Green Indonesia Foundation Tour (GIFTour) dalam kunjungan ke Kota Medan, Sumatera Utara, selama lima hari, sempat mengunjungi Pulau Samosir, Danau Toba yang berjarak sekitar 175 Km dari Kota Medan. Selain berwisata, juga melakukan pengamatan sampah dan tumbuhan liar eceng gondok yang banyak terdapat di pesisir Danau Toba.
Perjalanan ke Pulau Samosir dapat ditempuh jalan darat melewati Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, dan Pematang Siantar serta penyeberangan di Prapat dengan kapal motor ferry menuju Pulau Samosir sekitar 45 menit.
Dari sekian banyak hotel di Pulau Samosir, Tabo Cottage mungkin yang paling unik. Hotel ini dimiliki pasangan Batak-Jerman. Tak heran, hotel ini punya gaya berbeda di mata wisatawan domestik, dan khususnya mancanegara.
Adalah seorang wanita Jerman bernama Annette yang tercetus mendirikan hotel ini setelah ia jatuh cinta dengan pria asli Batak, Antonius Silalahi. Setelah menikah, Annette menjadi boru Siallagan.
Menurut Annette Horschmann , ibu dari 3 orang Putera/puteri yang juga pemilik Cottage ini, desainnya lahir secara spontan. Penulis bertemu Annette di Tabo Cottage beberapa waktu lalu, saat berkunjung ke Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba, Sabtu (13/9/14).
Tabo Cottage berada di kawasan Tuk Tuk, Pulau Samosir, salah satu area wisata yang kerap didatangi wisatawan untuk menikmati Danau Toba. Cottage ini letaknya agak menjorok ke dalam, dari pinggir jalan Desa Tuk Tuk. Namun, papan namanya bisa kita lihat dengan jelas saat melintasi jalanan di Pulau Samosir ini.
"Kemana pun aku pergi, kalau ketemu orang-orang dari Asia, mereka selalu bicara tentang Danau Toba. Aku membuat keputusan harus ke sana, setelah gagal menjadi Jaksa di Jerman," kata dia memulai kisahnya. Annette sebelum ke Indonesia, bercita-cita menjadi seorang Jaksa, tapi nasib berkata lain, nilainya tidak masuk nominasi sebagai calon Jaksa di Jerman.
Annette fasih berbahasa Indonesia, bahkan lulusan Fakultas Hukum sebuah univesitas di Jerman itu ternyata juga piawai bicara Batak, sebagai bahasa ibu di Pulau Samosir. Dia berkata sebelum jatuh cinta pada Sang Suami, hatinya telah tertambat pada keindahan alam Indonesia, khususnya keindahan Danau Toba.
"Begitu sampai di sini, pemandangan pertama dari Balige, sepanjang jalan berkilo-kilo meter, bisa kulihat Danau Toba. Aku langsung kagum, wow!" cerita Annette yang sejak sebelum menikah memang hobi travelling. Sampai hari ini, sejak pertama menginjakkan kakinya di Indonesia 22 tahun silam, masih betah tinggal di Desa Tuk Tuk, Pulau Samosir.
Peduli Lingkungan dan Pariwisata Danau Toba.
Annette, selain hobi traveling juga punya obsesi ingin melihat Danau Toba bersih dan indah dipandang serta terbebas dari sampah dan eceng gondok yang tumbuh liar di pesisir danau. Sejak berada di Pulau Samosir, Annette terjun langsung membersihkan Danau Toba serta memotivasi masyarakat disana untuk peduli lingkungan. Semua ini dilakukan Annette tanpa pamrih sampai hari ini, selain mengelola Cottage Tabo miliknya.
Kehebatan lain Annette adalah diterapkannya tarif hotel dan makanan yang sangat murah. “Sengaja murah dan terjangkau, agar masyarakat umumnya dapat menikmati cottage yang bernuansa internasional ini dengan mudah,” tambah Annette.
Memang sesuai fakta, saat penulis sehari semalam berada di Tabo Cottage, para tamunya kebanyakan turis asing atau mancanegara, hampir pasti bahwa hanya penulis sekeluarga yang pribumi pada malam itu. Sebenarnya pribumi tidak usah segan masuk di Tabo Cottage, karena tidaklah mahal, semua terjangkau, mungkin Tabo Cottage lebih murah dibanding cottage atau home stay yang ada di Pulau Samosir.
Dalam bincang-bincang penulis dengan Annette, disepakati untuk melakukan pembuatan rencana Program Aksi Lingkungan Pulau Samosir. Tujuannya untuk memotivasi dan membuat demo plot pengelolaan eceng gondok menjadi manfaat bagi pengembangan pertanian dan peternakan.
Danau Toba dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara (Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Dairi) dengan luas sekitar 1.300 km2. Sesungguhnya bila sampah dan eceng gondok yang ada di Danau Toba ini dapat dikelola, dan semua wilayah mampu bersinergi, maka pengelolaannya akan sustainable (berkelanjutan) dan bernilai ekonomi.
Salah satu program aksi yang direncanakan adalah mengelola eceng gondok menjadi pupuk organik, selain akan diproduksi menjadi energi baru terbarukan berupa biogas, yang hasil produksinya berupa pupuk dan biogas akan disumbangkan pada masyarakat di Pulau Samosir dan sekitarnya.
Rencana pengelolaan sampah dan eceng gondok ini, seiring sejalan dengan visi misi presiden terpilih Jokowi-JK, yaitu pencanangan Indonesia Go Organik dengan pembangunan pilot project 1.000 Desa Organik.
Penulis telah mengajukan Konsep Integrated Farming Zero Waste (Pertanian Terpadu Bebas Sampah dengan penerapan Pengelolaan Sampah dan Limbah Pertanian secara terpadu dengan sistem pengelolaan berbasis komunal orientasi ekonomi) ke Rumah Transisi Jokowi-JK.
Pemerintah Indonesia, khususnya pemerintah daerah di tujuh wilayah kabupaten yang ada di Sekitar Danau Toba, perlu mengapresiasi aktivitas dan kepedulian Annette tersebut.
Anette sebagai warga negara Jerman, selain peduli terhadap sampah dan lingkungan, juga banyak aktif mempromosikan keindahan pariwisata Danau Toba sampai ke Eropa sebagai negara asalnya dan juga negara-negara lain.
Penulis dan Annette dalam waktu dekat bermaksud menemui Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla untuk membicarakan sistem pengelolaan yang sustainable terhadap sampah dan eceng gondok Danau Toba dengan orientasi ekonomi berbasis komunal, sehingga sampah dan khususnya eceng gondok dapat diberdayakan akan punya nilai ekonomi yang tinggi sebagai produk industri kreatif.
Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah Jokowi dan Jusuf Kalla ke depan (2014-2019) dalam membangun 1000 Desa Organik sebagai pilot project di seluruh Indonesia, khususnya desa organik yang ada di Pulau Samosir atau di kabupaten yang mengitari Danau Toba.(*)
Catatan: Penulis dapat dihubungi di Green Indonesia Foundation
Jakarta, Indonesia. Foto penulis bersama Annette Horschmann, di Tabo Cottage,
Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara (13-14 September 2014).(*)
Berita ini juga dimuat di Kabar Indonesia Klik di SINI
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar