Proses perencanaan secara ekonomis dalam
bidang pelayanan kesehatan dapat di wujudkan dengan pembangunan atau
renovasi dan pengembangan fasilitas-fasilitas yang ada dalam rumah
sakit, Sebagai tambahan dalam proses perencanaan atau renovasi tersebut,
management rumah sakit harus mempertimbangkan Return on Investment
(ROI atau BEP), Persyaratannya, kita harus memutuskan mana metode
pembiayaan yang paling efisien dalam melakukan expansi (pengembangan); meiakukan penambahan atau merenovasi
fasilitas yang ada.
Management rumah sakit harus berpedoman bahwa rumah sakit adalah bagian dari komunitas sehingga masukan-masukan dan dokter, user, staff, serta supervisor adalah hal yang vital untuk dapat survive dan berkembangnya
komunitas tersebut.
Bila tcp level management dan middle level management memilih untuk membangun rumah sakit baru hanya berdasarkan pada permasalahan kecukupan financial, maka tidak akan ada jaminan bahwa rumah sakit baru yang dibangunnya itu akan menghasilkan
sama besarnya dengan yang didapatkannya pada rumah sakit sebelumnya dalam wa tu cepat. Disisi lain banyak rumah sakit kecil yang tidak dapat berfungsi sebagai
mana mestinya dikarenakan umur bangunan, fasilitas geralatan dan designnya. Pembangunan Rumah Sakit baru sudah barang tentu akan membutuhkan biaya yang
Iebih mahal, tetapi kemungkinan besar akan meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan rumah sakit tersebut kedepan. Dalam topic ini akan disampaikan opsi haruskah kita tetap tinggal dan melakukan pengembangan atau kita harus pindah lokasi
untuk melakukan expansi berdasar pengalaman selama Iebih dari 12 tahun dalam proyek-proyek rumah sakit, balk di dalam maupun Iuar negeri.
Kasus renovasi atau pindah Iokasi suatu rumah sakit: ini merupakan dilemma bagi banyak rumah sakit di k0ta— kota besar dan bahkan di Jogjakaita, sehingga keputusan yang diambil sering memilih asumsi biaya yang lebih rendah, dan memutuskan untuk melakukan pengembangan, namun justru menambah ruwetnya alur rumah sakit, hal ini disebabkan perencanaan yang dibuat tidak dilakukan secara detail. Pekerjaannya dilakukan tambal sulam dan tidak terintgrasi dengan bangunan yang telah ada sebelumnya Sebagai tambahan informasi berikut adalah jumlah rumah sakit di Seluruh Indonesia yang sudah terdaftar di Persi:
• Sumatra:
¤ Jawa;
. Jakarta:
¤ Jabar:
¤ Jateng:
. Jatim:
¤ Kallmantan
. Sulawesi:
¤ Bali, NTI', NTB dan Lombok:
. Papua:
. Jakarta masih tetap menjadi ikon prototype
pembangunan rumah sakit dengan standard Nasional maupun International; kemegahan dan kelengkapan pera atnnya tidak diragukan Iagi; sebut saja RS Int. PIK, RS Harapan, RS Gatot Subroto, RS. Pertamina, Omni dan Iain-|ainRS daerah masih beberapa Iangkah tertinggal dibelakang, baik dari segi perkemabangan teknologi maupun designnya. Renovasi/ekscfaansi RS baik di pusat maupun di daerah khususnya pa a RS pemerintah masih beium direncanakan secara detail dan ter integarasi,terkesan hanya diperbaharui, ditambah besar ukuran bangunannya, di namai unit tertentu, dibelikan peraiatan baru dan pada akhirnya terjadi overlapping alur kerja di rumah sakit yang bersangkutan. (Berdasarkan pengamatan pada beberapa rumah saklt di Jakarta, Padang, Medan, Lampung, Malang, Surabaya dan Bali,pada periode 2000 — 2004), mungkin saja saat ini sudah dirubah paradigmanya.
10 Steps of Planning Program
. Berikut ini adalah 10 Iangkah yang mungkin dapat dijadikan panduan atau komparasi daiam kita melakukan metode perencanaan, baik untuk membangun baru, pengembangan ataupun renovasi pada rumah sakit yang sudah beroperasi, berdasar pengalaman kerja selama 4 tahun di rumah sakit Iuar Negeri (Doha, Qatar clan Nigeria di empat kota propinsi, dengan total proyek 5 rumah sakit senilai Iebih kurang: 70 juta euro:
Langkah 1: Tahap awal permulaan proyek dan kusioner
. Penilaian rumah sakit saat ini, Iuas area dan trend nasiona|/ internasionaI.
Ref: http://www.konsultanrumahsakit.com
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
Management rumah sakit harus berpedoman bahwa rumah sakit adalah bagian dari komunitas sehingga masukan-masukan dan dokter, user, staff, serta supervisor adalah hal yang vital untuk dapat survive dan berkembangnya
komunitas tersebut.
Bila tcp level management dan middle level management memilih untuk membangun rumah sakit baru hanya berdasarkan pada permasalahan kecukupan financial, maka tidak akan ada jaminan bahwa rumah sakit baru yang dibangunnya itu akan menghasilkan
sama besarnya dengan yang didapatkannya pada rumah sakit sebelumnya dalam wa tu cepat. Disisi lain banyak rumah sakit kecil yang tidak dapat berfungsi sebagai
mana mestinya dikarenakan umur bangunan, fasilitas geralatan dan designnya. Pembangunan Rumah Sakit baru sudah barang tentu akan membutuhkan biaya yang
Iebih mahal, tetapi kemungkinan besar akan meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan rumah sakit tersebut kedepan. Dalam topic ini akan disampaikan opsi haruskah kita tetap tinggal dan melakukan pengembangan atau kita harus pindah lokasi
untuk melakukan expansi berdasar pengalaman selama Iebih dari 12 tahun dalam proyek-proyek rumah sakit, balk di dalam maupun Iuar negeri.
Kasus renovasi atau pindah Iokasi suatu rumah sakit: ini merupakan dilemma bagi banyak rumah sakit di k0ta— kota besar dan bahkan di Jogjakaita, sehingga keputusan yang diambil sering memilih asumsi biaya yang lebih rendah, dan memutuskan untuk melakukan pengembangan, namun justru menambah ruwetnya alur rumah sakit, hal ini disebabkan perencanaan yang dibuat tidak dilakukan secara detail. Pekerjaannya dilakukan tambal sulam dan tidak terintgrasi dengan bangunan yang telah ada sebelumnya Sebagai tambahan informasi berikut adalah jumlah rumah sakit di Seluruh Indonesia yang sudah terdaftar di Persi:
• Sumatra:
¤ Jawa;
. Jakarta:
¤ Jabar:
¤ Jateng:
. Jatim:
¤ Kallmantan
. Sulawesi:
¤ Bali, NTI', NTB dan Lombok:
. Papua:
. Jakarta masih tetap menjadi ikon prototype
pembangunan rumah sakit dengan standard Nasional maupun International; kemegahan dan kelengkapan pera atnnya tidak diragukan Iagi; sebut saja RS Int. PIK, RS Harapan, RS Gatot Subroto, RS. Pertamina, Omni dan Iain-|ainRS daerah masih beberapa Iangkah tertinggal dibelakang, baik dari segi perkemabangan teknologi maupun designnya. Renovasi/ekscfaansi RS baik di pusat maupun di daerah khususnya pa a RS pemerintah masih beium direncanakan secara detail dan ter integarasi,terkesan hanya diperbaharui, ditambah besar ukuran bangunannya, di namai unit tertentu, dibelikan peraiatan baru dan pada akhirnya terjadi overlapping alur kerja di rumah sakit yang bersangkutan. (Berdasarkan pengamatan pada beberapa rumah saklt di Jakarta, Padang, Medan, Lampung, Malang, Surabaya dan Bali,pada periode 2000 — 2004), mungkin saja saat ini sudah dirubah paradigmanya.
10 Steps of Planning Program
. Berikut ini adalah 10 Iangkah yang mungkin dapat dijadikan panduan atau komparasi daiam kita melakukan metode perencanaan, baik untuk membangun baru, pengembangan ataupun renovasi pada rumah sakit yang sudah beroperasi, berdasar pengalaman kerja selama 4 tahun di rumah sakit Iuar Negeri (Doha, Qatar clan Nigeria di empat kota propinsi, dengan total proyek 5 rumah sakit senilai Iebih kurang: 70 juta euro:
Langkah 1: Tahap awal permulaan proyek dan kusioner
. Penilaian rumah sakit saat ini, Iuas area dan trend nasiona|/ internasionaI.
Ref: http://www.konsultanrumahsakit.com
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar