Boneka Horta ini tampil dengan beragam rupa. Ada yang berbentuk
kura-kura, sapi, babi, panda, ataupun boneka berbentuk kepala manusia.
Berbeda dengan boneka lain, boneka Horta bisa dibilang seperti tanaman.
Jika setiap hari disiram dengan rajin, di bagian atasnya akan tumbuh
rumput.
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
Sebagai
wirausahawan, Gigin Mardiansyah memang baru berusia 26 tahun. Namun,
pria muda ini telah meraih omzet mencapai Rp 1 miliar per tahun dari
hasil boneka Horta yang dipasarkannya bersama kawan-kawannya.
Boneka Horta ini tampil dengan beragam rupa. Ada yang berbentuk kura-kura, sapi, babi, panda, ataupun boneka berbentuk kepala manusia. Berbeda dengan boneka lain, boneka Horta bisa dibilang seperti tanaman. Jika setiap hari disiram dengan rajin, di bagian atasnya akan tumbuh rumput.
Lantas, kenapa diberi nama Horta?
Saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri, Gigin menjelaskan, kata Horta sebetulnya adalah singkatan dari hortikultura. "Dulu kan saya kuliah di Program Studi Hortikultura IPB (Institut Pertanian Bogor)," ujar dia yang kini telah lulus dari IPB, Sabtu (23/1/2010).
Ide awal pembuatan boneka Horta ini sebetulnya dari dosen IPB, Dr Ni Made Armini Wiendy, yang ingin membuat media edukasi buat anak-anak supaya mengenal tanaman sejak dini. Kemudian, Gigin dan keenam rekannya tertarik untuk membuat boneka karena dinilai tepat dan menarik untuk menjadi media edukasi bagi anak-anak.
Gigin akhirnya mengajukan proposal ke Dirjen Pendidikan Tinggi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). "Alhamdulillah proposalnya diterima dan kami mendapatkan dana untuk pengembangan usaha Rp 4,75 juta. Jadi, itulah modal awal kami," kisah dia. Gigin pun memulai memproduksi boneka Horta.
Boneka ini bisa ditumbuhi rumput karena terbuat dari bahan utama serbuk kayu yang diperoleh dari limbah industri lainnya. Bahan lainnya, kata Gigin, adalah benih rumput, arang sekam, pupuk, stocking, dan aksesori boneka seperti mata, pita-pita, dan kancing.
"Benihnya kami sebar di sekitar kepala. Bahannya kami peroleh di sekitar Bogor saja, kecuali benih rumput yang harus kami datangkan dari Amerika," kata Gigin. Pasalnya, benih rumput lokal hingga kini masih sulit diperoleh. Karena itu pula, kini Gigin dan teman-temannya terus mengadakan penelitian mengenai benih rumput lokal. Dalam setahun, Gigin setidaknya mengimpor benih rumput sekitar 1 ton dari Amerika.
Kini, produknya sudah dipasarkan hampir di seluruh Indonesia. Pesanan dari berbagai perusahaan pun semakin membanjir. Boneka Horta juga bisa dibeli langsung di kiosnya, Jalan Babakan Tengah, Darmaga, Bogor. Boneka ini dipasarkan mulai harga Rp 20.000.
"Kami kasih garansi kalau enggak tumbuh bisa dikembalikan ke kami, bisa kami tukar dengan yang baru," kata Gigin.
Sumber : kompas.com
Best regards,Boneka Horta ini tampil dengan beragam rupa. Ada yang berbentuk kura-kura, sapi, babi, panda, ataupun boneka berbentuk kepala manusia. Berbeda dengan boneka lain, boneka Horta bisa dibilang seperti tanaman. Jika setiap hari disiram dengan rajin, di bagian atasnya akan tumbuh rumput.
Lantas, kenapa diberi nama Horta?
Saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri, Gigin menjelaskan, kata Horta sebetulnya adalah singkatan dari hortikultura. "Dulu kan saya kuliah di Program Studi Hortikultura IPB (Institut Pertanian Bogor)," ujar dia yang kini telah lulus dari IPB, Sabtu (23/1/2010).
Ide awal pembuatan boneka Horta ini sebetulnya dari dosen IPB, Dr Ni Made Armini Wiendy, yang ingin membuat media edukasi buat anak-anak supaya mengenal tanaman sejak dini. Kemudian, Gigin dan keenam rekannya tertarik untuk membuat boneka karena dinilai tepat dan menarik untuk menjadi media edukasi bagi anak-anak.
Gigin akhirnya mengajukan proposal ke Dirjen Pendidikan Tinggi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). "Alhamdulillah proposalnya diterima dan kami mendapatkan dana untuk pengembangan usaha Rp 4,75 juta. Jadi, itulah modal awal kami," kisah dia. Gigin pun memulai memproduksi boneka Horta.
Boneka ini bisa ditumbuhi rumput karena terbuat dari bahan utama serbuk kayu yang diperoleh dari limbah industri lainnya. Bahan lainnya, kata Gigin, adalah benih rumput, arang sekam, pupuk, stocking, dan aksesori boneka seperti mata, pita-pita, dan kancing.
"Benihnya kami sebar di sekitar kepala. Bahannya kami peroleh di sekitar Bogor saja, kecuali benih rumput yang harus kami datangkan dari Amerika," kata Gigin. Pasalnya, benih rumput lokal hingga kini masih sulit diperoleh. Karena itu pula, kini Gigin dan teman-temannya terus mengadakan penelitian mengenai benih rumput lokal. Dalam setahun, Gigin setidaknya mengimpor benih rumput sekitar 1 ton dari Amerika.
Kini, produknya sudah dipasarkan hampir di seluruh Indonesia. Pesanan dari berbagai perusahaan pun semakin membanjir. Boneka Horta juga bisa dibeli langsung di kiosnya, Jalan Babakan Tengah, Darmaga, Bogor. Boneka ini dipasarkan mulai harga Rp 20.000.
"Kami kasih garansi kalau enggak tumbuh bisa dikembalikan ke kami, bisa kami tukar dengan yang baru," kata Gigin.
Sumber : kompas.com
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar