- Hari ini Jumat (24/9/2010), di Jakarta Convention Center (JCC), Presiden SBY membuka Munas VI Kadin 2010, didahului pembacaan LPJ Pls. Ketum Kadin Adi Putra Tahir, perhelatan akbar pengusaha Indonesia ini akan berlangsung sedianya dua hari (24 dan 25 september 2010), beberapa pengusaha senior yang hadir al: Jusuf Kalla, Aburizal Bakri, Sopyan Wanandi, Fadel Muhammad, dll. juga dihadiri beberapa Menteri KIB II.
Pada acara pembukaan tersebut, Presiden SBY, sangat mengharap peran Kadin dalam mengisi pembangunan ekonomi dan infrastruktur Indonesia dan Pak Beye mengatakan “saya punya kepentingan dengan Kadin”. Alasan presiden tersebut sangatlah dimengerti dan beralasan, karena bila kadin berhasil mengangkat para anggotanya, maka jelaslah peningkatan pendapatan dari sektor pajak (geliat pengusaha) akan bertambah pula, tentu akan memberi warna bagi pengembangan entrepreneur di Indonesia, terkhusus mengantisipasi pengangguran karena akan tercipta usaha baru didalamnya.
Juga Pab Beye mengingatkan kepada para pengusaha akan posisi Indonesia yang berada di benua Asia, dimana Asia pada perannya terhadap Amerika dan Afrika sangat dibutuhkan pasca krisis dunia, karena Asia merupakan motor penggerak ekonomi dunia (global) saat ini, didalamnya tentu sangat diharapkan tumbuhnya ekonomi kreatif, karena dari sanalah akan tercipta lapangan kerja baru. Pak Beye meminta kepada para pengusaha, termasuk di daerah, janganlah hanya berorientasi pada proyek APBD/APBN semata, karena sangat kecil “kue” yang mau dibagi disana. Pak Beye pula banyak menyinggung keberhasilannya sewaktu di KIB I bersama Pak JK. Pak JK mendengar simpati Pak SBY itu, JK duduk tersipu, sekali-kali melempar senyum ke arah Presiden SBY. Presiden SBY juga meminta penciptaan atau peningkatan inisiatif dari daerah dan bukan dari Jakarta.
Para kandidat yang akan berlaga pada Munas Kadin VI al; Suryo B.Sulistio (Ketua HIPPI) sebagai calon tertua/senior, Adi Putra Tahir (Pls Ketum Kadin), Chris Kanter, Sandiaga S.Uno, Wisnu Wardani (calon termuda). sebelum pemilihan ketua, sedianya diadakan besok di hari kedua, juga akan berlangsung panel diskusi masing-masing pembicara; Menko Ekuin, Hatta Radjasa; Menteri Keuangan, Agus Martowardojo; Menteri Perindustrian, MS.Hidayat; Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu.
Harapan Pengusaha dan Calon Pengusaha terhadap Kadin.
Kadin sebagai komunitas pengusaha diharapkan untuk mengakomodasi aspirasi atau kepentingan para pengusaha tanpa kecuali, diharapkan mengakomodasi pengusaha sampai dengan Pedagang Kaki Lima (PK5), juga sangat diharapkan untuk menciptakan entrepreneur-entrepreneur muda dalam rangka mengejar ketertinggalan pupulasi pengusaha di negara kita, Terbukti, dari 231,83 juta jiwa penduduk Indonesia, baru 4,6 juta saja yang berwirausaha (saat ini Indonesia jumlah pengusahanya hanya nol koma atau 2% dari jumlah penduduk Indonesia, seharusnya sampai minimal dua koma) tanpa itu, mustahil Indonesia keluar dari kerangkeng kemiskinan, terbelakang dan terhimpit terus. Ini merupakan pekerjaan Rumah (PR) besar bagi ketua umum terpilih, kalau tidak mampu atasi itu, mundur sebelum habis masa jabatan Anda (seharusnya tanda tangani pakta integritas), ini harus diminta oleh para pemilih khususnya dari 33 Provinsi, sebelum pemilihan ketua umum besok. Sekarang bukan dibutuhkan “tagline” yang berbahasa indah, tapi kerja…kerja…dan kerja. Terpenting, hentikan atau jangan menjadi antek-antek penguasa baik di pusat terlebih di daerah, ini fenomena yang terjadi sampai saat ini.
Diantara lima kandidat, jujur saya akan pilih Pak Suryo B.Sulistio, bukan karena senioritas, tapi bukan pula hubungan emosional antara saya (penulis) dan Pak Suryo sebagai Ketum HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) dimana saya sebagai Sekum HIPPI Sulawesi Tenggara, tapi beliau cukup mengerti kondisi pengusaha/pedagang di Indonesia melalui HIPPI, juga beliau pernah mendampingi Presiden BJ.Habibie. Terlebih pula Pak Suryo sudah banyak makan garam (pahit manis) dalam dunia bisnis (maaf, semoga tidak diangggap sebagai penilaian subyektif tapi Insya Allah, ini fakta).
Namun siapapun terpilih, harus menciptakan ekonomi kreatif (ekonomi berdaya saing tinggi) atau pekerjaan yang berorientasi pada program, bukan berorientasi proyek (ini yang harus dikikis habis). Kadin tidak boleh lagi melanjutkan tradisi lama yang hanya senang berkolaborasi secara person dengan pejabat pusat dan daerah, pengusaha daerah harus diberdayakan dan jangan diperdayakan, karena pengusaha daerah khususnya UKM termasukPedagan Kaki Lima merupakan pengusaha tangguh, tanpa mengenal krisis atau merekalah yang menjadi penopang saat Indonesia dilanda krisis.
Kadin Jangan ditumpangi oleh kepentingan tertentu atau hanya sebagai batu loncatan untuk sebuah jabatan atau kepentingan kelompok (target menjadi menteri atau bermaksud mengusai proyek-proyekpemerintah). Kadin sendiri. melalu Munas VI ini, terkhusus kepada ketua terpilih, harus mengadakan konsolidasi internal untuk mengantisipasi kondisi-kondisi di daerah, agar perselingkuhan (KKN) antara penguasa dan pengusaha (kadin/Asosiasi) di hentikan tradisi itu, yaitu tradisi bagi-bagi proyek-proyek, inilah benih-benih korupsi di daerah.
Satu agenda penting (usulan kami dari Sulawesi Tenggara) yaitu; Pedagang Kaki lima agar mendapat perhatian serius baik dari pemerintah, terkhusus kepada ketua terpilih, atau “tim perumus program” Munas Kadin VI, adakan identifikasi terhadap mereka, kelompokkan mereka (arahkan berkelompok) lalu buatkan perusahaan (CV atau setidaknya koperasi), kasian mereka tidak punya wadah “curhat”, digusur sana-sini,
Pedagang Kaki Lima (PK-5) sesungguhnya lebih mulia dari para “sarjana” yang menganggur (menanti lowongan PNS atau honorarium) atau para pengusaha yang lalu-lalang ke pejabat mengemis proyek. Pedagang Kaki Lima, sesungguhnya merekalah terkategori pengusaha tangguh atau entrepreneur sejati Indonesia, kanapa? coba perhatikan mereka, tanpa mengenal lelah, tanpa mengenal panas, dingin, tetap bertahan demi sepeser rupiah. (kalau mereka dikelompokkkan, saya yakin Indonesia tidak susah mencapai jumlah pengusaha sekelas Malaysia, kalau belum bisa kita ikuti Singapura yang sudah mencapai satu digit).
gerakanindonesiahijau
0 komentar :
Posting Komentar