Masjid Menjadi Pusat Pemberantasan Kemiskinan
Terobosan baru dilakukan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT). Kementerian ini akan membangun pusat-pusat pemberantasan kemiskinan di masjid-masjid di seluruh Indonesia, khususnya di daerah tertinggal. ''Karena bisa dikatakan pihak masjid setempatlah yang paling tahu kondisi jamaahnya. Karena itu kita akan dirikan pusat-pusat memerangi kemiskinan di masjid-masjid, terutama di daerah tertinggal,'' kata Menneg PDT, Saifullah Yusuf saat berbicara dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Hidayatullah di Pondok Pesantren Madinah, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad, (10/12).
Program pemberdayaan lewat masjid ini akan dicanangkan langsung oleh Saifullah di Sukabumi, Jawa Barat, Senin (11/12) hari ini. Wilayah Sukabumi, kata dia, akan menjadi pilot project program pemberantasan kemiskinan melalui masjid. Nantinya, kata Saifullah, pembentukan pusat-pusat memerangi kemiskinan di masjid-masjid akan dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan. Kegiatan itu, kata dia, akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar masjid. Saifullah mengatakan saat ini tren kemiskinan di Indonesia meningkat. Dan untuk mengatasinya, dia menegaskan pemerintah tak mungkin bekerja sendirian. ''Tentu harus melibatkan masyarakat luas serta peran serta swasta. Salah satu di antaranya memberdayakan masjid,'' katanya. Lewat pemberdayaan itu, Saifullah mengatakan peran masjid tak lagi sekadar tempat ibadah tapi juga menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.
Menurut Saifullah, saat ini ada 199 kabupaten --dari sekitar 400-an kabupaten-- di Indonesia yang teridentifikasi sebagai kabupaten tertinggal. Ditisik dari sisi jumlah desa, sebanyak 32 ribu dari 70.611 desa masuk kategori tertinggal. ''Selain itu, sekitar 15 juta kepala keluarga (KK) dari sekitar 45 KK yang ada di seluruh Indonesia, tidak memiliki akses terhadap air bersih,'' kata Saifullah yang didampingi Abdul Manan, ketua umum Hidayatullah serta Bowo Hadi Wardoyo, sekretaris jenderal Hidayatullah.
Lebih lanjut Saifullah mengatakan berdasarkan data tahun 2005, hampir sekitar dua juta anak usia SD dan madrasah ibtidaiyah tak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang setingkat lebih tinggi. ''Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persennya adalah umat Islam,'' kata Saifullah
. Pada kesempatan itu, Saifullah juga mengajak Hidayatullah untuk turut menyukseskan pemberdayaan masjid se-Indonesia tersebut. ''PR bangsa ini adalah memperkecil jurang disparitas atau kesenjangan. Ini tugas kita bersama, juga tugas Hidayatullah,'' katanya diikuti tepuk tangan sekitar 400 peserta Rakernas yang hadir. Rakernas Hidayatullah diikuti 400 peserta yang berasal dari 29 DPW dan 185 DPD. Pada kesempatan itu, Saifullah juga menawarkan pembentukan MoU kerja sama antara Kementerian PDT dengan Hidayatullah dalam upaya-upaya memerangi kemiskinan dan memperkecil kesenjangan. ''Paling cepat bulan Desember ini, saya tunggu pengurus Hidayatullah di kantor saya untuk mematangkan kerja sama ini,'' katanya.osa
Sumber: mui.or.id
0 komentar :
Posting Komentar