelut yang dihadapi sahabat saya itu…….
Setelah hari berselang dan waktu terus berjalan, sahabat saya mendapatkan berita bahwa pesawat dalam maskapai yang akan membawanya kembali ke kota asalnya itu, dikhabarkan telah jatuh di lautan bebas, samudra Indonesia, yang hingga saat berita itu diterimanya, keadaan semua crew dan penumpang pesawat naas itu belum diketahui nasibnya, dan konon kabar akhirnya setelah beberapa minggu, didapati berita bahwa semuanya tewas tanpa ada yang tersisa/selamat dari musibah itu.
Apa yang dapat anda simpulkan dari kisah yang saya sampaikan pada anda dari pengalaman nyata sahabat saya ini?
Sudahkah anda bisa menjawab dua pertanyaan yang saya ajukan itu?
Analisanya adalah :
Apakah semua yang berefek negative akan memberikan keburukan pada masalah yang di hadapi sahabat saya ini?, atau sebaliknya apakah yang berefek positive selalu memberikan kebaikan pada masalah yang dihadapi sahabat saya ini?
Apakah efek bermanfaat memberikan kebaikan pada masalah yang dihadapi sahabat saya ini? Atau apakah efek tidak bermanfaat selalu memberikan keburukan pada masalah yang dihadapi sahabat saya ini?
(Kenyataan yang ada, bahwa dengan terlambatnya tiket pesawat sampai ke tangan sahabat saya ini, yang berakibat dia ketinggalan naik pesawat dan batal pulang ke kota asalnya, maka setelah dia tahu akan kecelakaan pesawat itu, maka dia terselamatkan dari musibah yang bisa juga merenggut nyawanya, dalam artian kematian, maka dia akan kehilangan semua kesempatan yang dia miliki, apakah semua efek negative yang terjadi terhadap masalah ini memberikan keburukan? atau sebaliknya malah memberikan kebaikan dengan tetap selamat dan hidup buat sahabat saya ini?)
Sekarang saya yakin anda sudah mempunyai jawaban masing-masing, setelah anda membaca dan menyimak dengan baik kisah yang saya tuliskan di atas tersebut.
Akhirnya saya akan tutup semua tulisan saya yang sangat panjang ini, semoga anda tidak bosan untuk membacanya, dengan sebuah kesimpulan sederhana, yaitu Anda tetap harus belajar dan teruslah belajar apapun dalam menghadapi semua masalah-masalah anda, dengan tetap mengedepankan keikhlasan, tawakal, kesabaran, ikhtiar, kepasrahan dan kekuatan doa sesuai keimanan yang anda miliki.
Dan yang tidak kalah pentingnya juga, anda harus meningkatkan kemampuan anda dalam ‘menafsirkan’ semua arti dan makna dari semua masalah yang anda hadapi yang pastinya melibatkan kekuatan pikiran anda dan kekuatan hati nurani anda dan mengkombinasikan kedua kekuatan itu secara harmonis dalam kehidupan anda, dan akhirnya dari hari ke hari, dari waktu ke waktu kualitas kepribadian anda akan menjadi lebih matang dan lebih baik, yang terlihat dari sikap bijaksana, arif dan berwibawa dihadapan keluarga anda dan lingkungan pergaulan sosial anda.
Nanti akan saya lanjutkan dalam pembahasan berikutnya yaitu manajeman pikiran dan manajemen hati pada kesempatan berikutnya.
Dan kalau anda berkenan, anda dapat juga melengkapi pemahaman anda dengan membaca ulang atau bagi yang belum membacanya, uraian saya dalam tulisan-tulisan saya yang terdahulu yang sempat dan sudah saya postingkan, dengan judul Mind Mapping, Heart Mapping dan Ketakutan dan Kecemasan, karena tulisan saya ini juga ada korelasinya dengan thema yang saya tuliskan saat ini.
Sekali lagi saya sampaikan, tidak ada maksud apapun dari penulis, termasuk mengajari/menggurui semua pembaca yang budiman, hanya ingin berbagi saja, semoga akan ada manfaatnya buat diri saya secara pribadi dan buat kita semua.
Sebelum dan sesudahnya saya haturkan mohon maaf bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati para pembaca sekalian dan terima kasih.
Salam sehat dari saya, Dr. Anugra Martyanto.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk ananda Fawaizzah Watie yang sangat mengasihi ayahandanya.
Tags: Masalah, Makna, Hidup
Banyak orang yang menanyakan apa makna dari sebuah hidup dengan berbagai masalah masalah yang dihadapinya? atau kalau mau disederhanakan pertanyaannya menjadi, Apasih yang dicari dalam kehidupan ini?
Pasti dari semua pembaca pernah mengalami atau memiliki pertanyaan diatas dalam perjalanan kehidupan anda, paling tidak pertanyaan ini akan datang pada saat anda mengalami banyak sekali permasalahan-permasalahan yang harus anda hadapi.
Lalu apa yang harus anda lakukan?, Hanya mencari jawabannya saja untuk memuaskan dahaga atau emosi anda atas sebuah pertanyaan tersebut? Atau anda mau belajar semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan anda yang akan membuat hidup anda menjadi lebih mulya buat anda dan dihadapan Sang Pemberi Hidup yaitu Allah SWT ?
Pada dasarnya Hidup itu adalah sebuah pilihan, intinya tidak bisa kita pungkiri, kita berhak 100% untuk memilih jalannya sendiri sendiri atas semua kehidupan yang kita jalani.
Hidup anda akan menjadi baik, bila pilihan hidup anda melakukan banyak kebaikan, namun sebaliknya hidup anda akan tidak baik bila pilihan hidup anda banyak melakukan kesalahan.
Lantas timbul pertanyaan, apakah kesalahan itu semuanya mutlak akan memberikan hasil keburukan dalam sebuah kehidupan?, atau sebaliknya, apakah semua kebaikan pasti akan memberikan hasil kemulyaan dalam sebuah kehidupan? Atau ada hubungan timbal balik antara keduanya (kebaikan dan kesalahan) yang berjalan secara harmoni (seimbang) yang memberikan banyak pelajaran dan manfaat kepada kehidupan anda?
Maaf, kali ini penulis banyak sekali memberikan statement dalam bentuk pertanyaan- pertanyaan, seperti yang penulis sampaikan diatas, namun semua ini tidak ada maksud apapun, apalagi mengajari/menggurui semua pembaca, sama sekali tidak, semua penulis lakukan hanya untuk berbagi saja, karena banyak sekali bahwa saya, anda dan kita semua mengalami atau menjumpai pertanyaan-pertanyaan diatas tersebut dalam keseharian kehidupan kita, sehingga membuat penulis ingin sedikit berbagi sebuah pemikiran yang kiranya dapat memberikan sedikit manfaat buat kita semua.
Baik, mari kita bahas satu demi satu semua pertanyaan itu, dan kita coba mengevaluasinya, dengan melibatkan Perasaan (hati) dan Pikiran (logika) sehingga kita bisa menyeimbangkan semuanya dan ini akan banyak memberikan manfaat buat kita semua.
Dari judul diatas penulis melontarkan dua hal, yaitu Hidup dan Masalah, dari dua hal ini maka timbul-lah semua pertanyaan yang diwakilkan pada semua pertanyan-pertanyaan yang penulis sampaikan diatas.
Hidup itu apa?,
Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas definisi dari ‘hidup’ ini, karena pasti akan banyak sekali definisi yang bisa kita dapati, tapi yang akan kita bahas adalah ‘cara’ kita memaknai arti ‘hidup’ yang kita jalani.
Ya…, cara memaknai, dalam artian cara pandang kita atas sebuah kehidupan dengan berbagai permasalahannya.
Kita bisa memandang hidup itu sebagai sebuah kemulyaan, kebahagiaan, kesuksesan, dan sebagainya, tapi bisa juga kita memandang hidup itu sebuah kesedihan, kegagalan, kepahitan dan sebagainya.
Jadi dalam memaknai arti hidup itu sangat bergantung dari cara kita memandangnya pada sebuah kehidupan itu sendiri, artinya bila cara pandang kita dilihat dari sudut pandang bahagia, maka akan memperoleh kebahagiaan, namun sebaliknya bila kita melihatnya dari sudut pandang sedih, maka akan memperoleh kesedihan.
Agar memudahkan apa yang dimaksud dari penulis, maka saya akan memasukkan sebuah illustrasi yang bisa memberikan contoh dari maksud tersebut.
Ada sebuah kisah, seorang ibu yang sangat menyayangi kedua anaknya, yang pertama adalah anak laki lakinya berjualan minuman dingin (Es buah dan sebagainya), sedangkan yang kedua adalah anak perempuannya berjualan payung.
Setiap hari ibu ini selalu dirundung kesedihan yang sangat mendalam, karena di muka jendela rumahnya ia selalu merenungi keadaan hidup kedua anaknya, bila hari sedang panas terik, ibu ini selalu sedih memikirkan anak perempuannya, karena hasil penjualan payungnya akan turun drastis, dan keesokan harinya bila hari hujan lebat ibu ini selalu sedih juga karena memikirkan anak laki lakinya yang akan merugi akibat penjualanan minuman Es-nya tidak laku.
Apa yang anda petik dari kisah diatas?
Ya…, ibu ini melihat arti ‘hidup’ dari sudut pandang kesedihan, sehingga yang datang kepada ibu ini adalah kemurungan, dan teman temannya.
Tapi coba kalau kita rubah cara pandangnya ibu ini menjadi,
Bila hari sedang panas terik, ibu ini memikirkan anak laki lakinya, dengan semua keuntungan yang diperoleh anaknya dari hasil penjualanan minuman Es-nya, maka ibu ini akan bahagia, dan datang kepada Tuhan dengan mengucapkan rasa syukur, dan bila hari sedang hujan lebat, ibu ini memikirkan anak perempuannya dengan segala keuntungan yang diperoleh anaknya dari hasil penjualan payungnya, maka ibu ini akan bahagia, dan datang kepada Tuhan dengan mengucapkan rasa syukur.
Apa yang bisa anda petik dalam ulasan kisah yang saya rubah ini?
Apakah ada perbedaan yang bermakna?, ingat! ‘masalah’ yang dihadapi ibu ini tetap, yaitu keadaan kehidupan kedua anaknya yang sangat ia kasihi, namun yang berbeda adalah ‘cara’ sudut pandang ibu ini dalam melihat arti ‘hidup’ yang dijalani kedua anaknya yang akan membawa ibu ini kedalam situasi kemurungan/kesedihan dan teman temannya atau akan membawa ibu ini kedalam situasi kebahagiaan yang berujung dengan rasa syukur kepada pemilik kehidupan yaitu Allah SWT.
Kembali kepada statement, ‘hidup adalah pilihan’, maka anda mempunyai hak 100% untuk memilih cara pandang anda terhadap arti sebuah kehidupan, penulis tidak akan mempengaruhi pilihan-pilihan tersebut, silahkan anda memilihnya sendiri dalam kehidupan anda.
Jadi hidup dalam sebuah kehidupan itu sangat indah (Life is beautiful) bila kita memilih cara memandangnya dengan sudut pandang kebahagiaan, dan sebaliknya hidup itu akan sulit bila kita memilih cara memandangnya dengan sudut pandang kesedihan.
Lalu adakah yang mempengaruhi anda untuk memilih dari salah satu pilihan itu?
Jawabannya “Ya” ada!, apa itu?
Yang mempengaruhi anda adalah ‘Pikiran’ dan ‘Perasaan’.
Pikiran diwakilkan oleh Logika anda dan Perasaan diwakilkan oleh Hati anda (nanti ada kaitannya dengan manajemen pikiran dan manajemen hati).
Dari kedua ini, mana yang paling dominan menguasai diri anda, pada saat anda dihadapkan pada sebuah masalah, disini ada lagi pilihan, anda akan mengedepankan pikiran atau anda akan mengedepankan perasaan, atau alternative lain anda akan mengkombinasikan keduanya yaitu pikiran dan perasaan yang anda olah sedemikian rupa dalam keseimbangannya yang sangat harmonis, sehingga anda akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan dan harapan anda. Silahkan anda tentukan sendiri pilihan itu!.
Tapi penulis akan sedikit memberikan informasi secara agak lain dari biasanya, dan ini bukan karena penulis sebagai seorang pribadi yang berprofesi sebagai dokter, namun ini adalah dari hasil analisa ilmiah dibidang kesehatan jiwa dan sedikit menyinggung anatomi tubuh.
Ada beberapa hal dalam tubuh kita yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan kita, dalam melihat sebuah makna dari sebuah kehidupan yang dijabarkan dalam serangkaian masalah-masalah yang kita hadapi, dan sikap pilihan apa yang akan kita pilih dalam menentukan cara pandang kita tersebut, mengedepankan Pikiran (logika), mengedepankan Perasaan (hati) atau mengkombinasikan keduanya.
Inilah ulasannya :
Manusia diciptakan oleh Sang Kuasa yaitu Allah SWT, diikuti penciptaan mahluk mahluk lainnya, berupa mahluk hidup, bumi, langit dan semua ciptaan Allah SWT.
Khususnya dalam perkembangan mahluk hidup ini, akan mengalami proses yang dikenal sebagai proses Evolusi, ya…, evolusi kehidupan.
Apa Evolusi kehidupan itu?
Disini ada dua hal yaitu evolusi dan hidup.
Pengertian Evolusi adalah sebuah proses perubahan yang sangat panjang yang melibatkan semua unsur yang mempengaruhi jalannya sebuah kehidupan itu sendiri.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama:
- variasi
- reproduksi
- seleksi
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi:
1. Seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
2. Hanyutan genetika (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam suatu populasi. Hanyutan genetika dihasilkan dari probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pengertian Hidup secara umum :
Hidup adalah cinta
Hidup adalah harapan
Hidup adalah cita cita
Hidup adalah kesempatan
Hidup adalah survival
Hidup adalah kehendak
Hidup adalah kesadaran
Hidup adalah kesuksesan
Hidup adalah ……dan seterusnya dan seterusnya, silahkan anda tambahkan sendiri pengertian berikutnya sesuai hasil pemikiran anda.
Dari semua pengertian tersebut semuanya melibatkan ‘Emosi’, ingat! emosi disini tidak identik dengan kemarahan belaka seperti definisi umum yang ada disebagian besar masyarakat kita, Emosi yang dimaksud adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku.
Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu.
Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ‘luar’ dan movere ‘bergerak’. “Motivasi” juga diturunkan dari movere.
Jenis Emosi bisa berupa:
- Cinta
- Perasaan
- Bangga
- Sifat
- Benci
- Terkejut
- Takut
- Suasana hati
- Dan lain lain.
(catatan: sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Dari definisi Emosi ini, dapat kita lihat ada dua kelompok besar, yaitu yang memiliki sifat ‘Positive’ dan yang memiliki sifat ‘Negative’.
Lalu apa kaitannya dengan proses evolusi kehidupan tadi?.
Dalam proses Evolusi kehidupan ini, Anda, saya dan kita semua adalah hasil evolusi ribuan tahun yang lalu, Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu, yang dalam perkembangannya mengalami banyak perubahan perubahan yang sangat signifikan terutama dalam perkembangan otaknya, sehingga inilah yang turut serta ikut menentukan spesies manusia (homo sapiens/Cro-magnon) menjadi penguasa di jagat raya bumi ini, sehingga manusia-lah yang bisa membuat kehidupan di bumi ini menjadi seperti sekarang ini.
Dalam perkembangannya manusia termasuk dalam kelompok hewan mamalia (menyusui) seperti hewan hewan lainnya, namun dalam perkembangan otaknya manusia mengalami evolusi yang sangat luar biasa dibandingkan hewan hewan lainnya.
Pada mulanya bekal awal dari Tuhan untuk semua mahluk hewan adalah sama, yaitu Otak mamalia (istilah anatominya System limbic) dan batang otak (istilah anatominya brainstem/medulla oblongata/spinal cord) (primitive brains).
Tapi dalam perkembangan evolusinya otak manusia berkembang dan memiliki Neo Cortex (otak besar) istilah anatominya Cerebrum dan Cerebellum (otak kecil).
Nah, dengan adanya proses perkembangan dari evolusi otak ini yang berubah dan berkembang menjadi Neo Cortex (otak besar) maka manusia bisa menjadi penguasa jagad raya dibumi semesta ini.
Apa hubungan antara otak besar, otak mamalia, batang otak dan otak kecil ini?
Otak besar ada dua yaitu otak kiri dan otak kanan, yang kiri berfungsi dalam analitik, memori jangka pendek dan kognisi, sedang otak kanan berfungsi sebagai deskriptif (gambaran), memori jangka panjang dan art/seni dan semuanya ini berkaitan erat pada proses berpikir, analisa dan logika.
Otak mamalia (limbic system) lebih berperan kepada jembatan/bridge yang menghubungkan otak besar dengan batang otak dan otak kecil, secara umum lebih berperan kepada penentuan pilihan positive dan negative, lebih mengena pada hal hal yang berkaitan dengan perasaan/emosi, berkaitan dengan proses hit and run (menyerang atau lari), pengaturan kadar hormonal (diwakili oleh fungsi hypothalamus), dan pada bagian ini tidak ada sama sekali proses berpikir (logika/analitik)
Batang otak (brainstem) lebih berperan kepada pengaturan system syaraf otonom yang jelas terlihat pada pengaturan detak/frekuensi jantung dan pernafasan, pada bagian ini juga tidak terdapat adanya proses berpikir.
Otak kecil (cerebellum), lebih berperan kepada pusat keseimbangan (balance), pengenalan situasi dan ruang, kiri/kanan, depan/belakang, tinggi/rendah, atas/bawah, rasa berputar, tepatnya keseimbangan terhadap posisi, pada bagian ini juga tidak terdapat adanya proses berpikir.
Jadi sekarang kita sudah mendapat kejelasan mengapa manusia sangat berbeda dengan mahluk hewan lainnya dalam menjalani proses kehidupannya, manusia bisa berpikir dan seterusnya, sedang hewan-hewan lainnya tidak, hal ini didasarkan atas perbedaan yang sudah kita ketahui bersama dari perkembangan otaknya dalam proses evolusi tadi.
Jelas karena hewan-hewan lain hanya dibekali 3 unsur yaitu otak mamalia (yang tidak mengalami evolusi menjadi otak besar seperti yang dialami manusia), batang otak dan sebagian kecil juga memiliki otak kecil, sehingga mereka ini tidak memiliki kemampuan berpikir, analisa dan logika seperti manusia, karena tidak memiliki Neo Cortex ini, sehingga kemampuan hewan-hewan lain hanya bisa melakukan, emosi saja tanpa diikuti memampuan berpikir, analisa dan logika.
Hewan-hewan lain hanya memiliki kemampuan marah, sedih, senang, gembira, benci, cinta, sayang dan emosi-emosi lainnya yang hanya berdasarkan insting dan intusi, tapi bukan berdasarkan proses berpikir, analisa dan logika.
Tapi pada manusia, kita memiliki semua kemampuan itu, mulai dari melibatkan proses berpikir, analisa, logika, semua jenis emosi, insting dan intusi.
Maka jadilah manusia mahluk yang paling sempurna dari semua ciptaan Allah SWT, maka patutlah kita selalu mensyukuri atas semua nikmat ini.
Sekarang kita akan membahas, kaitannya dengan cara kita me-manajemen pikiran dan manajemen hati yang sempat saya singgung diatas.
Dalam kaitannya penjelasan yang menerangkan anatomi otak tadi, maka dapat sedikit saya singkat saja, bahwa otak mamalia (limbic system) ini berfungsi dan berperan kepada kedua manajemen ini yaitu manajemen pikiran (otak besar) dan manajemen hati (perasaan/emosi)
Jadi dapat saya umpamakan system limbic (otak mamalia) ini sebagai ‘saklar’ atau ‘stop kontak’ seperti tombol on/off pada dinding dirumah anda yang bisa menyalakan dan mematikan aliran listrik kepada lampu di setiap ruangan di rumah anda, mengapa saya illustrasikan/umpamakan seperti saklar/stop kontak ini?
Mari kita ulas lebih lanjut.
Seperti anda ketahui fungsi saklar atau stop kontak ini adalah sebagai pengatur, apakah arus listrik ini akan diteruskan kepada yang membutuhkannya seperti lampu atau dihentikannya aliran arus listrik ini.
Nah system limbic ini juga sebagai saklar atau stop kontak bagi semua informasi yang masuk kepada system kerja semua otak anda yang berkaitan khususnya pada masalah ‘emosi positive’ dan ‘emosi negative’ ini, apakah akan diteruskan aliran informasi ini kepada otak besar agar melakukan proses berpikir, analisa dan logika, atau menghentikannya cukup di tingkat otak mamalia saja yang akan memprosesnya sebagai informasi yang hanya melibatkan perasaan/hati/emosi saja.
Jadi peranan system limbic inilah yang menentukan, apakah anda akan mengedepankan proses berpikir, analisa dan logika anda dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda?, atau anda akan mengedepankan perasaan/hati dan emosi dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda? Atau pilihan lain yang berupa mengkombinasikan keduanya yaitu pikiran/logika (otak) dan hati (perasaan/emosi) anda dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda?. Silahkan anda memilihnya sendiri.
Kalau anda mengetahui dan mampu mengelola fungsi on/off dari saklar di system limbic di otak anda ini, maka anda akan bisa melakukan pilihan dari ketiga pilihan itu.
Dan kemampuan mengelola inilah yang akan kita bahas dalam manajemen pikiran dan manajemen hati pada kesempatan penulisan artikel saya berikutnya.
Akan saya gambarkan sedikit cara me-manajemen itu secara singkat dan sederhana, yaitu memfungsikan saklar pada system limbic ini, dalam menghadapi masalah masalah yang ada dalam kehidupan anda.
Bila semua informasi yang anda terima berupa ‘emosi’ ini yang ada dalam dua bentuk yaitu ‘emosi positive’ dan ‘emosi negative’ dan setelah kedua emosi ini masuk kedalam system kerja otak anda dalam hal ini melibatkan otak besar anda dan hati anda, maka bila anda memposisikan saklar system limbic anda dalam posisi On (menyala), maka semua informasi emosi ini diteruskan kepada otak besar dan otak besar anda akan bekerja untuk melakukan proses selanjutnya yaitu berpikir, analisa dan logika, namun bila posisi saklar system limbic ini anda posisikan dalam keadaan Off (mati), maka semua informasi emosi ini tidak akan diteruskan kepada otak besar anda, dan otak besar anda tidak akan melakukan semua proses tersebut (berpikir, analisa dan logika), dan informasi emosi ini hanya berhenti ditingkat hati/perasaan saja.
Lalu manajemen apa yang akan terlihat dari fungsi saklar system limbic ini dalam mengolah informasi berupa ‘emosi positive’ dan ‘emosi negative’ ini?
Kalau posisi saklar system limbic ini ‘on’ artinya informasi diteruskan ke otak besar, dan sebaliknya bila dalam posisi ‘off’ maka informasi tidak diteruskan ke otak besar.
Kapan harus di posisi ‘On’ dan kapan harus di posisi ‘Off’ ?
Inilah proses yang akan berlangsung dalam manajemen pikiran dan manajemen hati yang akan saya bahas dalam artikel selanjutnya secara detail. Sangat menarik bukan…?
Bila anda mendapatkan sebuah informasi dalam bentuk ‘emosi positive’, sekalipun posisi saklar system limbic ini dalam posisi on atau off, umumnya akan memberikan hasil akhir yang baik, namun sebaliknya bila anda menerima informasi berupa ‘emosi negative’ dan posisi saklar system limbic ini dalam posisi ‘on’ maka informasi ini akan diteruskan ke otak besar dan otak besar akan mengolahnya dalam semua proses berpikir, analisa dan logika, maka hasil akhirnya akan memberikan perilaku yang bermanfaat buat diri pribadi anda sendiri dan lingkungan anda, tapi bila posisi saklar system limbic ini berada diposisi ‘off’, artinya informasi yang berupa ‘emosi negative’ ini tidak diteruskan ke otak besar dan otak besar anda tidak memprosesnya dalam bentuk berpikir, analisa dan logika, maka yang akan berperan hanya perasaan/hati anda saja, yang biasanya tercipta dan terlihat dalam bentuk perilaku kemarahan, temperamental, kebencian, dan teman temanya.
Nah, kemampuan seseorang dalam mengatur posisi ‘on’ dan ‘off’-nya saklar system limbic ini yang akan menjadikan orang itu memiliki kemampuan untuk berlaku bijaksana, arif dan berwibawa dalam hubungan sosialnya di kehidupan bermasyarakat, baik dalam scope kecil seperti kehidupan rumah tangga/keluarga atau dalam scope yang lebih luas lagi yaitu pergaulan sosial kita dimasyarakat, bahkan dalam kehidupan nyata atau dalam kehidupan maya seperti pergaulan sosial kita di dunia internet ini.
Dan yang jelas kemampuan ini tidak ada hubungannya dengan faktor usia seseorang, yang pada umumnya kita berpendapat, makin bertambahnya usia seseorang maka kemampuan mengelola pikiran dan hati ini makin menjadi lebih baik, pendapat ini tidak semuanya benar, karena semua ini akan melibatkan ‘proses belajar’ dan ‘bisa dipelajari’ oleh semua kalangan tanpa melihat berapa usianya, apa jenis kelaminnya, apa pendidikannya, apa status sosialnya, apa agamanya dan lain sebagainya, kemampuan ini benar benar hanya melibatkan ‘kemauan’ dan ‘kepedulian’ serta ‘kesadaran’ dari setiap individu/pribadi untuk mau memulainya dan untuk mau terus belajar dan belajar, sehingga perkembangan kemampuan pengelolaan/manajemen pikiran dan manajemen hati ini akan semakin matang dan baik. Apakah anda akan merasa tertantang untuk mempelajarinya?
Berikutnya saya akan membahas tentang ‘Masalah’, apa itu masalah?
Masalah secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya ‘Perbedaan’ antara harapan/keinginan/kehendak dengan kenyataan/fakta/keadaan yang sesungguhnya terjadi, dalam kehidupan kita.
Jadi bila disederhanakan lagi, ‘masalah’ dapat di-identik dengan adanya sebuah ‘konflik’, yaitu harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Dan pada umumnya setiap masalah yang timbul atau yang kita hadapi, pastilah kita selaku pribadi/individu pada ‘fase awalnya’ kita kontak dengan masalah ini, akan lebih mengedepankan perasaan (hati) ketimbang pikiran (logika), apalagi melibatkan keduanya secara bersamaan (simultan) dalam satu waktu itu juga (sangat jarang yang melakukannya, kecuali bagi mereka yang mau belajar memanajemen pikiran dan hati secara simultan).
Lalu apa kaitannya uraian saya di atas (mulai dari cara pandang dalam memaknai arti hidup hingga proses evolusi kehidupan tadi) dengan ‘masalah’ yang saya bahas ini? Kita tunggu saja dalam pembahasan artikel saya selanjutnya, menarik bukan?
Saya akan melengkapi tulisan saya ini, dengan sebuah illustrasi sederhana, dalam kaitannya sebuah ‘masalah’ dengan ‘manajemen pikiran dan manajemen hati’ yang digambarkan dalam memposisikan saklar di system limbic kita dalam posisi ‘on’ dan posisi ‘off’.
Saya akan menggambarkan seperti ini :
Bila ‘harapan’ anda diletakkan di posisi sebelah kiri tubuh anda dan ‘kenyataan’ berada diposisi sebelah kanan tubuh anda, maka bila tidak ada kesesuaian atau ada/terciptanya sebuah perbedaan, maka inilah yang mencetuskan sebuah masalah.
Apa yang harus anda lakukan?, pilihannya adalah mencari jalan penyelesaiannya dengan melibatkan pikiran dan hati anda, atau anda akan lari meninggalkannya dan ada kemungkinan dari masalah yang tidak selesai ini, ada kemungkinan terciptanya masalah baru, sehingga akan terduplikasi, baik secara deret hitung maupun secara deret ukur, sehingga semuanya akan berujung kepada permasalahan yang semakin rumit/complicated dan akan membuat anda semakin menjadi stress, dan akan berjalan menjadi depresi hingga ada kemungkinan pada pemilihan tindakan bunuh diri akibat ulahnya sebuah ‘rasa’ yang kita kenal dengan sebutan ‘putus asa’?, silahkan anda pilih sendiri pilihan tersebut.
Sebelum saya membahasnya lebih lanjut, saya akan menyampaikan dulu ada berapa jenis ‘masalah’ ini?
Masalah secara garis besar ada dua jenis (berdasarkan sumber/datangnya), yaitu masalah yang anda ciptakan sendiri dan masalah yang anda dapatkan dari orang lain atau dari lingkungan anda (bisa lingkungan sosial dan bisa lingkungan alam)
Contoh sederhananya, masalah yang anda ciptakan sendiri adalah, anda gagal dalam sebuah ujian di sekolah, akibat dari perbuatan anda sendiri yang tidak belajar dan mempersiapkannya dengan baik, maka anda menjadi sedih, kecewa, gundah dan semua teman temannya akan menghampiri anda.
Masalah yang datang dari orang lain atau lingkungan (baik lingkungan sosial dan/atau lingkungan alam sekitarnya) adalah anda mendapat segudang terror, fitnah, makian, cacian, hinaan, tudingan dan teman temannya, juga bisa berupa sengketa, selisih paham, pertengkaran dari orang lain atau sekelompok orang (lingkungan sosial), atau masalah itu juga bisa berupa bencana alam, musibah dan teman temannya (lingkungan alam).
Lalu apa upaya pilihan yang kita pilih dari dua pilihan tadi dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi dan yang kita hadapi, mencari penyelesaian atau lari/menghindar?
Hal ini sangat bergantung kepada pilihan anda sendiri yang kalau boleh saya sarankan bisa menggunakan dasar pertimbangan-pertimbangan berikut dibawah ini.
- Pertimbangan dari segi positive dan segi negative, baik efeknya kepeda anda sendiri dan atau efeknya kepada lingkungan anda (pertimbangan untung dan rugi/profit oriented)
- Pertimbangan dari segi azas manfaat, apakah mendatangkan banyak manfaat buat anda sendiri dan atau lingkungan anda atau tidak ada manfaatnya sama sekali, baik buat anda dan atau lingkungan anda.
- Pertimbangan prestise, bisa merupa kredibilitas anda/keberadaan anda, nama baik anda, karier anda dan status sosial anda di masyarakat, bahkan masa depan anda, pertanyaannya apakah akan anda korbankan atau anda perjuangkan?
- Pertimbangan efek kejiwaan/psikologis, apakah akan membuat anda bingung, gundah, kesal dan teman temannya, hingga membuat anda menjadi stress, dan berkembang kepada depresi dan berujung pada keputusan bunuh diri?
- Pertimbangan human being/kemanusiaan, apakah anda melibatkan hati nurani dan pikiran anda sebagai manusia yang memiliki Iman dan akal sehat?, atau anda lebih mementingkan sifat primitive anda berupa hit and run (menyerang/membalas dan berkelahi/bersengketa atau menghindar/mengalah yang berujung kemenangan) dengan atau tanpa melibatkan pikiran (logika) dan perasaan (hati nurani)?
- Pertimbangan sosial, ini lebih mengarah kepada sebuah hubungan (relationship), apakah anda akan menciptakan pertemanan/persahabatan atau anda akan menciptakan permusuhan/dendam tak berkesudahan?
- Dan masih banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya yang akan saya bahas secara khusus di artikel saya selanjutnya.
Melanjutkan pembahasan illustrasi saya tadi yaitu, Bila ‘harapan’ anda diletakkan di posisi sebelah kiri tubuh anda dan ‘kenyataan’ berada diposisi sebelah kanan tubuh anda, maka bila tidak ada kesesuaian atau ada/terciptanya sebuah perbedaan, maka inilah yang mencetuskan sebuah masalah. Lalu apa solusi yang bisa anda lakukan?
Jawabannya adalah :
- Anda harus menciptakan sebuah kesadaran terlebih dahulu dalam diri anda (melibatkan pikiran dan perasaan) untuk mau menerima (accepted/ikhlas) masalah ini, selama anda tidak melakukan kesadaran ini, maka jalan apapun yang anda pilih akan selalu dimentahkan terus dan ujungnya berada pada posisi penolakan (rejected/pengingkaran).
- Anda harus membuat jembatan maya (bridge imaging) dari keduanya yaitu jembatan yang menghubungkan ‘harapan’ yang anda inginkan dengan ‘kenyataan’ yang sesungguhnya terjadi, pada fase awal penciptaan jembatan ini, jangan anda mengedepankan perasaan atau hati lebih dahulu, karena akan menciptakan serangkaian emosi yang bisa berupa, kekesalan, kejengkelan, amarah dan teman temanya, tapi kedepankan dahulu pikiran, analisa dan logika anda dalam menentukan proses pemilihan jalan keluar yang terbaik yang mendatangkan banyak manfaat, baik buat anda sendiri dan atau lingkungan anda, dan bila anda sudah menemukan alternative-alternative jalan keluarnya, disinilah saat yang tepat bagi anda untuk melibatkan perasaan/hati anda, sehingga hasil akhir yang diharapkan akan banyak mendatangkan manfaat, baik buat anda sendiri dan atau lingkungan anda (ini pilihan mengkombinasikan kedua hal, dari pikiran dan perasaan anda).
- Anda harus mau menerima apapun konsekuensi dari hasil pilihan anda dari semua alternative-alternative yang ada dan anda pilih dalam menyelesaikan masalah yang anda hadapi, mengapa harus demikian?, ini berkaitan dengan kesiapan mental anda dan keadaan psikologi anda, agar anda tidak mengalami stress dan seterusnya.
- Anda juga harus ingat adanya uluran bantuan dari orang-orang yang dekat dengan kehidupan anda yang pastinya anda harus percaya kepadanya, bisa itu orang tua, kakak/adik, suami/istri, tenaga professional (guru/ustad/pendeta/pastor/biksu, dokter/psikiater/psikolog dan lain lain)
- Anda juga harus memperhatikan waktu/saat yang tepat dalam penyelesaian masalah yang anda hadapi ini, ada yang masalahnya dapat diselesaikan saat itu juga dan ada masalah yang harus diselesaikan dengan adanya penundaan waktu dalam batas yang bisa ditoleransi dengan pertimbangan-pertimbangan kondisi emosi anda dan situasi yang ada saat terjadinya masalah itu, ingat! jangan pernah mengambil tindakan dan keputusan dalam kondisi dan situasi emosi anda sedang labil, kalau anda nekat melakukannya, kebanyakan akan berbuah kerugian dan kurang ada manfaatnya baik buat diri anda sendiri dan atau lingkungan anda.
- Dan yang terakhir adalah anda tidak boleh lupa, akan adanya kekuatan-kekuatan lain yang ada diluar tubuh anda, kekuatan apa itu?, ya…, kekuatan yang datangnya dari Sang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan bagaimana kita memperoleh kekuatan itu?, tentu dengan cara berdoa, dengan kekuatan doa yang anda lakukan sesuai keiman yang anda miliki. Anda harus yakin akan adanya kekuatan doa ini dalam membantu penyelesaian masalah-masalah yang anda hadapi.
Akan saya ulas sedikit maksud dari kedua efek ini dalam menghadapi masalah dan strategi penyelesaiannya seperti yang sudah saya ulas diatas.
Pertanyaannya,
1. apakah semua efek negative akan memberikan keburukan dalam penyelesaian masalah anda? Atau sebaiknya apakah semua efek positive akan memberikan kebaikan dalam penyelesaian masalah anda?
2. apakah semua efek yang bermanfaat akan mendatangkan kebaikan dalam penyelesaian masalah anda? Atau sebaliknya apakah semua yang tidak bermanfaat akan memberikan keburukan dalam penyelesaian masalah anda?
Untuk menjawab dua pertanyaan ini, akan saya serahkan seutuhnya untuk anda jawab sendiri, dan saya akan memberikan tantangan kepada anda selaku pembaca tulisan saya ini, apakah anda akan menerima tantangan ini dan menjawab dua pertanyaan ini buat diri anda sendiri?, ini juga pilihan buat anda, dan 100% ada di tangan anda untuk menerima atau tidak dan untuk menjawab atau tidak.
Untuk memudahkan anda dalam menjawab pertanyaan itu, akan saya berikan bonus sebuah illustrasi lagi dalam sebuah kisah nyata.
Begini kisahnya :
Ada seorang sahabat saya, seorang dokter juga yang sedang mengadakan lawatan kesuatu daerah, dan setelah semua urusannya beres dan selesai di daerah yang dia kunjungi, maka dia memutuskan untuk kembali pulang ke kota asalnya dengan menggunakan pesawat terbang, dan dia mendapatkan tiket pesawatnya melalui penyedia jasa pelayanan tiket angkutan, biro jasa traveling, namun karena ada sesuatu masalah maka tiket penerbangannya disalah satu maskapai penerbangan terlambat sampai ke tangan sahabat saya ini, akibatnya dia ketinggalan dari jadwal penerbangan yang sudah ditetapkan sehingga menghambat kepulangannya ke kota asalnya.
Apa yang dilakukan sahabat saya saat kejadian itu terjadi dan dialaminya?
Dia langsung datang kepada biro jasa traveling ini, memaki maki, marah, dan semua kelakuannya yang sangat negative (efek negative), apa alasan dia melakukan ini semua?, sangat klasik yaitu kecewa, kesal, dongkol dan teman temannya dan dia mengakui semuanya ini dilakukannya atas dasar begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan berikutnya, begitu pentingnya waktu yang sudah terjadwal dalam setiap event pekerjaannya, berapa banyak kerugian materi yang dikorbankannya, berapa banyak kesempatan yang hilang darinya, begitu tinggi harga dirinya dan semua teman temannya.
Singkat cerita yang ada saat itu semuanya memberikan efek negative terhadap semua masalah yang dihadapinya.
Pertanyaanya adalah, apakah efek negative ini memberikan keburukan buat pribadinya dan atau lingkungannya? atau memberikan kebaikan buat pribadinya dan atau lingkungannya?
Juga adakah manfaat yang bisa diterimanya selaku pribadi dan atau lingkungannya?, atau tidak ada manfaatnya sama sekali buat pribadinya dan atau lingkungannya?
Inilah jawaban dari semua kemelut yang dihadapi sahabat saya itu…….
Setelah hari berselang dan waktu terus berjalan, sahabat saya mendapatkan berita bahwa pesawat dalam maskapai yang akan membawanya kembali ke kota asalnya itu, dikhabarkan telah jatuh di lautan bebas, samudra Indonesia, yang hingga saat berita itu diterimanya, keadaan semua crew dan penumpang pesawat naas itu belum diketahui nasibnya, dan konon kabar akhirnya setelah beberapa minggu, didapati berita bahwa semuanya tewas tanpa ada yang tersisa/selamat dari musibah itu.
Apa yang dapat anda simpulkan dari kisah yang saya sampaikan pada anda dari pengalaman nyata sahabat saya ini?
Sudahkah anda bisa menjawab dua pertanyaan yang saya ajukan itu?
Analisanya adalah :
Apakah semua yang berefek negative akan memberikan keburukan pada masalah yang di hadapi sahabat saya ini?, atau sebaliknya apakah yang berefek positive selalu memberikan kebaikan pada masalah yang dihadapi sahabat saya ini?
Apakah efek bermanfaat memberikan kebaikan pada masalah yang dihadapi sahabat saya ini? Atau apakah efek tidak bermanfaat selalu memberikan keburukan pada masalah yang dihadapi sahabat saya ini?
(Kenyataan yang ada, bahwa dengan terlambatnya tiket pesawat sampai ke tangan sahabat saya ini, yang berakibat dia ketinggalan naik pesawat dan batal pulang ke kota asalnya, maka setelah dia tahu akan kecelakaan pesawat itu, maka dia terselamatkan dari musibah yang bisa juga merenggut nyawanya, dalam artian kematian, maka dia akan kehilangan semua kesempatan yang dia miliki, apakah semua efek negative yang terjadi terhadap masalah ini memberikan keburukan? atau sebaliknya malah memberikan kebaikan dengan tetap selamat dan hidup buat sahabat saya ini?)
Sekarang saya yakin anda sudah mempunyai jawaban masing-masing, setelah anda membaca dan menyimak dengan baik kisah yang saya tuliskan di atas tersebut.
Akhirnya saya akan tutup semua tulisan saya yang sangat panjang ini, semoga anda tidak bosan untuk membacanya, dengan sebuah kesimpulan sederhana, yaitu Anda tetap harus belajar dan teruslah belajar apapun dalam menghadapi semua masalah-masalah anda, dengan tetap mengedepankan keikhlasan, tawakal, kesabaran, ikhtiar, kepasrahan dan kekuatan doa sesuai keimanan yang anda miliki.
Dan yang tidak kalah pentingnya juga, anda harus meningkatkan kemampuan anda dalam ‘menafsirkan’ semua arti dan makna dari semua masalah yang anda hadapi yang pastinya melibatkan kekuatan pikiran anda dan kekuatan hati nurani anda dan mengkombinasikan kedua kekuatan itu secara harmonis dalam kehidupan anda, dan akhirnya dari hari ke hari, dari waktu ke waktu kualitas kepribadian anda akan menjadi lebih matang dan lebih baik, yang terlihat dari sikap bijaksana, arif dan berwibawa dihadapan keluarga anda dan lingkungan pergaulan sosial anda.
Nanti akan saya lanjutkan dalam pembahasan berikutnya yaitu manajeman pikiran dan manajemen hati pada kesempatan berikutnya.
Dan kalau anda berkenan, anda dapat juga melengkapi pemahaman anda dengan membaca ulang atau bagi yang belum membacanya, uraian saya dalam tulisan-tulisan saya yang terdahulu yang sempat dan sudah saya postingkan, dengan judul Mind Mapping, Heart Mapping dan Ketakutan dan Kecemasan, karena tulisan saya ini juga ada korelasinya dengan thema yang saya tuliskan saat ini.
Sekali lagi saya sampaikan, tidak ada maksud apapun dari penulis, termasuk mengajari/menggurui semua pembaca yang budiman, hanya ingin berbagi saja, semoga akan ada manfaatnya buat diri saya secara pribadi dan buat kita semua.
Sebelum dan sesudahnya saya haturkan mohon maaf bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati para pembaca sekalian dan terima kasih.
Salam sehat dari saya, Dr. Anugra Martyanto.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk ananda Fawaizzah Watie yang sangat mengasihi ayahandanya.
Tags: Masalah, Makna, Hidup
0 komentar :
Posting Komentar