Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling Indah dan paling tinggi derajatnya. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di bumi. Hakekat keindahan adalah rasa senang dan bahagia, yakni bahwa tidak ada sesuatupun ciptaan Tuhan yang menyamai keberadaan manusia yang mampu mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan dimanapun dan pada saat apapun, baik bagi dirinya maupun makhluk lain.
Diri manusia memang indah dilihat
dari segi manapun, karena seburuk – buruknya manusia jauh lebih baik daripada
seekor binatang yang paling cantik sekalipun. Indah disini dimaksudkan dari
segi maknannya. Demikianlah kiranya seluruh piranti dan kelengkapan yang ada
pada diri manusia.
Predikat paling tinggi
mengisyaratkan bahwa tidak ada makhluk lain yang dapat mengatasi dan
mengalahkan manusia, justru manusialah yang diberi kemungkinan untuk menguasai
makhluk lainnya. Ajaran agama menyebutkan bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi khalifah atau pemimpin dibumi, Nabi Adam adalah manusia pertama telah
diberi bekal untuk mengenal dan menguasai dunia, dan segera setelah dirturunkan
kebumi ia (dan istrinya – Hawa) mewujudkan kemampuan menguasai dunianya dengan
kodrat kemanusiannnya, selanjutnya mereka beranak pinak, menurunkan anak
keturunan dari generasi ke generasi sampai sekarang dan yang akan datang.
Dari kajian antropologi kita
mengetahui bahwa kelompok – kelompok manusia yang paling primitifpun telah
berusaha dan mampu mengatasi dan menguasai lingkungannya. Bahkan mereka
memanfaatkan lingkungan yang sebesar – besarnya, sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka , untuk mengembangkan kebudayaan mereka. Manusia yang paling
primitive itupun adalah manusia yang berbudaya.
Hakikat manusia sebagai makhluk
paling indah dan paling tinggi derajatnya mendorong manusia untuk terus maju
dan berkembang tanpa henti , dari zaman ke zaman. Menurut sejarah, kemajuan
perkembangan manusia itu ternyata tidak selalu mulus dan setiap saat membawa
kesenangan dan kebahagiaan. Perang dan persengketaan antar kelompok manusia
bahkan sering terjadi yang membawa malapetaka dan kesengsaraan bagi kelompok –
kelompok manusia yang bersangkutan., hal ini terjadi karena keluasan dan keluwesan
fungsi – fungsi mental fisik kelompok manusia yang bersangkutan dipacu
sedemikian rupa sehingga melewati batas dan memangkas akar akar keindahan
sebagai jati diri yang hakiki kemanusiaan. Kedua kelompok menderita. Lebih jauh
upaya – upaya melampaui batas sering kali dilakukan dengan cara – cara yang
keji dan diluar batas perikemanusiaan.
Keberadaan Manusia dengan predikat
paling indah dan derajat paling tinggi itu tidak selamanya membawa manusia
menjalani kehidupannya dengan kesenangan dan kebahagiaan, karena itu kesenangan
dan kebahagiaan atau malapetaka – kesengsaraan berada ditangan manusia
itu sendiri, manusia itulah yang menentukan nasibnya sendiri…
Disadur dari : Prayitno, H Prof. 2004. DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta. Rineka Cipta.
Disadur dari : Prayitno, H Prof. 2004. DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta. Rineka Cipta.
by canboyz
0 komentar :
Posting Komentar