Presiden AS Donald Trump: Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Rabu
(6/12/2017)
|
Keputusan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel yang disambut kutukan dunia menegaskan posisi kota tua itu yang sangat khusus bagi Israel dan Palestina.
Tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dinilai melanggar hukum internasional dan membahayakan proses perdamaian di Timur Tengah.
Sebab, Dewan Keamanan PBB dalam beberapa dekade terakhir sudah
mengeluarkan berbagai resolusi yang menegaskan bahwa pendudukan Israel
atas sebagian wilayah Yerusalem adalah ilegal. Sebuah Resolusi DK PBB itu final dan mengikat bagi seluruh negara anggota PBB termasuk Amerika Serikat.
Situs-situs Kota Tua Yerusalem (Dok_Asrul) |
DK PBB misalnya, pernah mengeluarkan Resolusi 242
tahun 1967 yang memerintahkan Israel untuk mengembalikan wilayah-wilayah
yang direbutnya melalui perang, termasuk Yerusalem.
Lalu ada Resolusi 476 DK PBB tahun 1980 dimana PBB tidak mengakui
Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan memerintahkan seluruh negara
anggota PBB untuk memindahkan kedutaan besarnya dari kota Yerusalem.
Buntutnya tidak ada satu negara pun hari ini yang memiliki kedutaan besar di Yerusalem. Pemerintah RI melalui Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan pernyataan menolak dan mengutuk langkah AS yang memberikan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibukota negara Israel.
Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan itu melanggar resolusi DK dan Majelis Umum PBB. Saya dan rakyat Indonesia tetap konsisten bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya - Presiden Joko Widodo
Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Yerusalem.
Yerusalem, Kota Suci
dengan Sejarah yang Panjang. Kota ini penting bagi umat Kristen, Islam dan Yahudi -tiga agama yang
sama-sama terkait dengan figur Ibrahim dalam kitab-kitab suci.
Yerusalem - nama itu bergema di hati umat Kristen, Yahudi dan Muslim sejak berabad-abad sengketa dan sejarah bersama.
Dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim dan dalam bahasa Arab disebut al-Quds, Yerusalem
merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di masa lalu, kota ini
pernah berulang kali direbut, ditaklukan, dihancurkan dan dibangun
kembali oleh berbagai pihak, dan seakan setiap lapisan buminya
mengungkapkan berbagai potongan sejarah masa lalu.
Pusat -bahkan inti- Yerusalem
adalan bagian Kota Tua, suatu labirin gang-gang sempit dan arsitektur
bersejarah yang menandai empat penjuru kota - kawasan Kristen, Muslim,
Yahudi dan Armenia. Dikelilingi oleh dinding batu berupa benteng tempat
berdirinya sejumlah situs tersuci di dunia.
Setiap kawasan mewakili populasi tersendiri. Orang-orang Kristen
memiliki dua kawasan, karena orang-orang Armenia juga beragama Kristen.
Kawasan Armenia ini, yang terkecil dari keempatnya, adalah salah satu
pusat Armenia tertua di dunia.
Ini hal yang sangat unik karena komunitas mereka telah mempertahankan
budaya dan peradaban mereka sendiri di dalam Gereja dan Biara St.
James, yang mencakup sebagian besar kawasan mereka.
Gereja
Di dalam Kawasan Kristen terdapat Gereja Makam Kudus, sebuah tempat ziarah penting para penganut orang Kristen di seluruh dunia. Tempat itu terletak di sebuah lokasi yang sangat penting dalam kisah Yesus: kematiannya, penyalibannya dan kebangkitannya.
Dalam kepercayaan tradisi Kristen pada umumnya, Yesus disalibkan di
sana, di bukit Golgota, atau bukit Kalvari, dan makamnya terletak di
dalam bangunan pekuburan yang juga diyakini sebagai tempat
kebangkitannya.
Gereja Makam Yesus Yang Dijaga Keluarga Muslim
|
Gereja Makam Kudus dikelola bersama oleh perwakilan aliran Kristen
yang berbeda, terutama Patriarkat Ortodoks Yunani, kaum biarawan
Fransiskan dari Gereja Katolik Roma dan Patriarkat Armenia, serta
kalangan kristen Ortodoks Etiopia, Koptik dan Suriah.
Tempat ini adalah salah satu tujuan ziarah utama bagi ratusan juta
orang Kristen di seluruh dunia yang mengunjungi makam kosong Yesus dan
mencari penebusan dalam doa di lokasi tersebut.
Masjid
Al-Masjid Al-Aqsa merupakan nama arab yang berarti Masjid terjauh. 10
tahun setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, beliau melakukan
perjalanan malam dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan kemudian
menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat 5 waktu dari Allah,
peristiwa ini disebut Isra’ Miraj. Masjid ini disebut oleh Rasulullah
dalam Hadits sebagai Masjid Biru karena mempunyai Kubah berwarna biru.
Masjid Al-Aqsa merupakan bangunan tertua kedua setelah Ka’bah di
Mekkah, dan tempat suci dan tempat terpenting ketiga setelah Mekkah dan
Madinah. Luas kompleks Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi,
atau 1/6 dari seluruh area yang dikelilingi tembok kota tua Jerusalem
yang berdiri saat ini. Dikenal juga sebagai Al Haram El Sharif atau oleh
yahudi disebut Kuil Sulaiman. Kompleks Masjid Al-Aqsa dapat menampung
sekitar 400.000 jemaah (Masjid Al-Aqsa menampung sekitar 5.000 jamaah,
selebihnya sholat di kompleks yang ber-area terbuka).
Pembangunan kembali kompleks Masjid Al-Aqsa dimulai 6 tahun setelah
Nabi wafat oleh Umar Bin Khattab. Beliau menginginkan untuk dibangun
sebuah masjid di selatan Foundation Stone (membelakangi Foundation Stone,
menghadap selatan/Mekkah). Pembangunan tersebut dilakukan oleh Khalifah
Ummayah Abd Al Malik Ibn Marwan dan diselesaikan oleh anaknya Al Walid
68 tahun setelah Nabi wafat dengan diberi nama Masjid Al Aqsha.
Kubah Ash Shakhrah (Masjid Umar) |
Di tahun 638, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya hingga
Yerusalem. Dengan adanya penaklukkan Arab, orang Yahudi diizinkan
kembali ke kota. Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani
kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk
meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Yerusalem akan
dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim. Umar memimpin dari Batu
Fondasi di Bukit Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk
mempersiapkan bangunan masjid. Menurut uskup Gaul Arculf, yang tinggal
di Yerusalem dari 679 hingga 688, Masjid Umar merupakan bangunan kayu
persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung
3.000 jamaah. Khalifah Abdul Malik dari Umayyah mempersiapkan
pembangunan Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock) pada akhir abad
ke-7.
Sejarawan abad ke-10 al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul Malik
membangun altar untuk menyelesaikan kemegahan gereja-gereja monunental
Yerusalem. Selama lebih dari empat ratus tahun berikutnya, ketenaran
Yerusalem berkurang saat wilayah itu direbut dan menjadi wilayah
kekuasaan Arab.
Kawasan Muslim adalah yang terbesar dari keempatnya dan berisi tempat suci Kubah Batu (Kubah As-Shakrah, atau Dome of the Rock) dan Masjid al-Aqsa di dataran tinggi yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram Al-Sharif.
Masjid yang dikelola oleh sebuah lembaga wakaf itu merupakan tempat
tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid
Nabawi di Madinah.
Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Masjidil Aqsa
ini dari Mekkah dalam perjalanan malam Isra Miraj, dan solat dan berdoa
bersama ruh para nabi. Beberapa langkah dari masjid, adalah Kubah
As-Shakrah yang berisi batu fondasi yang diyakini umat Islam sebagai
tempat bertolak Muhammad menuju surga. dalam peristiwa Isra Miraj itu.
Dinding
Seorang penganut Yahudi berdiri di tembok barat Yerusalem |
Di Kawasan Yahudi terdapat Kotel, atau Dinding Ratapan, atau Tembok Barat, sisa dari dinding tempat berdirinya Bait Suci zaman dulu.
Di dalam tempat suci itu terdapat Ruang Maha Kudus, situs paling suci dalam agama Yahudi.
Umat Yahudi percaya bahwa inilah tempat batu fondasi penciptaan
dunia, dan tempat Abraham, atau Nabi Ibrahim, siap mengorbankan anaknya
Ishak, atau Ismail. Banyak orang Yahudi yang percaya bahwa Dome of the
Rock adalah tempat Ruang Maha Kudus itu.
Saat ini, Tembok Barat adalah tempat orang Yahudi bisa berdoa di lokasi terdekat ke Ruang Maha Kudus.
Situs ini dikelola oleh Rabi dari Tembok Barat dan setiap tahun
menampung jutaan pengunjung. Orang-orang Yahudi dari seluruh dunia
mengunjungi tempat ini untuk berdoa.
0 komentar :
Posting Komentar