Jarak Pagar (Jatropha Curcas), Dok_Asrul |
Jarak
pagar (Jatropha
curcas L., Euphorbiaceae) merupakan
tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini
dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun
telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin
mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena
kandungan minyak bijinya. Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabatnya,
jarak pohon (Ricinus
communis), yang bijinya menghasilkan minyak
campuran untuk pelumas.
Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai
nama di Indonesia: jarak kosta, jarak budeg (Sunda); jarak gundul, jarak pager
(Jawa); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku kase, jarak
pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta, jarak wolanda, bindalo,
bintalo, tondo utomene (Sulawesi); ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku).
Botani
Berdasarkan pengamatan terhadap keragaman di alam, tumbuhan ini diyakini berasal dari Amerika Tengah, tepatnya di bagian selatan Meksiko, meskipun ditemukan pula keragaman yang cukup tinggi di daerah Amazon. Penyebaran ke Afrika dan Asia diduga dilakukan oleh para penjelajah Portugis dan Spanyol berdasarkan bukti-bukti berupa nama setempat.
Berdasarkan pengamatan terhadap keragaman di alam, tumbuhan ini diyakini berasal dari Amerika Tengah, tepatnya di bagian selatan Meksiko, meskipun ditemukan pula keragaman yang cukup tinggi di daerah Amazon. Penyebaran ke Afrika dan Asia diduga dilakukan oleh para penjelajah Portugis dan Spanyol berdasarkan bukti-bukti berupa nama setempat.
Di Indonesia, tumbuhan ini didatangkan
oleh Jepang ketika menduduki Indonesia antara tahun 1942 dan 1945. Tumbuhan ini
direncanakan sebagai sumber bahan bakar alternatif bagi tank dan pesawat perang
sewaktu Perang Dunia II.
Kemampuan untuk diperbanyak secara
klonal menyebabkan keanekaragaman tumbuhan ini tidak terlalu besar. Walaupun
demikian, karena ia termasuk tumbuhan berpenyerbukan silang maka mudah terjadi
rekombinasi sifat yang membawa pada tingkat keragaman yang cukup tinggi.
Biji (dengan cangkang) jarak pagar
mengandung 20-40% minyak nabati, namun bagian inti biji (biji tanpa cangkang)
dapat mengandung 45-60% minyak kasar.
Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas), Dok_Asrul |
Penggunaan
Minyak Biji Jarak Pagar
Minyak Biji Jarak Pagar
Jarak pagar dipandang menarik sebagai sumber biodiesel karena kandungan minyaknya yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan lain (misalnya jika dibandingkan dengan kelapa sawit atau tebu), dan memiliki karakteristik agronomi yang sangat menarik.
Tumbuhan ini diintroduksi ke Indonesia
oleh administrasi pendudukan Jepang dengan maksud sebagai sumber bahan bakar
murah. Minyak dari bijinya dapat diolah menjadi biodiesel. Seusai kemerdekaan,
pemanfaatannya terbengkalai.
Kandungan minyak bijinya dapat mencapai
63%[1], melebihi kandungan minyak biji kedelai (18%), linseed (33%), rapa
(45%), bunga matahari (40%) atau inti sawit (45%). Minyaknya didominasi oleh
asam oleat (44.7%) dan asam linoleat (32.8%) sementara asam palmitat (14.2%)
dan asam stearat (7%) adalah tipe asam lemak jenuhnya.
Sebagai
biodiesel, minyak biji jarak pagar perlu diproses dengan metilasi terlebih
dahulu, sebagaimana minyak nabati lain. Selanjutnya, ia dapat digunakan
tersendiri atau, yang lebih umum, dicampurkan dengan minyak diesel dari sumber
mineral dengan komposisi 30:70.
Pengembangan pemanfaatan minyak jarak
pagar sebagai bahan bakar melalui pendekatan ilmiah di Indonesia dimulai sejak
tahun 1997 di ITB dengan fokus ekstraksi minyak. BPPT kemudian juga terlibat.
Minyak jarak pagar mulai menjadi sorotan
dunia semenjak melonjaknya harga minyak mineral dan isu lingkungan diangkat
dalam pemanfaatan biodiesel karena sumber-sumbernya banyak yang kurang
mempertimbangkan keseimbangan ekosistem dan, khususnya pada kelapa sawit,
keberlanjutan (sustainability).
Pertamina telah menyatakan siap
menampung biodiesel. DaimlerChrysler, perusahaan otomotif dunia terkemuka,
sejak 2004 merilis bahan bakar biodiesel “SunDiesel” dan memproduksi
Mercedes-Benz seri C yang disesuaikan dengan biodiesel.
Negara-negara dengan kesadaran
lingkungan tinggi bahkan telah mewajibkan penjualan biodiesel di stasiun
pengisian bahan bakar, seperti negara-negara Eropa Barat dan Jepang.
Sisa Ekstrasi
Fasa padatan setelah ekstraksi minyak dari biji dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
Produk sampingan dari proses
trans-esterifikasi (metilasi) dapat diperdagangkan sebagai bahan baku industri
yang memanfaatkan asam lemak, seperti kertas berkualitas tinggi (high quality
paper), pil energi, sabun, kosmetik, obat batuk, dan agen pelembab pada
tembakau.
Budidaya
Tanaman jarak mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya, dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur asalkan memiliki drainase baik (tidak tergenang) dengan pH tanah optimal 5.0–6.5. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan jika dipelihara dengan baik dapat hidup lebih dari 20 tahun. Ia sanggup menghasilkan secara ekonomis pada tempat dengan curah hujan hanya empat bulan, berbeda dari kelapa sawit yang memerlukan curah hujan konstan untuk hasil terbaiknya.
Tanaman jarak mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya, dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur asalkan memiliki drainase baik (tidak tergenang) dengan pH tanah optimal 5.0–6.5. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan jika dipelihara dengan baik dapat hidup lebih dari 20 tahun. Ia sanggup menghasilkan secara ekonomis pada tempat dengan curah hujan hanya empat bulan, berbeda dari kelapa sawit yang memerlukan curah hujan konstan untuk hasil terbaiknya.
Bahan tanaman dapat berasal dari stek
cabang atau batang, maupun benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau
batang yang telah cukup berkayu. Untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup
tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam.
Pembibitan
dapat dilakukan di polibag atau di bedengan yang diberi naungan. Setiap polibag
diisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan dapat dicampur pupuk
kandang. Setiap polibag ditanami satu bibit Lama pembibitan 2–3 bulan.
Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di lapangan (tanpa pembibitan)
dengan menggunakan stek cabang atau batang.
Kegiatan persiapan lahan meliputi
pembukaan lahan, pengajiran, dan pembuatan lubang tanam. Penanaman dengan
kerapatan 1600 sampai 3400 pohon per ha (jarak tanam 2 m × 3 m sampai 1.5 m × 2
m). Pada areal yang miring sebaiknya digunakan sistem kontur. Lubang tanam
dibuat biasanya dengan ukuran 40 cm × 40 cm × 40 cm.
Penanaman
bibit sehat dengan ketinggian melebihi 50 cm dilakukan pada awal atau selama
musim penghujan sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Pemupukan
dapat dilakukan sesuai tingkat kesuburan tanah setempat. Pemberian pupuk
organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah. Perawatan mencakup
pengairan, pemangkasan, dan pembersihan dari gulma. Perlindungan dari hama dan
penyakit dilakukan bila terjadi serangan besar. Jarak pagar relatif tidak
memiliki pengganggu.
Bunga terbentuk setelah umur 3 – 4
bulan, sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4 – 5 bulan. Pemanenan
dilakukan jika buah telah masak, dicirikan kulit buah berwarna kuning dan
kemudian mulai mengering. Biasanya buah masak setelah berumur 5 – 6 bulan.
Produksi maksimum baru tercapai pada usia tanam enam tahun, dan akan terus
menghasilkan secara ekonomis sampai 20 tahun.
Cara pemanenan dengan memetik buah yang
telah masak dengan tangan atau gunting. Produktivitas per pohon jarak pagar
berkisar antara 3.5 – 4.5 kg biji per tahun. Dengan tingkat populasi tanaman
antara 2500 – 3300 pohon / ha, dapat dihasilkan 10 ton buah per tahun. Dengan
rendemen rata-rata minyak sebesar 35% maka setiap ha lahan dapat diperoleh 2.5
– 5 ton minyak per tahun. Untuk mengganti 20% diesel dengan biodiesel dari
jarak pagar diperlukan sekitar 3,5 juta hektare luas penanaman.
Lokasi : Pembibitan dan Perkebunan : Kab. Bogor, Jawa Barat dan Kab. Bone, Sulawesi Selatan.
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar