Menanti Janji Jokowi-Ahok, Rakyat Sudah Buktikan Dukungan_dok.Asrul |
Insya Allah, Hari Kamis
11 Oktober 2012, Jokowi-Ahok akan dilantik menjadi Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 oleh Menteri Dalam Negeri atas
nama Presiden RI. Babak baru Jakarta menuju Jakarta Baru akan dimulai
tentu dengan semangat baru. Harapan dan tantangan tentu banyak
menghadang pasangan ini, musuh terbesar Jokowi-Ahok tentu datang dari
diri sendiri (internal), dan harus selalu waspada. Jokowi-Ahok sudah
menjadi milik rakyat Jakarta, sudah bukan milik tim suksesnya lagi. Baju
dan pernik kota lainnya sudah menjadi kenangan tersendiri, karena sudah
menjadi milik bersama, bersama bekerja untuk menuju tujuan yang sama,
yaitu Jakarta menuju perubahan.
Perlu diingat oleh Jokowi
dan Ahok bahwa, rakyat Jakarta di seluruh wilayah (6 Kab/Kota), saya
sebut seluruh wilayah termasuk pendukung Foke-Nara, karena sejak Hari
“H” sampai saat ini, Foke-Nara telah menunjukkan dirinya sebagai orang
bijak/legowo/ikhlas, dengan menerima kekalahan sekaligus mendukung
Jokowi-Ahok untuk menjalankan roda pemerintahan 5 tahun ke depan, tanpa
gugatan (diduga awalnya Foke-Nara akan menggugat ternyata tidak, itu
Cuma rumor). Maka dengan kondisi ini jelas sudah, bahwa publik Jakarta
sudah membuktikan dukungannya kepada Anda, tinggal Anda membuktikan
janji akan membawa Jakarta menjadi Jakarta Baru. Ini memang sangat
berat, tapi dengan kenyakinan yang Anda miliki, Insya Allah mampu
bekerja sebaik mungkin, jangan ragu menghadapi DPRD Prov.DKI Jakarta,
yang nantinya “diduga” kurang mendukung Anda, Yakin masyarakat Jakarta
ada dibelakang Anda, sepanjang memihak pada rakyat (pro rakyat).
Sekedar mengingatkan
janji dan target Anda yang sempat diingat dan juga beberapa usulan
pekerjaan menuju Jakarta Baru, antara lain:
1. Jokowi
akan tetap merakyat seperti saat Anda menjadi Walikota Solo, begitu
pula Ahok sewaktu menjadi Bupati Belitung Timur dan Anggota DPR-RI, artinya mudah ditemui baik di rumah maupun di kantor serta mau mendengar suara rakyat, termasuk Jokowi-Ahok tidak akan memakai pengawalan jalanan atau foreider.
2. Tidak
menerima gaji gubernur dan wakil gubernur, sebagaimana saat menjadi
Walikota Solo, juga tidak menerima gaji walikota (tapi kalau mau terima
gajinya tidak mengapa..hehehe, yang pasti tidak korupsi, jadilah panutan
dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi khususnya di DKI Jakarta.
3. Jakarta
Bersih dan bebas sampah (Jakarta Zero Waste) dan bebas polusi
(antisipasi kendaraan tua) dan pertahankan ruang publik (ruang terbuka
hijau) yang sudah minim di Jakarta saat ini. Tambah sumur resapan
(biopori), termasuk revitalisasi sungai atau Kali Ciliwung persegera,
agar bebas dari sampah dan limbah beracun lainnya, beri kehidupan yang
layak bagi masyarakat yang bermukim di bantaran Kali Ciliwung. Kali
Ciliwung merupakan sumber kehidupan masyarakat Jakarta pada umumnya.
4. Tolak
Pembangunan mall baru, mall sudah jenuh di Jakarta, dan beri fasilitas
PK-5 masuk di mall, jangan hanya pengusaha/pedagang besar yang mengisi
mall atau pusat kuliner modern di Jakarta.
5. Kartu
Sehat (tidak ada alasan penduduk Jakarta di tolak berobat dan
masuk/rawat inap di rumah sakit) artinya Rakyat punya Hak Berobat,
pemerintah punya ke”Wajib”an menfasilitasi masyarakat.
6. Kartu Cerdas (tidak ada alasan penduduk Jakarta tingkat SD,SMP.SMA tidak sekolah) artinya Rakyat punya Hak Belajar/Sekolah, bukan lagi wajib belajar/sekolah.
Paradigma ini harus dirubah sesuai target Jokowi-Ahok sendiri dengan
adanya Kartu Cerdas tersebut. Jadi kalau ada anak-anak tidak sekolah
karena fasilitas (sekolah/buku) tidak ada, maka pemerintah DKI Jakarta
yang bertanggungjawab (itu aplikasi Hak Belajar dan pemerintah menjadi
Wajib memfasilitasinya), itu juga aplikasi Kartu Cerdas.
7. Penataan
dan Bantuan permodalan kepada Pedagang Kaki Lima (PK-5) dan relokasi
serta ketenangan berusaha, tanpa di obok-obok oleh Trantib, termasuk
pembangunan rumah susun untuk mereka.
8. Tidak
ada bagi-bagi proyek, jabatan (tidak ada belas kasih atau sebagai tanda
terima kasih), ini harus “tidak berlaku” dipemerintahan Jokowi-Ahok.
Serta dalam mengatur SDM, memakai system atau kebijakan berdasarkan
keahlian atau the right man and the right job.
9. Tidak
akan ditaktis oleh partai pengusung (PDIP dan Gerindra), ini wajar
dipertahankan oleh Jokowi, karena Mantan Wapres (2004-2009) dan Ketua
PMI, Jusuf Kalla (JK) yang berperan besar dalam mengajak Jokowi menjadi
gubernur dan mengantar/izin ke Megawati. Maka JK sangat diharap perannya
menjadi “penyejuk/pengingat” seorang Jokowi-Ahok, juga mengingatkan
Megawati dan Prabowo Subianto akan hal ini. Juga (maaf) saya katakan
disini bahwa JK akan ikut bertanggungjawab bila Jokowi gagal
melaksanakan tanggungjawabnya sesuai koridor dan bila Jokowi-Ahok ingkar
janji, rakyat Jakarta harus ketahui “sejarah Jokowi” masuk Jakarta
menjadi gubernur, JK juga patut diminta turun tangan menata Jakarta,
karena JK sendiri yang menginginkan Jakarta berubah.
10. Masih
banyak janji dan target lainnya, namun terasa penting dalam langkah
awal pembuktian (jangka pendek) adalah segera pendataan untuk Kartu
Sehat, Kartu Cerdas dan Identifikasi PK5 (diharap segenap komponen
terdepan pemerintahan di DKI Jakarta (Walikota/Camat/Lurah), agar
membuat pendataan yang akurat tanpa diskriminasi dan beri informasi/data
yang valid, jangan ambil data lama, tapi buat data baru) sesuai data
E-KTP yang ada saat ini.
11. Pangkas
birokrasi yang panjang termasuk tiadakan pungutan liar untuk seluruh
perizinan, khususnya perizinan usaha (SITU) beri kemudahan kepada
masyarakat, bila perlu gratiskan SITUnya (tentu akan menggairahkan bagi
calon pengusaha). Bila perlu adopsi Singapura yang hanya 3 hari waktu
yang dibutuhkan dalam mengurus perizinan usaha. Arahkan semua PK-5 agar
memiliki izin usaha, agar mereka tenang dalam berusaha dan mudah
mendapat bantuan permodalan dari bank dan non bank.
12. Untuk
antisipasi awal kemacetan Jakarta, adalah tata perparkiran dengan baik,
hindari parkir dipinggir jalan dan kenakan biaya parkir yang tinggi
disetiap wilayah strategis kemacetan. Tentu dengan pengawasan yang ketat
dengan memberi insentif yang tinggi bagi pengawas, tapi bila melanggar
pecat dan beri hukuman yang tinggi pula bagi PNS yang bekerja untuk itu.
Sebagaimana Jokowi pernah
mengatakan demikian:” Jika ia terpilih kelak, ia hanya akan berutang
budi pada masyarakat Jakarta dengan merealisasikan apa yang menjadi
keinginan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, yakni perubahan”. Paling
penting Jokowi-Ahok ketahui bahwa, Anda disorot oleh 32 provinsi lainnya
di Indonesia dan dunia pada umumnya karena Jakarta adalah etalase
Indonesia dan juga sebagai ibukota republik Indonesia, ini menjadi
triger pula untuk Anda berdua.
Terima Kasih kepada Bang Foke dan Nara.
Karena sikap Anda,
Jakarta menjadi tenang dan damai pasca pemilukada. Anda sangat
demokratis dan bijaksana, saya yakin Anda punya kekuatan spritual yang
prima. Untuk Bang Foke dan Nara, sangat pantas Jokowi menariknya
sebagai penasehat gubernur, dimana pula Bang Foke sebagai ahli planologi
alumnus Jerman, sangat pantas mendampingi Jokowi-Ahok menata
infrastruktur Jakarta. Bang Foke dibutuhkan oleh Jokowi-Ahok, itu tidak
bisa dipungkiri.
Sekedar catatan penutup
bahwa, Fenomena Jokowi dan Foke pada pilgub DKI Jakarta, patut dijadikan
contoh atau teladan bagi semua pemilukada di Indonesia. Saatnya bekerja
dengan Otak dan Nurani, bukan lagi otot yang mudah berbuat anarkis dan
menghalalkan segala cara.
Mari kita dukung Jokowi-Ahok, beri kesempatan bekerja. Salam Jakarta Baru, Sukses :)
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar