Andong Malioboro Jogjakarta_dok.Asrul (2013) |
Walaupun sudah banyak kendaraan bermotor yang lebih cepat dan murah, tetapi pengguna Andong di Yogyakarta ini masih cukup banyak. Andong-andong ini dapat ditemui dengan mudah di sepanjang jalan Malioboro, pasar Ngasem, serta di Kotagede.
Andong Malioboro Jogjakarta_dok.Asrul (2013) |
Semua kuda penarik andong di Kota Yogyakarta akan dipasang
celana. Celana berfungsi sebagai kantong penadah kotoran ini wajib digunakan
untuk menampung kotoran agar tidak berceceran di jalan. Selama ini kotoran kuda
dirasa mengganggu warga kota karena mengotori lingkungan dan menimbulkan bau
tak sedap di jalan-jalan utama Kota Yogyakarta termasuk juga di sekitar
Malioboro.
“Tahun ini seluruh kuda penarik andong harus dilengkapi
dengan kantong kotoran. Pemkot telah menyiapkan dana sebesar Rp. 30 juta untuk
pembuatan kantong kotoran kuda. Dan nantinya akan dibagikan kepada pemilik
andong,” ujar Penarik Andong saat kami diantar keliling Kota Jogyakarta.
Kantong kuda hasil desain baru ini hanya cocok digunakan
oleh kuda betina, karena kotorannya bisa langsung masuk ke kantong yang
terletak di bagian belakang kuda. Untuk itu diharapkan para pemilik andong
menggunakan kuda betina sebagai penarik, terlebih harga kuda betina jauh lebih
murah daripada kuda jantan. Saat ini di kota Jogja terdapat sekitar 322 andong.
Andong Malioboro Jogjakarta_dok.Asrul (2013) |
Keberadaan moda transportasi ramah lingkungan ini tetap dipertahankan untuk
mendukung pariwisata. Yogyakarta merupakan satu-satunya kota besar di Indonesia
yang mempertahankan becak dan andong. Kedepan becak dan andong tak lagi menjadi
alat transportasi umum, melainkan lebih dikhususkan sebagai sarana transportasi
pariwisata.
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar