Tren makanan praktis seperti burger sepertinya memang tak ada
habisnya. Walaupun sudah banyak gerai burger yang buka, tetap saja
masyarakat Indonesia meminatinya. Kondisi ini membuka peluang bisnis
yang manis bagi pengusaha. Apalagi, dengan modal cekak pun kini mereka
bisa memboyong usaha burger ini.
Ref: Member http://www.connecti.biz/index.php
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
Salah
satunya, Anda bisa mencermati tawaran waralaba dari My Burger. Biaya
investasinya yang rendah jadi kelebihan waralaba ini. Besaran investasi
awal waralaba ini hanya Rp 5,22 juta. Dengan strategi ini, gerai
terwaralaba My Burger kini sudah mencapai 200 unit.
Padahal usaha yang berdiri sejak tahun 1995 ini baru menjalankan sistem waralaba sejak tahun 2000. "Mungkin karena lumayan murah, perkembangannya menjadi cepat," ujar Irma Safitri, Marketing My Burger.
Dengan investasi tersebut, terwaralaba berhak mendapatkan peralatan konter, lengkap dengan seragam karyawan dan pelatihan pembuatan burger.
Agar lebih menarik, My Burger membebaskan terwaralaba yang berdomisili di luar Jabodetabek dari royalti fee. Tapi, terwaralaba yang buka di kasawan Jabodetabek, harus membayar royalti fee sebesar 2% setiap bulan.
Produk My Burger sendiri memakai bahan pengawet yang relatif minim. Daging sapi yang digunakan pun daging sapi asli. "Sehingga warnanya tidak semerah burger lainnya," lanjut Irma.
Menyasar segmen menengah ke bawah
Waralaba lain yang menawarkan paket investasi usaha burger di bawah Rp 10 juta adalah Picazzo Burger. Usaha ini berdiri sejak tahun tahun 2000. Sampai sekarang, sudah ada 90 konter terwaralaba Picazzo Burger.
Memang tidak ada keunikan khusus pada produk burger yang satu ini. Rasanya pun standar. "Kami hanya menangkap peluang tren masyarakat yang suka dengan makanan praktis," terang Awaludin Yulianto, Marketing Picazzo Burger.
Kepada para calon terwaralaba Picazzo Burger, Awaludin mematok investasi awal sebesar Rp 9 juta dengan royalty fee sebesar 3,5% per bulan selama dua tahun.
Waralaba ini menawarkan tujuh menu burger dengan kisaran harga Rp 7.500 sampai Rp 12.500 per bungkus. Dengan harga semurah itu, rata-rata, setiap konter bisa menjual 20 bungkus burger per hari. Jika target ini tercapai, terwaralaba bisa balik modal dalam enam bulan.
Waralaba burger murah lainnya adalah Burger'Qu. Pewaralaba ini sudah punya 80 gerai terwaralaba. Keistimewaan burger ini ada pada rasa khas burger hasil racikan sendiri. "Harganya juga miring, antara Rp 4.000-Rp 8.000 per bungkus," ujar Decky Suryata, Corporate Manager Burger'Qu.
Dengan harga jual burger yang tidak terlalu mahal, waralaba ini menyasar pembeli tingkat menengah ke bawah. "Biasanya sih orang-orang yang sambil jalan-jalan di mal," ujar Decky.
Investasi awal terwaralaba Burger'Qu bervariasi, mulai dari paket seharga Rp 4 juta. Ada juga paket Outlet Eksklusif seharga Rp 6 juta. Bagi yang ingin lebih, ada paket Outlet Super Eksklusif seharga Rp 18 juta.
Sumber : kontan.co.id
Padahal usaha yang berdiri sejak tahun 1995 ini baru menjalankan sistem waralaba sejak tahun 2000. "Mungkin karena lumayan murah, perkembangannya menjadi cepat," ujar Irma Safitri, Marketing My Burger.
Dengan investasi tersebut, terwaralaba berhak mendapatkan peralatan konter, lengkap dengan seragam karyawan dan pelatihan pembuatan burger.
Agar lebih menarik, My Burger membebaskan terwaralaba yang berdomisili di luar Jabodetabek dari royalti fee. Tapi, terwaralaba yang buka di kasawan Jabodetabek, harus membayar royalti fee sebesar 2% setiap bulan.
Produk My Burger sendiri memakai bahan pengawet yang relatif minim. Daging sapi yang digunakan pun daging sapi asli. "Sehingga warnanya tidak semerah burger lainnya," lanjut Irma.
Menyasar segmen menengah ke bawah
Waralaba lain yang menawarkan paket investasi usaha burger di bawah Rp 10 juta adalah Picazzo Burger. Usaha ini berdiri sejak tahun tahun 2000. Sampai sekarang, sudah ada 90 konter terwaralaba Picazzo Burger.
Memang tidak ada keunikan khusus pada produk burger yang satu ini. Rasanya pun standar. "Kami hanya menangkap peluang tren masyarakat yang suka dengan makanan praktis," terang Awaludin Yulianto, Marketing Picazzo Burger.
Kepada para calon terwaralaba Picazzo Burger, Awaludin mematok investasi awal sebesar Rp 9 juta dengan royalty fee sebesar 3,5% per bulan selama dua tahun.
Waralaba ini menawarkan tujuh menu burger dengan kisaran harga Rp 7.500 sampai Rp 12.500 per bungkus. Dengan harga semurah itu, rata-rata, setiap konter bisa menjual 20 bungkus burger per hari. Jika target ini tercapai, terwaralaba bisa balik modal dalam enam bulan.
Waralaba burger murah lainnya adalah Burger'Qu. Pewaralaba ini sudah punya 80 gerai terwaralaba. Keistimewaan burger ini ada pada rasa khas burger hasil racikan sendiri. "Harganya juga miring, antara Rp 4.000-Rp 8.000 per bungkus," ujar Decky Suryata, Corporate Manager Burger'Qu.
Dengan harga jual burger yang tidak terlalu mahal, waralaba ini menyasar pembeli tingkat menengah ke bawah. "Biasanya sih orang-orang yang sambil jalan-jalan di mal," ujar Decky.
Investasi awal terwaralaba Burger'Qu bervariasi, mulai dari paket seharga Rp 4 juta. Ada juga paket Outlet Eksklusif seharga Rp 6 juta. Bagi yang ingin lebih, ada paket Outlet Super Eksklusif seharga Rp 18 juta.
Sumber : kontan.co.id
Ref: Member http://www.connecti.biz/index.php
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar