I. MENGENAL ANAK LUAR BIASA
A. Pengertian Anak Luar Biasa
Anak luar biasa masih merupakan istilah yang dipergunakan sampai saat ini, meskipun secara perundangang dan wacana yang berkembang dewasa ini peristilahan tersebut nampaknya perlu ditinjau kembali.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang terbaru, peristilahan Pendidikan Luar Biasa telah diganti dengan Pendidikan Khusus. Ini mengandung konsekuensi terhadap penggunaan istilah baik kelembagaan maupun subyek peserta didik. Demikian pula halnya dengan wacana yang berkembang secara intenasional tentang peristilahan anak luar biasa, yang dewasa ini sering disebut dengan istilah special needs educational children atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.
Anak luar biasa diartikan sebagai anak yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, sosial atau gabungan dari kelainan tersebut yang sifatnya sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan secara khusus.B. Jenis Anak Luar Biasa
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang terbaru, peristilahan Pendidikan Luar Biasa telah diganti dengan Pendidikan Khusus. Ini mengandung konsekuensi terhadap penggunaan istilah baik kelembagaan maupun subyek peserta didik. Demikian pula halnya dengan wacana yang berkembang secara intenasional tentang peristilahan anak luar biasa, yang dewasa ini sering disebut dengan istilah special needs educational children atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.
Anak luar biasa diartikan sebagai anak yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, sosial atau gabungan dari kelainan tersebut yang sifatnya sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan secara khusus.B. Jenis Anak Luar Biasa
Jenis anak luar biasa yang ada di Indonesia terdiri dari :
1. Anak Tuna Netra (bagian A)
2. Anak Tuna Rungu (bagian B)
3. Anak Tuna Grahita (bagian C)
4. Anak Tuna Daksa (bagian D)
5. Anak Tuna Laras (bagian E)
6. Anak Berbakat (bagian F)
7. Anak Tuna Ganda (bagian G)
8. Anak Kelainan Autisme
C. Faktor Penyebab dan Waktu Terjadinya Keluarbiasaan
1. Faktor keturunan (hereditas)
- Bawaan dari turunan/orang tua
2. Faktor sebelum lahir (prenatal)
- Ketika dalam kandungan keracunan, kekurangan gizi, terkena infeksi.
- Waktu hamil ibunya penderita penyakit kronis, dan lain-lain
3. Faktor ketika lahir (natal)
- Persalinan yang lama sehingga kehabisan cairan
- Persalinan dibantu dengan alat (syaraf terganggu)
4. Faktor sesudah lahir (post natal)
- Karena sakit, kecelakaan atau karena salah obat
II. PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA KAITANNYA DENGAN PENJAS ADAPTIF.
Kebutuhan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan motivasi. Motivasi itu akan menimbulkan gerak dan usaha untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan juga merupakan prasyarat yang harus dipenuhi apabila ingin menciptakan sesuatu yang ideal, maka tidak terlepas dari segi psikologi dan sosial.1. Anak Tuna Netra (bagian A)
2. Anak Tuna Rungu (bagian B)
3. Anak Tuna Grahita (bagian C)
4. Anak Tuna Daksa (bagian D)
5. Anak Tuna Laras (bagian E)
6. Anak Berbakat (bagian F)
7. Anak Tuna Ganda (bagian G)
8. Anak Kelainan Autisme
C. Faktor Penyebab dan Waktu Terjadinya Keluarbiasaan
1. Faktor keturunan (hereditas)
- Bawaan dari turunan/orang tua
2. Faktor sebelum lahir (prenatal)
- Ketika dalam kandungan keracunan, kekurangan gizi, terkena infeksi.
- Waktu hamil ibunya penderita penyakit kronis, dan lain-lain
3. Faktor ketika lahir (natal)
- Persalinan yang lama sehingga kehabisan cairan
- Persalinan dibantu dengan alat (syaraf terganggu)
4. Faktor sesudah lahir (post natal)
- Karena sakit, kecelakaan atau karena salah obat
II. PSIKOLOGI ANAK LUAR BIASA KAITANNYA DENGAN PENJAS ADAPTIF.
Manusia yang ideal adalah manusia yang bisa mengembangkan potensi personal dan sosial sesuai dengan kapasitas yang tersedia dalam dirinya. Bagaimana membentuk manusia yang menyandang keluarbiasaan menjadi manusia yang ideal ?. Apa yang dibutuhkan oleh anak luar biasa sehingga ia menjadi manusia yang dapat berkembang secara optimal fotensi personal dan sosialnya ?
Apabila kita membicarakan masalah kebutuhan manusia pada umumnya maka akan terlihat bahwa manusia itu mempunyai kebutuhan dasar (basic needs) yang sama, tidak terkecuali apakah manusia itu tergolong normal atau yang mempunyai kelainan. Manusia memerlukan makan, minum, istirahat yang cukup dan udara yang segar untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Pemenuhan kebutuhan fisik harus diimbangi oleh kegiatan dan aktifitas gerak yang seimbang agar timbul kesegaran jasmani yang diharapkan, kesegaran jasmani akan mempengaruhi kesegaran rohani.
Kebutuhan fisiologis bagi anak luar biasa tentu saja sangat memerlukan bantuan orang lain dalam pemenuhannya. Bahkan bantuan orang lain bisa berlangsung sepanjang hidupnya sebagai akibat dari beratnya keluarbiasaan yang disandang anak. Keterampilan gerak sangat mendukung keberhasilan anak dalam mengusahakan pemenuhan kebutuhan fisiknya.
Penjas adaptif merupakan salah satu alternatif untuk membantu anak luar biasa mengoptimalkan kemampuannya di dalam gerak. Dalam penjas adaptif anak luar biasa tidak hanya belajar keterampilan motorik, lebih dari itu mereka belajar pengetahuan tentang berbagai macam aktifitas yang dapat memberikan kepuasan, mengembangkan sikap dan apresiasi terhadap berbagai aktifitas yang mereka ikuti. Mereka juga belajar bagaimana memanfaatkan waktu luang sebagai bentuk rekreasi yang dapat memberikan kesenangan baik secara fisiologis, psikologis dan sosial.
ANAK TUNANETRA DAN LAYANAN PENDIDIKANNYA
I. PENGERTIAN TUNANETRA
Tunanetra berasal dari kata tuna dan netra, yang masing-masing berarti rusak/tidak memiliki dan mata/penglihatan, jadi tunanetra berarti rusak penglihatan. Sedangkan pengertian tunanetra dilihat dari kacamata pendidikan : menurut Barraga N (1983:25) adalah “Individu yang mengalami gangguan fungsi penglihatan untuk mengikuti belajar dan mencapai prestasi secara maksimal”.
II. KLASIFIKASI ANAK TUNANETRA
A. Didasarkan pada usia.
1. Anak tunanetra pra sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia kurang dari lima tahun.
2. Anak tunanetra usia sekolah, adalah anak tunanetra yang berusia enam sampai delapan belas tahun yang mengikuti pendidikan formal.
3. Para tunanetra yang berusia lima belas tahun atau lebih dan sudah tidak atau belum pernah mengikuti pendidikan formal.
B. Didasarkan pada saat terjadinya ketunanetraan
1. Mereka yang tunanetra pada saat prenatal atau sebelum berusia empat tahun. Bagi mereka, ingatan mengenai pengalaman visual yang mungkin ada akan hilang dalam waktu yang cepat.
2. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia empat sampai enam tahun. Mereka akan tetap memiliki ingatan visual yang cukup berarti.
3. Mereka yang menjadi tunanetra pada usia antara tujuh sampai dengan usia dewasa awal. Mereka pada umumnya akan mengalami guncangan batin yang diwarnai oleh tahap perkembangan jiwa masing-masing.
C. Didasarkan pada tingkat ketunanetraan
1. Tunanetra golongan buta
a. Mereka yang sama sekali tidak memiliki atau hampir tidak memiliki persepsi visual.
b. Mereka yang hanya memiliki persepsi cahaya.
c. Mereka yang memiliki persepsi sumber cahaya. Mereka menggunakan tanda-tanda braile sebagai media baca dan pengajaran.
2. Tunanetra Golongan kurang lihat.
a. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran besar (benda-benda berukuran 1 dm atau lebih besar). Mereka masih membutuhkan tanda-tanda braille sebagai media baca dan pengajaran.
b. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda sedang (benda-benda berukuran 1 dm dan 2 cm). Diantara mereka ada yang membutuhkan tanda-tanda braile, dan ada yang menggunakan huruf dan tanda visual yang diperbesar.
c. Mereka yang memiliki persepsi benda-benda ukuran kecil (benda-benda berukuran 2 cm atau lebih kecil). Mereka pada umumnya dapat menggunakan huruf dan tanda visual sebagai media baca dan pengajaran.
III. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
1. Faktor Keturunan
2. Faktor sebelum lahir (Pranatal)
- Ketika dalam kandungan kekurangan gizi, terkena infeksi, keracunan.
- Waktu hamil, ibunya menderita penyakit kronis.
- Aborsi yang gagal.
3. Faktor ketika lahir (Natal)
- Kelahiran yang lama, kehabisan cairan
- Kelahiran dibantu alat mengenai syaraf
4. Faktor sesudah lahir (Posnatal)
- Karena sakit
- Karena salah obat
- Karena kecelakaan
IV. KARAKTERISTIK ANAK TUNA NETRA
1. Secara fisik
- Jalan tegak
- Tangan selalu di depan
- Berjalan tersendat
2. Ciri khas dalam intelegensi
- Intelegensi anak tunanetra sama dengan anak nomal pada umumnya. Ada yang cerdas, ada yang rata-rata, ada yang rendah.
3. Ciri khas dalam soal
- Menutup diri
- Egois
- Mengenal orang lewat suara/rabaan
- Antisipasi terhadap orang yang pernah mengecewakannya
0 komentar :
Posting Komentar