Median jalan samping SinarMasLand BSD _Dok.Asrul (14/4/15) |
Bumi Serpong Damai - AHD (14/4/2015). Penyebab pohon-pohon di kota-kota besar Indonesia terus
bertumbangan karena pola dan metode penanaman yang salah, serba instan. Tapi Kesalahan
itu “terjadi pembiaran” tak pernah diperbaiki di setiap era pergantian
pimpinan. Selalu diulangi.... salah..... diulangi dan salah lagi. Ini semua akan
merusak tiga generasi; Generasi sekarang, anak dan cucu kita bersama. (baca
tulisan saya lainnya tentang bahayanya menanam Pohon Instan ini di "menjamin-pohon-tumbuh-besar-dan-kokoh" pada Majalah
Adhyaksa Kejaksaan Agung RI, edisi Pebruari-Maret 2015 Klik di SINI) atau Klik
di Majalah Adhyaksa Kejagung RI.
Diameter 20 cm posisi BSD Tangerang Selatan_Dok.Asrul (14/4/15) |
Coba perhatikan Pohon Instan yang ditanam tersebut diatas rata-rata berdiameter 20 cm, malah ada sampai 40 cm, ini sangatlah "gila". Apa hanya keindahan sesaat saja atau keselamatan pemakai jalan atau trotoar yang diinginkan, atau karena anggarannya yang bisa dipermainkan, atau karena tidak adanya kesiapan pembibitan??? Foto atau kondisi ini saya rekam hari ini (14/3/2015) di median jalan BSD (sekitar Kantor Pemasaran Sinar Mas Land BSD), Pemerintah jelaslah tidak bisa mengontrol dan melarangnya, karena pemerintah sendiri yang selalu melakukan cara-cara atau metode penanam seperti ini. Khusus untuk yang ditanam oleh pengembang Sinar Mas Land agar segera Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menegur dan menghentikan penanaman pohon instan ini.
Diharapkan dengan sangat #SangatSerius, agar penegak hukum (Polri dan Kejagung) turun tangan untuk "Menghentikan sekaligus Menyelidiki" masalah ini. Ini sangat berbahaya bila dibiarkan begitu saja. Khusus yang ditanam oleh pemerintah c/q Dinas Kebersihan dan Petamanan diseluruh Indonesia, juga terindikasi adanya penyelewengan anggaran (terindikasi korupsi) dan penyelewengan regulasi (tentang tata-cara penanaman bibit pohon by Kepmen PU dengan ketinggian sekitar 1,30 s/d 2.00 meter, baca Kepmen PU di Klik di SINI)
Median Jalan BSD Kota Tangerang Selatan_Dok.Asrul (14/4/15) |
Sebagai contoh kasus di DKI Jakarta; Pohon-pohon di Jakarta
mulai yang banyak bertumbangan. Kebanyakan yang tumbang adalah pohon di era
Sutiyoso atau gubernur sebelum Sutiyoso. Berdasarkan data Dinas Pertamanan DKI
Jakarta, sejak tahun 2007 sampai awal Desember 2013, tercatat ada sebanyak
2.051 pohon tumbang di Jakarta atau tercerabut dari akarnya. Sedangkan
sebanyak 2.089 pohon sempal atau patah
bagian dahannya.
Tampak Pohon Tumbang Tanpa Akar Tunjang (Akar Tunggal) |
Di tahun 2007, jumlah pohon tumbang ada sebanyak 436 pohon.
Tahun 2008 ada 261. Tahun 2009 ada 350 pohon. Tahun 2010 ada 462. Tahun 2011
sejumlah 214 pohon. Tahun 2012 ada sebanyak 328 pohon tumbang. Terakhir pada
2013 ini tercatat sudah 232 pohon tumbang di Jakarta. Pohon-pohon yang kini
banyak bertumbangan ada yang ditanam di era Ali Sadikin. Ada pula pohon-pohon
Angsana dan Mahoni yang ditanam di era Sutiyoso.
Akibat Negatif Penanam Pohon Instan_Dok.Asrul |
Setiap tahun, Dinas Pertamanan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta menggelontorkan uang tak sedikit untuk mengganti kerugian akibat pohon
tumbang. Di periode 1 November 2011 – 30 September 2012, total jumlah klaim
akibat pohon tumbang sebesar Rp 757 Juta. Di tahun 2011 tercatat ada dua korban
tewas akibat pohon tumbang. Kemudian di periode 1 November 2012 sampai dengan
31 Oktober 2013, total jumlah permohonan klaim sebesar Rp 720 Juta. Di periode
ini tercatat ada tujuh korban luka dan satu korban tewas, begini seterusnya
terjadi peningkatan kerugian akibat pohon instan ini. (pada tulisan berikutnya,
akan saya tampilkan kerugian-kerugian tahun 2014 dan 2015)
Bertumbangannya pohon-pohon di Jakarta adalah buah kesalahan
masa lalu. Ada yang cacat di setiap era
kepemimpinan terkait kebijakan soal penanaman pohon. DKI Jakarta selalu memilih
menanam pohon secara instan. Alias memilih pohon-pohon berusia lima sampai
sepuluh tahun untuk ditanam. Itupun pola tanam pohon instan ini sudah merambah
ke seluruh Indonesia.
Akibat dari menanam pohon instan adalah akar tunjang pohon
tak kuat menahan tubuh pohon. Bahkan pohon instan berisiko tak memiliki akar
tunjang (akar tunggal). Sebab saat pemindahan pohon, pohon-pohon instan ini
dipotong bagian akar tunjangnya. Baru memindahkannya ke lokasi yang diinginkan.
Penanaman Pohon Peneduh Yang Salah_dok.Asrul (14/4/15) |
Penanaman Pohon Peneduh Yang Benar_dok.Asrul (14/4/15) |
Makanya antara 10 sampai 20 tahun setelah pohon instan
ditanam, masalah mulai timbul. Bobot pohon makin berat dan tubuh pohon makin
tinggi, tapi akar tunjangnya tak sesuai dengan bobot dan tinggi pohon itu.
Sebab akar tunjang jadi tumbuh belakangan bahkan ada yang tak tumbuh lagi.
Akibatnya mudah tumbang, karena pohon hanya berdiri diatas
akar serabut. Fungsi akar serabut bukan membuat pohon kokoh, tapi hanya untuk
mencari makan.
Ahli Hutan Kota Institut Pertanian Bogor, Endes N Dahlan,
mengatakan, pohon di Jakarta selalu ditanam saat diameter batangnya sudah
mencapai sepuluh centimeter. Ketika itu usia pohon biasanya sudah mencapai 4,5
tahun untuk jenis mahoni. Makanya penanaman pohon selalu harus memakai steger
agar pohon tegak berdiri saat baru ditanam.
“Akar tunjang itu sangat penting. Itulah yang membuat pohon
jadi kuat berdiri dan menahan terpaan angin. Akar tunjang itu menghujam lurus
ke tanah. Sejajar dengan batang pohon. Begitu akar tunjang tak masuk kuat ke
dalam, pohon mudah tumbang,” ujar Endes.
Ref: wartakota.tribunnews, Tata Cara Penanaman Pohon Peneduh (Kepmen PU)
Foto (Dokumentasi) Dampak negatif Pohon Instan Klik di SINI.
Foto (Dokumentasi) Dampak negatif Pohon Instan Klik di SINI.
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar