Asrul Intip Sampah Singapore |
Bermula pada 2001, pemerintah memulai program peningkatan level daur ulang. Pemerintah juga membuat tempat pembuangan sampah di Pulau Semakau dengan dibarengi menggalakkan kegiatan pemilahan sampah dan daur ulang di permukiman warga. Sistem pengumpulan sampah pun digiatkan di sekolah, perkantoran, mal, pun industri. Pada akhir 2005, 56% rumah tangga Singapura telah mewujudkan program daur ulang.
Asrul dan Mesin Penyapu Singapore |
Singapura memiliki empat pembangkit energi dari sampah. Dari situ, 3% energi listrik negara terpenuhi. Level daur ulang pun tetap terjaga pada 60%. Menurut Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura, satu lagi pembangkit energi dari sampah sedang disiapkan dan beroperasi pada 2019.
Kini hanya 2% sampah 'Negeri Singa' itu yang berakhir di tempat pembuangan, adapun 38% sebagai sumber listrik dan 60% sampah didaur ulang. Sementara di Swedia pada 1975, baru 38% sampah yang didaur ulang. Kini lebih dari 99% sampah Swedia didaur ulang dengan beragam cara.
Di Swedia, pusat-pusat daur ulang wajib ada dalam jarak maksimal 300 meter dari area permukiman. Mayoritas rumah tangga pun memilah sampah yang bisa didaur ulang, termasuk sampah makanan.
Mereka lantas menyerahkan sampah-sampah yang sudah dipilah ke kontainer yang tersedia. "Separuh sampah Swedia dibakar untuk menghasilkan energi. Menggunakan ulang material berarti lebih sedikit energi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang ketimbang membakar material (sampah) dan memproduksi barang baru dari nol," jelas Weine Wiqvist, CEO Asosiasi Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah Swedia atau Avfall Sverige.
Incenerator Tuas Singapore_Asrul |
Menurut perkiraan Avfall Sverige, Swedia bakal mengimpor 1,5 juta ton lagi tahun ini dan 2,3 juta ton pada 2020. Impornya dari Inggris dan Norwegia.
Dengan lahan yang terbatas dan jumlah penduduk yang padat, pengelolaan sampah yang benar-benar efisien di Singapura sangat diperlukan. Menurut data Singstat, pada tahun 2015, luas wilayah Singapura adalah 719 Km persegi dan dihuni oleh sekitar 5,5 juta penduduk dengan kepadatan penduduk 7.697 penduduk / kilometer persegi.
Jumlah timbulan sampah di Singapura juga dilaporkan meningkat tajam setiap tahunnya. Menurut Singapore National Environmental Agency (NEA), timbulan sampah meningkat dari 1.260 ton/hari pada tahun 1970 menjadi 8.402 ton/hari pada tahun 2015.
NEA adalah lembaga pemerintah Singapura yang bertindak sebagai regulator dalam pengelolaan sampah. Sebagai regulator NEA memiliki kewenangan dalam menyusun rencana pengelolaan sampah, perizinan, pengaturan dan penegakan hukum.
Reduce, Reuse and Recycle (3R)
Sepeda Sampah Singapore |
Jumlah total timbulan sampah pada tahun 2015 adalah 7.673.500 ton. Dari jumlah tersebut yang berhasil di daur ulang adalah 4.649.700 ton. Dengan demikian tingkat daur ulang untuk berbagai jenis sampah di Singapura pada tahun 2015 adalah 61 %.
Daur ulang dilakukan baik di industri maupun rumah tangga. Daur ulang sampah industri dilakukan untuk jenis sampah bekas bangunan, sampah kebun, copper slag, sampah plastik dan sampah kayu. Daur ulang di komunitas dilakukan di rumah tangga, apartemen, pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan.
Sampah yang tidak bisa didaur ulang (sebesar 40 % pada tahun 2014) dibawa ke insinerator sebanyak 37,6 % dan 2,7 % yang tidak bisa diinsinerasi dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Semakau. Sampah yang dibawa ke TPA misalnya sampah bekas bahan bangunan, used slag dan treated sludge (Zerowastesg).
Peranan Swasta dalam Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah di Singapura dilakukan oleh pihak swasta yang disebut public waste collectors (PWCs). Perusahaan swasta tersebut diseleksi melalui tender terbuka untuk melayani 7 wilayah geografis di Singapura. Tender terbuka untuk perusahaan yang memenuhi kriteria pre-kualifikasi, yaitu:
- Perusahaan tidak pernah melanggar hukum lingkungan;
- Perusahaan Singapura dengan modal minimal 3 juta dollar Singapura;
- Memiliki pengalaman dalam pengumpulan sampah untuk minimal 100.000 penduduk dalam satu tahun.
Tarif pengumpulan sampah di Singapura bervariasi tergantung sumbernya. Untuk sektor Pasir Ris- Tampines misalnya, apartemen tarifnya $ 7,49 / bulan, tempat tinggal yang bertanah (landed residential) $24,81 / bulan dan kios pasar $54,71 /bulan.
Dari Landfill Ke Waste to Energy
TPA Semakau di Tengah Laut Singapore_Asrul |
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Singapura mengandalkan sejumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (landfill) untuk menangani sampah yang dihasilkan di negara pulau tersebut. Namun sejak akhir tahun 1970-an mereka menyadari bahwa dengan terbatasnya lahan yang mereka miliki, diperlukan metode lain.
Mereka kemudian menerapkan metode waste-to-energy (WTE) dengan insinerasi yang diklaim mampu mengurangi volume sampah hingga 90 %. Fasilitas WTE pertama dibangun pada tahun 1979. Saat ini mereka mempunyai empat instalasi WTE yang berlokasi di Tuas dan Senoko serta TPA lepas pantai (offshore landfill) di Semakau. Tarif penggunaan TPA dan fasilitas insinerasi antara $ 77 – 81 per ton.
0 komentar :
Posting Komentar