oleh; Asrul Hoesein
Labbaikallahumma labbaik, labbaikala syarikalaka labbaik, innalhamda wanni’mata laka walmulka laa syarikalaka. Rasulullah menyebutkan tentang pahala haji yang mabrur,”Barangsiapa menunaikan ibadah haji tanpa melakukan perbuatan keji dan maksiat, maka ia kembali seperti bayi yang baru lahir.” (HR.Muslim).
Insya Allah, Hari ini (11/10) Kloter pertama jamaah haji Indonesia mulai diberangkatkan menuju Tanah Suci Makkah, melalui beberapa embarkasi di seluruh Indonesia. Semoga para jamaah tetap sehat dan berkah dalam perjalanan sampai kembali dengan selamat di tanah air dan menjadi haji mabrur. Insya Allah. Amin. jamaah calon haji (JCH) Indonesia yang akan melaksanakan haji tahun ini berjumlah 210 ribu jamaah…kloter terakhir rencananya akan tiba di bandara King Abdul Aziz pada 4 Zul Hijjah mendatang.
Sedikit berbagi mungkin bisa menjadi referensi wisata religius yang berangkat tahun ini dan akan datang. Insya Allah, walau pengalaman sudah lebih sepuluh tahun, praktis agak lama, tentu banyak perubahan disana, baik di Madinah Al-Munawwarah maupun di Makkah Al-Mukarramah.
Shalat Arbain Tepat Waktu
Biasanya dari Bandara King Abdul Azis, Jeddah tiba di Madinah (ada juga pesawat langsung Madinah), sekitar menjelang shalat subuh, karena perhitungannya; 8 hari di Madinah untuk melaksanakan shalat jamaah 40 kali (arbain) di Masjid Nabawi, sekaligus berziarah kemakam Rasulullah Nabi Muhammad Saw. Serta ziarah di Pekuburan Baqi (sekitar Masjid Nabawi), ada makam isteri Nabi Saw. disana dan sahabat lainnya. Sengaja dimulai shalat subuh di hari pertama, karena shalat di hari ke delapan, biasanya diakhiri shalat Dhuhur, atau Azhar (bila ada ketinggalan 1 x shalat). Karena berangkat dari Madinah ke Makkah siang hari dan tiba sore menjelang Shalat Magrib.
Harus hati-hati menyikapi hal ini, khususnya jamaah haji regular/biasa (non haji plus), karena bagi haji regular sepertinya sejak tiba di Jeddah, kita dilepas bagaikan burung, ambil bagasi saja rebutan (pada saat Anda mengambil bagasi, sabar dan tenang saja, karena biasanya tiba di Bandara Jeddah siang hari, selepas magrib baru berangkat ke Madinah, jadi berdiri saja dengan tenang, biarkan jamaah lain engambil bagasinya, dengan sendirinya akan mudah mengambil bagasi Anda, jangan takut ditinggalkan, orang Arab yang mengurus kita disana sangat disiplin, dan harus lengkap sesuai data baru diberangkatkan), karena kondisi di bandara saat itu, sepertinya burung yang baru lepas dari sangkarnya (tidak sebanding uang yang dikeluarkan), karena nafsi-nafsi sudah mulai muncul dalam diri masing-masing jamaah, namun karena iman, maka kita tetap “sabar”, itu pengobat emosi.
Tunda Belanja di Madinah
Di Madinah, harus ekstra hati-hati memperhatikan waktu delapan hari itu, karena sering ada jamaah ketinggalan shalat arbainnya 1 atau 2 kali, akibat berziarah kebeberapa tempat atau belanja (pasar atau mall/pertokoan), sebut tempat ziarah misalnya, Masjid Quba, Makam Syaidinah Hamzah, Kebun Kurma, Mata Air Panas, Gunung Magnet, dll. Jadi sebaiknya ziarah berombongan pakai satu bus atau taxi. Kalau sendiri harus carter taxi PP dengan komitmen si driver untuk kembali shalat tepat waktu di Masjid Nabawi. Untuk belanja khususnya kurma atau asesoris lainnya, tunda nanti belanjanya di Makkah, ini akan merepotkan sendiri, kurma sangat banyak di Makkah dan sama kualitas dan mereknya. Terkecuali Anda langsung ke Kebun Kurma, ya bolehlah belanja 1 or 2 kg.
Menghindari Hilang atau Kesasar di Tanah Suci.
Mungkin pesan ini tidak disampaikan oleh petugas haji pada saat menasik haji di Indonesia, maka saya coba untuk berbagi “tips” sederhana menghindari “hilang atau kesasar diperjalanan” di Kota Makkah. Biasanya rombogan tiba di Makkah menjelang shalat magrib. Sesudah shalat isya, jamaah menuju Masjidil Haram untuk thawaf pertama. Di hari pertama (dari pondokan menuju masjid), saat awal memasuki pintu Masjidil Haram, upayakan berjalan lurus, jangan berbelok dulu, sampai ke tengah mendekati Ka’bah, lalu Anda menoleh ke sudut atas (dinding lantai satu), ada 4 neon box besar, sekira ukuran 2×1m(4 sudut masjid, masing-masing warna berbeda), ada lampu putih, merah, kuning dan hijau (maaf kalau berubah warna sekarang, karena pengalaman ini tahun 1999), yang Insya Allah pastinya sekarang masih ada lampu itu. Perhatikan dan cocokkan arah lampu dan arah kedatangan pertama Anda tadi (ingat kata Allah Swt, Pergunakan akalmu, akan Kuberikan berkah).
Maksud mengenali tanda “lampu” ini adalah; sekiranya suatu saat Anda kesasar atau hilang, segera panggil taxi, minta diantar ke Masjidil Haram. Selanjuntnya Anda masuk masjid dari arah mana saja (karena masjid memiliki banyak pintu) lalu mendekati Ka’bah serta perhatikan lampu tadi, selanjutnya Anda ke luar, yakin bahwa setelah Anda ke luar masjid, Insya Allah Anda akan ingat posisi dimana arah pondokan Anda, atau ketemu pangkalan parkir mobil jamaah kloter Indonesia.
Tips Mencium Hajar Aswad
Alhamdulillah waktu itu sempat mencium langsung Hajar Aswad tanpa pendamping kecuali meminta langsung kepada Allah Swt (disana banyak calo, mau mengantar mencium), tapi saran saya, langsung minta ke pertolongan-Nya. Sesuai pengalaman saya begini; Waktu itu malam sekitar pk. 23.00, selesai shalat 2 rakaat di pelataran masjid lalu berdoa kepada Allah Swt, agar diberi jalan mencium langsung Hajar Aswad, lalu saya berjalan lurus dari posisi tempat shalat tadi tanpa berbelok sedikitpun, dalam perjalanan banyak jamaah yang menabrak dan mendahului saya, ada beberapa kali orang tua dibelakang, saya persilakan ke depan, terus bertahan tidak emosi dengan hanya berdzikir, saat mendekat Hajar Aswad, rasanya ada yang menarik kepala saya ke Hajar Aswad, Alhamdulillah saya diberi kesempatan menciumnya dan lumayan agak lama, karena Askar (polisi) yang menjaga disitu membantu dan malah menahan kepala saya pada Hajar Aswad (sangat ramai karena sementara jamaah lain melaksanakan tawaf dan lainnya berlomba kearah Hajar Aswad, jadi emosi mudah tersulut). Mungkin pengalaman ini bisa dicoba disana, Insya Allah, bila focus mengharap kepada Allah semata, akan dikabulkan disana. Amin
Gunakan Safety Box Gratis di Makkah
Tips lainnya untuk menghindari kehilangan “uang dan emas”, di Makkah, ada tempat penitipan uang dan barang berharga lainnya (sebaiknya berkelompok), ada beberapa tempat di selatan Hotel Hilton (sekitar Jl. Hijir). Sebelum kesana, jangan lupa bawa “kunci gembok”, karena safety box disana tanpa kunci, disiapkan sendiri oleh sipenitip barang.
Bantulah jamaah lain untuk menggunakan jasa ini, terkhusus menjelang menuju wuquf di Arafah. Jasa ini gratis (namun kurang yang mengetahuinya). Hal uang dan barang berharga lainnya, harus hati-hati, karena (maaf) biasanya teman sendiri yang nakal. Kenapa demikian, karena diketahui bersama bahwa di Makkah lah staynya rajanya setan…wow.
Ziarah atau Umrah Berkelompok
Beberapa tips yang sekaligus bisa beramal antara lain: Selama disana bisa laksanakan umrah beberapa kali, upayakan berkelompok, lebih irit biaya dari pada sendiri (carter bus, biasanya 200-300 rial), kalau Anda membawa uang lebih apa salahnya mengajak teman lainnya, khususnya orang-orang tua.
Money Changer Dadakan
Begitu juga, bisa dapat amalan kecil dengan menjadi money changer dadakan, untuk membantu jamaah yang kurang mengerti atau repot menukar uangnya. Karena, biasanya kebanyakan jamaah menukar uang sangat terbatas, atau nanti mau belanja baru menukar uangnya (ada 50.000, 100.000, kadang ada 10.000-20.000) kasian mereka antri di money changer disana, bila berlebih uang, alangkah indahnya kalau membantu mereka dengan cara ini.
Hal Sepele Jadi Masalah
Ada juga paling penting saya ingatkan. Karena ini kadang menjadi masalah besar, yaitu saat menjelang kepulangan ke tanah air. Jamaah diperintahkan oleh Ketua Kloter/Kelompok/Regu untuk thawaf wada’ (thawaf perpisahan) sesudah shalat dhuhur, sementara berangkatnya ke Jeddah nanti tengah malam (23.00 atau 24.00), berarti ada dua waktu shalat kita tetap berada di Makkah. Padahal mestinya setelah thawaf perpisahan persegera kita tinggalkan Makkah. Bagaimana caranya mau keluar Makkah sementara mobil jemputan berangkatnya malam. Ini semua akibat para pemimpin rombongan tidak berpengalaman atau tidak peduli dengan jamaah. Jadi seharusnya semua unsur pimpinan ditunjuk yang telak melaksanakan haji, jadi terkonsentrasi mengurus jamaah.
Cuaca Makkah dan Madinah diperkirakan Ekstrim.
Sebagai penutup postingan, cuaca di Makkah saat ini sekitar 25-30⁰C, diperkirakan cuaca disana akan terjadi cuaca ekstrim. Jangan lupa bawa switter, masker, obat-obatan, serta minyak kayu putih untuk menyegarkan badan yang dingin khususnya cuaca di Madinah (biasanya dingin). Tentu banyak pengalaman masing-masing jamaah, bagi yang punya pengalaman, berbagi tidak ada salahnya, mari berbagi. Sekiranya ada keliru dalam postingan ini mohon dimaafkan.
0 komentar :
Posting Komentar