by: Asrul Hoesein
Marilah kita jadikan hari raya kembali ke fitrah ini (Idul Fitri) sebagai momentum untuk terus melakukan ibadah sebagai konsekwensi syahrun-ibadah. Marilah kita jadikan hari raya kembali ke fitrah ini (Idul Fitri) sebagai momentum untuk terus melakukan muhasabah sebagai konsekwensi syahrun-muhasabah dan semoga kemudian kita memperoleh ampunan Allah Swt. sebagai implikasi syahrun-magfirah.
Sabar tetap menjadi kunci utama dalam segala hal. Jadikan ibadah Ramadhan kita sebagai pembakar semangat kesabaran dalam menghadapi hidup kehidupan sebelas bulan berikutnya dan akhirnya sampai kepada bulan Ramadhan 1432, Insya Allah.
Kita hendaknya yakin bahwa, semua yang terjadi dan kita rasakan atau kita alami di dunia ini adalah bagian dari rekayasa atau kehendak absolut Allah Swt. untuk masyarakat dan bangsa ini, termasuk suka duka yang dialami bangsa ini. Semua itu pastilah baik dan manfaat buat kita bersama.
Sebagai masyarakat yang agamis, kita yakin bahwa semua ini bagian dari takdir Allah. Jika ini diyakini bagian dari rekayasa Allah, maka penjelasannya bahwa semua ini diciptakan Allah sebagai ujian terhadap kesabaran, ketakwaan dan keimanan kita kepada-Nya. Apakah dengan banyaknya cobaan dan ujian ini menjadikan kita sebagai masyarakat bangsa semakin dewasa atau justru sebaliknya malah menjadi semakin kerdil.
Sebagai warga masyarakat bangsa yang besar, kita yakin bahwa semua cobaan Allah akan dapat disikapi dengan penuh kedewasaan dan bukan sebaliknya, sebab kita juga yakin bahwa Allah tidak akan menguji dan mencoba hamba-Nya melebihi takaran dan batas kemampuan manusia untuk menanggungnya. Allah Swt sendiri berjanji di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah [2]:286;”Layukallipullahu napsang Illa’usaha…” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Bangsa kita ini sesungguhnya sangat kenyang dengan berbagai cobaan. Jika kita lakukan flashback, maka selama tiga abad berjuang melawan penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan konflik demi konflik didalam perebutan kekuasaan dan juga penderitaan ekonomi yang terkenal sebagai krisis ekonomi, namun demikian sebagai bangsa yang besar, maka cobaan dan penderitaan itu justru menjadi cambuk dalam rangka meningkatkan kehidupan. Bangsa ini adalah bangsa yang tidak mengenal kata menyerah dan putus asa sebab Allah dalam surat Yusuf (87) “melarang kita untuk berputus asa”
Ada ungkapan yang sangat bagus untuk direnungkan bahwa, kejayaan kita yang paling hebat bukan ditentukan karena kita tidak pernah gagal tetapi karena kita bangkit lagi setiap kali kita jatuh. Jadi sebuah bangsa yang besar bukanlah bangsa yang tidak pernah gagal, akan tetapi bangsa yang besar adalah bangsa yang pernah jatuh akan tetapi dapat bangkit lagi.
Semua hamparan cobaan Allah, sesungguhnya merupakan ujian tentang sejauh mana kesabaran kita. Didalam menyikapi makna idul fitri ini atau menjadikan ramadhan sebagai spirit menuju Ramadhan berikutnya, adalah tetap istiqamah dalam kesabaran, ketaqwaan dan keimanan.
Manusia hendaknya selalu bersabar, sebab manusia yang sabar adalah manusia yang memiliki ketahanan, keteguhan dalam menghadapi pengaruh hawa nafsu yang berupa sifat hewaniah, sifat amarah. Sebaliknya akan tetap berada didalam koridor sifat mutmainnah yang dipandu oleh ajaran agama. Inti kesabaran adalah seseorang yang teguh dan taat di dalam akhlakulkarimah.
Rasulullah Muhammad Saw. bersabda;”Siapa yang bersabar akan memperoleh tujuannya” (Imam Thabrani). Termasuk kesempurnaan keimanan ialah bersifat sabar dan berlapang dada atau toleran. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Az-Zhumar (10)”Sesungguhnya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”
Sungguh hari ini (Idul Fitri) kita adalah kaum pemenang, dan tentunya tidak hanya hari, bulan ini tapi Insya Allah pada hari atau bulan-bulan selanjutnya. Alangkah indahnya merajut persahabatn dan persaudaraan ditengah suasana ketiadaan syahwasangka. Oleh karena itu marilah ditengah suasana Idul Fitri ini kita saling mawas diri dengan sungguh-sungguh memahami makna keagunan Idul Fitri ini.
Mailah kita terus beribadah (istiqamah) kepada Allah Swt dan berdoa, semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah Swt. Karena hal tersebut mengejawantahkan di dalam perilaku social kita ditengah social kemasyarakatan yang semakin mengglobal dewasa ini.
0 komentar :
Posting Komentar