Patung Bugis di Pinggiran Sungai Singapore_dok.Asrul (Feb.15) |
Ketika Johor dan laskar laskar bayaran dari Bugis berhasil
menaklukkan Jambi, Raja Johor justru ingkar janji. Orang orang Bugis pun marah,
sehingga mereka secara membabi buta melawan Kerajaan Johor. Maka runtuhlah
kerajaan Johor (yang waktu itu juga menguasai Riau dan Singapura) dan terpisah
dari Kerajaan Lingga (Riau). Kedua kerajaan itu pun takluk pada orang orang
Bugis, sehingga jadilah raja raja mereka turun tahta, dan digantikan oleh raja
dan sultan sultan Bugis, turun temurun sampai sekarang.
Menurut sejarah, 9 dari 13 kerajaan dan kesultanan di
Malaysia adalah keturunan raja raja Bugis, termasuk kerajaan terbesarnya,
Selangor, hingga Yang Dipertuan Agung (Raja Malaysia), yang dijabat secara
bergantian oleh raja raja dari negara negara bagian di Malaysia. Kejayaan Bugis
yang berbaur sebagai orang Melayu itu pun, berpengaruh sampai ke Singapura.
Ketika Singapura jatuh ke tangan Inggris, orang orang Bugis
sudah melakukan perdagangan di Singapura bersama etnis China dan Eropa. Namun
tidak sedikit juga yang dijadikan laskar bayaran, yang dihasut oleh Inggris
untuk membunuh etnis lain. Di kawasan Kallang, menurut sejarah Singapura, orang
orang Bugis pernah melakukan pembunuhan massal terhadap orang orang Jawa yang
juga adalah pendatang di sana. Lebih dari 20.000 orang Jawa konon di bunuh,
karena hasutan orang orang Inggris.
Hingga kini kawasan Kallang masih ada, bahkan sudah
berkembang pesat di Singapura. Namun, Kampung Bugis di kawasan itu masih tetap
ada, bahkan diabadikan sebagai nama jalan ‘Kampong Bugis Street’. Jauh dari
Kallang, terdapat distrik Bugis, yang merupakan salah satu kawasan perdagangan
terkenal di Singapura.
Bugis (Pasar) Street Singapore_dok.Asrul (2/2015) |
Di kawasan Bugis berdiri pusat perbelanjaan terkenal seperti
Bugis Village, Bugis Junction, Bugis Square, dan Arab Street. Di kawasan ini
juga terdapat masjid terbesar di Singapura, ‘Sultan Mosque’, yang merupakan
masjid peninggalan pengusaha pengusaha Bugis di jaman itu. Konon untuk
membangun masjid itu, orang orang Bugis mengumpulkan uang dan emas, bahkan
mereka menjual tanahnya di kawasan Geylang, yang dulunya sebagian besar adalah
milik orang orang Bugis.
Dari kampung-kampung Bugis ini lahir saudagar-saudagar kaya,
yang kemudian berfungsi sebagai penyedia modal untuk para nelayan dan
pedagang-pedagang yang mengarungi laut nusantara. Saudagar tidak menerapkan
sistim upah, tapi sistim bagi hasil kepada anak buahnya (diatur dalam
kesepakatan saudagar di bawah pimpinan Amanna Gappa). Bandar Singapura adalah
tempat berkembangnya saudagar-saudagar Bugis dan melakukan temu niaga dengan
saudagar-saudagar China, Saudagar India, dan Arab. Portugis yang mencari jalan
ke timur, kemudian menaklukan Malaka, memotong jalan dagang Saudagar India dan
Arab, mencoba menerobos ke Jawa dan mendirikan loji di Sunda Kelapa, memby-pass
Singapura. Mulailah sejarah penetrasi Eropa ke Asia Tenggara sebagai wilayah
penghasil perikanan dan rempah-rempah. Link antara Saudagar Bugis dan Saudagar
Arab dan India Mulai terputus, transaksi saudagar Bugis mulai menurun dan
perlahan-lahan didikte oleh pedagang Barat.
Bugis Junction Singapore_dok.Asrul (2/2015) |
Kampung-kampung Bugis di bawah kepeloporan saudagarnya
memelihara adat istiadat Bugisnya terutama yang sejalan dengan ajaran tauhid
Islam, Bahasa dan aksaranya mereka pelihara, adat istiadat dalam pergaulan
mereka pelihara, satu sifat yang dipegang teguh adalah budaya Siri. Berpangkal
dari budaya siri ini, mereka mengekspresikan dirinya, memperkenalkan dirinya
sebagai turunan Bugis. Bangunan rumah tinggal, terutama bentuk atapnya
dipertahankan. Tata-cara perkawinan dilestarikan, kegemaran pada perhiasan emas
(perempuan) dipertahankan, dan niat menunaikan ibadah haji dijadikan alasan
untuk bekerja keras mencari nafkah.
Pra-1950-an
Menurut penduduk jangka panjang pengetahuan daerah, sebelum
kedatangan Inggris , dulu ada sebuah kanal besar yang mengalir melalui daerah
dimana Bugis , orang pelayaran dari Sulawesi Selatan provinsi di Indonesia,
bisa berlayar sampai, tegalan mereka perahu dan perdagangan dengan pedagang
Singapura.
Itu adalah orang-orang setelah yang jalan itu bernama. The
Bugis , atau Bugis , juga menempatkan keterampilan berlayar mereka untuk jinak
menggunakan lebih sedikit dan memperoleh reputasi di daerah sebagai suatu ras
bajak laut haus darah.
Agustus 2005 dan seterusnya dengan tanda-bertatahkan dop
besar di malam hari, sebenarnya dikembangkan dari New Bugis Street , yang kedua
yang telah dibuat setelah seluruh daerah itu dibangun kembali pada pertengahan
1980-an. Baru ‘Bugis Street’ adalah sebuah labirin jalur dilapisi dengan kios
yang menjual Pasar Malam barang. Ini membentang dari pintu masuk di sepanjang
Victoria Street menghadapi asli Bugis Street dan Bugis Junction ke pintu masuk
lainnya di sepanjang Queen Street menghadap pintu masuk ke Albert Street.
Saat ini, Kampung Bugis ini mengalami pasang surut.
Kampung-kampung Bugis ini banyak yang tinggal nama. Penduduk di Kampung itu
sudah berganti, perkampungan baru tidak lagi diberi nama Kampung Bugis, kecuali
di Singapura ada real estate di Bugis Street menggunakan nama Bugis Junction.
Negara Singapura tetap mengenang jasa-jasa saudagar Bugis, antara lain dengan
tetap menggunakan gambar perahu Phinisi/Palari pada mata uang kertasnya.Bugis
Street asli sekarang menjadi relatif, lebar jalan berbatu diapit bangunan dari
Bugis Junction pertokoan. Di sisi lain, jalan saat ini disebut-sebut sebagai
“Bugis Street” oleh Singapore Tourist Promotion Board sebenarnya dikembangkan dari
New Bugis Street, dan adalah tagihan sebagai “jalan-lokasi perbelanjaan
terbesar di Singapura”.
Namun dari sekian banyak etnis yang membentuk orang orang
Melayu Singapura, tampaknya Bugis-lah yang paling besar pengaruhnya, sehingga
diabadikan sebagai nama sebuah distrik terpenting di negara pulau itu. Tidak
hanya nama ‘Bugis’, kawasan lain yang juga diambil dari Bugis adalah Sengkang.
Di Singapura terdapat distrik Sengkang, yang diambil dari nama kota di Sulawesi
Selatan, ibukota Kabupaten Wajo, yang merupakan salah satu daerah asal perantau
perantau Bugis di Tanah Melayu. Kawasan Sengkang, kini sudah menjadi bagian
dari modernisasi Singapura. Di Sengkang, berdiri Markas Besar kepolisian
Singapura, kantor kantor pemerintahan, sekolah, hingga kawasan bisnis dan pusat
perbelanjaan. Jika ada masa ke Singapura, silahkan datang ke Bugis dan
Sengkang. Kawasan landmark, bukti kejayaan orang orang Bugis khususnya, dan
Indonesia pada umumnya di Negara Jiran, Singapura.
Hotel di Kampung Bugis Singapore Klik di SINI
0 komentar :
Posting Komentar