Bisnis
diusia muda gampang-gampang susah. Terkadang banyak orang yang
meragukan kemampuan para pebisnis muda. Namun disisi lain pebisnis muda
tak kalah suksesnya dibanding yang sudah berpengalaman.
Sebagai seorang pengusaha, umur berapapun bukan menjadi masalah. Mau start diumur berapapun sama saja, cuma kalau menjalani bisnis sejak usia muda, banyak macam bisnis yang bisa dicoba. “Banyak bisnis dan hal baru yang bisa kita coba dan lebih berani saat berbisnis diusia sangat muda diabnding memulai bisnis di usia 30 tahun ke atas,” ujar Kornelia Laurensia kepada Estu Lestari dari WK. Soal umur ini, Lauren, panggilan akrabnya, mengibaratkan usia di bawah duapuluh lima tahun merupakan usia yang tepat untuk memulai usaha. Semangat untuk memulai hal-hal baru, serta daya inovasi dalam berbisnis akan sangat kuat.
“Saya sendiri sudah mulai berbisnis mandiri sejak umur 25 tahun, dengan mendirikan Macsauto. Tetapi kini saya juga sudah mendirikan bisnis kuliner. Saya senang menjajaki bisnis baru,”ujar lajang yang hobby warna ungu ini. Pertama kali terjun dalam dunia bisnis, Lauren, menekuni bisnis penjualan peralatan bengkel, seperti hidrolik untuk ganti ban dan peralatan berat untuk keperluan bengkel lainnya. Kelihatannya aneh ya. “Saya mencoba sesuatu yang tidak biasa dikerjakan oleh para wanita. Berjualan alat berat. Tetapi justru inilah tantangannya,” ujar pengusaha muda yang murah senyum ini.
Melihat ceruk bisnis peralatan bengkel yang relative bagus ini, Lauren banyak dikenal oleh para pemilik bengkel yang ingin mengembangkan usahanya. Mulai dari ingin membeli peralatan bengkel yang sesuai kebutuhan, hingga bagaimana meningkatkan jumlah pelanggan bengkel. Ia akhirnya memutuskan menjadi konsultan untuk bisnis bengkel mobil, khususnya bagi pemilik bengkel yang berada di daerah-daerah. Biasanya, para pemilik bengkel yang membeli hidrolik, apalagi yang peralatannya canggih tidak mengetahui cara penggunaannya yang benar. Karena menggunakan hidrolik dan peralatan cuci mobil yang canggih itu ada tehniknya dan tidak sembarangan menggunakannya, terutama yang menggunakan bahan-bahan pencuci mobil khusus.
Sebagai seorang pengusaha, umur berapapun bukan menjadi masalah. Mau start diumur berapapun sama saja, cuma kalau menjalani bisnis sejak usia muda, banyak macam bisnis yang bisa dicoba. “Banyak bisnis dan hal baru yang bisa kita coba dan lebih berani saat berbisnis diusia sangat muda diabnding memulai bisnis di usia 30 tahun ke atas,” ujar Kornelia Laurensia kepada Estu Lestari dari WK. Soal umur ini, Lauren, panggilan akrabnya, mengibaratkan usia di bawah duapuluh lima tahun merupakan usia yang tepat untuk memulai usaha. Semangat untuk memulai hal-hal baru, serta daya inovasi dalam berbisnis akan sangat kuat.
“Saya sendiri sudah mulai berbisnis mandiri sejak umur 25 tahun, dengan mendirikan Macsauto. Tetapi kini saya juga sudah mendirikan bisnis kuliner. Saya senang menjajaki bisnis baru,”ujar lajang yang hobby warna ungu ini. Pertama kali terjun dalam dunia bisnis, Lauren, menekuni bisnis penjualan peralatan bengkel, seperti hidrolik untuk ganti ban dan peralatan berat untuk keperluan bengkel lainnya. Kelihatannya aneh ya. “Saya mencoba sesuatu yang tidak biasa dikerjakan oleh para wanita. Berjualan alat berat. Tetapi justru inilah tantangannya,” ujar pengusaha muda yang murah senyum ini.
Melihat ceruk bisnis peralatan bengkel yang relative bagus ini, Lauren banyak dikenal oleh para pemilik bengkel yang ingin mengembangkan usahanya. Mulai dari ingin membeli peralatan bengkel yang sesuai kebutuhan, hingga bagaimana meningkatkan jumlah pelanggan bengkel. Ia akhirnya memutuskan menjadi konsultan untuk bisnis bengkel mobil, khususnya bagi pemilik bengkel yang berada di daerah-daerah. Biasanya, para pemilik bengkel yang membeli hidrolik, apalagi yang peralatannya canggih tidak mengetahui cara penggunaannya yang benar. Karena menggunakan hidrolik dan peralatan cuci mobil yang canggih itu ada tehniknya dan tidak sembarangan menggunakannya, terutama yang menggunakan bahan-bahan pencuci mobil khusus.
Berawal menjadi konsultan bisnis usaha perbengkelan inilah ia pada tahun 2007 mematenkan merek Macsauto, yang kemudian dilesensikan tidak lama kemudian. Ia sendiri kemudian membuka bisnis bengkel dan salon mobil dengan merek yang sama.
Tertantang
Jika
saat ini sudah ada 11 outlet salon dan cuci mobil di berbagai daerah
dalam waktu kurang dari setahun, tentu ini bukan pekerjaan bim salabim
yang datang tiba-tiba. Ada perjuangan keras, dan daya juang yang luar
biasa.
Berbisnis di usia muda, lanjut Lauren, kendalanya banyak. Banyak orang yang tidak percaya. “Mereka pikir orang muda itu kurang berpengalaman. Bagaimana bisa berbagi pengalaman dengan usia yang lebih tua dan bagaimana bisa menjalankan bisnis yang butuh pengalaman banyak,” lanjut Lauren. Anggapan inilah yang melecut Lauren untuk menggapai sukses di bisnis perbengkelan dan salon mobil ini. “Hanya soal waktu. Kalau bisnis sudah maju dan semua outlet berjalan seperti yang diharapkan maka orang akan melihat sendiri hasilnya. Satu outlet dijalani sungguh-sungguh, kemudian kita kelola dengan baik, omzetnya bagus, maka yang lain akan mengikutinya,” ujar penyuka makanan pedas ini.
Belajar Banyak Hal
Memang banyak yang ngomong bahwa bisnis otomotif ini laki-laki banget, tetapi sebenarnya dirinya hanyalah sosok yang dibelakangnya memang terdiri dari tim yang luar biasa. “Saya tidak bekerja sendiri. Banyak tim yang terlibat, mulai dari trainer, ada manajemen yang menjual franchise dan tim supporting lainnya. Prinsipnya saya banyak belajar dalam mengelola bisnis ini, termasuk mengelola SDMnya,” cetusnya. Tetapi yang jelas, lanjut Lauren, semua bisnis pada prinsipnya sama, sepanjang ada mekanisme dan system yang dapat dibentuk. Toh yang melakukan atau operasional dilapangan buka dirinya sendiri.
Setiap Bisnis Memiliki Pasar Sendiri
Persaingan adalah hal yang wajar dalam bisnis ini. Kadang ada para pemilik bisnis yang sama sering menilai bahwa system bisnis yang ia kembangkan salah. “Anggapan semacam itu sering terjadi. Makanya saya bilang kepada mereka, bahwa kita memiliki system bisnis sendiri-sendiri dan ladang sendiri yang penting tidak saling mengganggu. Tetapi sesama pebisnis kita harus saling kenal dan tidak masalah karena masing-masing punya market sendiri-sendiri,” ujarnya.
Lantas, apa maknanya. Manurut Lauren, biarlah konsumen yang memilih dan menilai produk amsing-masing. Yang penting, lanjutnya, personal touch itulah yang ia bagikan ke semua outlet miliknya. “Jadi kita tidak hanya gembar gembor di luar tetapi konsumen yang sudah ada harus kita perhatikan,” lanjutnya. Untuk memasuki bisnis ini, Lauren sengaja memilih bisnis ke perawatan mobil, yaitu cuci dan salon mobil serta motor sebagai fokusnya. Sedangkan paket lain seperti ganti ban, ganti oli, seat cover dan sebagainya, yang berhubungan dengan perawatan kendaraan bermotor.
“Saya selalu membuat terobosan-terobosan dengan penggunaan alat dan bahan yang digunakan. Misalnya, inovasi penggunaan shampoo bisa digunakan untuk 300 hingga 350 mobil per liternya. Jadi irit sekali pemakaiannya,” cetus penerima ISMBEA Award 2008 ini
Berbisnis di usia muda, lanjut Lauren, kendalanya banyak. Banyak orang yang tidak percaya. “Mereka pikir orang muda itu kurang berpengalaman. Bagaimana bisa berbagi pengalaman dengan usia yang lebih tua dan bagaimana bisa menjalankan bisnis yang butuh pengalaman banyak,” lanjut Lauren. Anggapan inilah yang melecut Lauren untuk menggapai sukses di bisnis perbengkelan dan salon mobil ini. “Hanya soal waktu. Kalau bisnis sudah maju dan semua outlet berjalan seperti yang diharapkan maka orang akan melihat sendiri hasilnya. Satu outlet dijalani sungguh-sungguh, kemudian kita kelola dengan baik, omzetnya bagus, maka yang lain akan mengikutinya,” ujar penyuka makanan pedas ini.
Belajar Banyak Hal
Memang banyak yang ngomong bahwa bisnis otomotif ini laki-laki banget, tetapi sebenarnya dirinya hanyalah sosok yang dibelakangnya memang terdiri dari tim yang luar biasa. “Saya tidak bekerja sendiri. Banyak tim yang terlibat, mulai dari trainer, ada manajemen yang menjual franchise dan tim supporting lainnya. Prinsipnya saya banyak belajar dalam mengelola bisnis ini, termasuk mengelola SDMnya,” cetusnya. Tetapi yang jelas, lanjut Lauren, semua bisnis pada prinsipnya sama, sepanjang ada mekanisme dan system yang dapat dibentuk. Toh yang melakukan atau operasional dilapangan buka dirinya sendiri.
Setiap Bisnis Memiliki Pasar Sendiri
Persaingan adalah hal yang wajar dalam bisnis ini. Kadang ada para pemilik bisnis yang sama sering menilai bahwa system bisnis yang ia kembangkan salah. “Anggapan semacam itu sering terjadi. Makanya saya bilang kepada mereka, bahwa kita memiliki system bisnis sendiri-sendiri dan ladang sendiri yang penting tidak saling mengganggu. Tetapi sesama pebisnis kita harus saling kenal dan tidak masalah karena masing-masing punya market sendiri-sendiri,” ujarnya.
Lantas, apa maknanya. Manurut Lauren, biarlah konsumen yang memilih dan menilai produk amsing-masing. Yang penting, lanjutnya, personal touch itulah yang ia bagikan ke semua outlet miliknya. “Jadi kita tidak hanya gembar gembor di luar tetapi konsumen yang sudah ada harus kita perhatikan,” lanjutnya. Untuk memasuki bisnis ini, Lauren sengaja memilih bisnis ke perawatan mobil, yaitu cuci dan salon mobil serta motor sebagai fokusnya. Sedangkan paket lain seperti ganti ban, ganti oli, seat cover dan sebagainya, yang berhubungan dengan perawatan kendaraan bermotor.
“Saya selalu membuat terobosan-terobosan dengan penggunaan alat dan bahan yang digunakan. Misalnya, inovasi penggunaan shampoo bisa digunakan untuk 300 hingga 350 mobil per liternya. Jadi irit sekali pemakaiannya,” cetus penerima ISMBEA Award 2008 ini
Ref: http://www.majalahwk.com/
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar