Proses
pembangunan pengolahan sampah ITF Sunter tersebut, sebaiknya dibatalkan
saja. (ini saja pemprov. DKI Jakarta telah membatalkan lelang beauty
contest tempat pengolahan sampah ITF Sunter yang sedianya lelang
dilakukan hari ini, Jumat, 7 September 2012, tapi persyaratan peserta
tidak lengkap). Proyek tersebut sangat menelan biaya (investasi), walau
pembangunannya di invest oleh perusahaan, tapi dalam pengelolaan
nantinya akan menyerap dan APBD yang sangat besar dalam hitungan perton
sampah yang terkelola, yaitu RP .400.000/ton. Lucunya ini proyek, biaya
pengelolaan dibayar oleh pemda dan kembali listriknya dibeli oleh
masyarakat nantinya melalui pemerintah. Coba dianalisa kebenaran dari
proyek ITF ini, sangat membingunkan?
Nilai
investasi ITF tersebut akan menelan dana (investor) Rp. 1,3 Triliun
(ini baru kapasitas 1.000-1.500/ton sampah dan baru dapat menghasilkan
listrik 15 megawatt, artinya Jakarta butuh 4 unit ITF), salah satu
rekomendasi DPRD DKI adalah perusahaan yang mengikuti lelang harus
memiliki modal 30 persen dari total investasi Rp1,3 trilliun atau
sebesar Rp 390 miliar. Perusahaan yang akan berkompetisi dalam merebut
proyek raksasa sampah tersebut yaitu PT Phoenix Pembangunan Indonesia
(kerjasama dengan Singapura), PT Jakarta Green Initiatives (kerjasama
dengan Jepang), dan PT Wira Gulfindo Sarana (kerjasama dengan India),
sudah pernah tender, tapi dibatalkan karena ketiga perusahaan itu tidak
cukup modal awal (30%) tersebut. Artinya, rekening sejumlah itu harus
atas nama perusahaan tersebut yang berada di bank lokal atau bank asing
yang berkantor di Indonesia. Dan dana itu harus berada di dalam rekening
perusahaan peserta lelang sampai masa lelang berakhir.
Sekiranya
proyek itu jadi dilaksanakan maka Pemprov DKI akan membayar selain akan
mengembalikan biaya investasi perusahaan pemenang lelang juga akan
membayar biaya pengolahan sampah sekitar Rp 400.000 per ton. Memang di
luar negeri, semisal Jerman, Jepang dan Singapura ada yang mencapai Rp1
juta per ton, tapi pengelolaan sampah di sumber timbulan sudah tidak
bermasalah lagi, beda dengan Indonesia.
Teknologi
ITF dalam pengelolaan sampah ini, sebenarnya belum cocok di Indonesia,
karena budaya (tidak disiplin dan paradigma masyarakat belum sesuai)
juga regulasi persampahan yang ada bertentangan dengan proyek atau
teknologi ITF tersebut (kontra-produktif).
Proyek
“mercusuar” sampah ini sebaiknya dibatalkan dan Gubernur (Jokowi-Ahok)
dan DPRD DKI Jakarta harus kembali merunut pasal demi pasal UU.18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah (khususnya pasal 13,14 dan 15), yang
muaranya berbasis komunal (partisipasi masyarakat) yang berorientasi
ekonomi. Bukan dengan cara teknologi tinggi seperti ini, karena kalaupun
terlaksana, tentu akan menguntungkan golongan tertentu saja. Serta
batalkan pula study banding ke Singapura, India dan Jepang oleh panitia
lelang proyek ITF, ini juga berapa biaya yang dibutuhkan.
Sekedar
masukan bahwa rencana ada tiga proyek sampah ITF yang akan dibangun di
dalam kota yaitu ITF Sunter, ITF Cakung Cilincing dan ITF Marunda,
berarti biayanya akan mencapai 5-6 Triliun, itupun belum tuntas sampah
yang 6.500 ton/harinya di Jakarta. Dari pembangunan tiga ITF tersebut,
baru ITF Sunter yang memasuki proses lelang (saat ini tertunda).
Sedangkan dua ITF lainnya masih sedang dalam tahap pengkajian, Intinya
ini belum bisa diterapkan di Indonesia, Jokowi harus segera batalkan
setelah dilantik menjadi Gubernur, pembatalan ini harus menjadi
prioritas program 100 hari Jokowi-Ahok.
Jakarta, 27 September 2012
GIHFoundationBest regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
2 komentar :
Good forum
[url=http://acheterviagrageneriquefrance.com/]viagra acheter[/url] viagra achat en ligne [url=http://comprarviagragenericoespana.com/]viagra[/url] comprar viagra contrareembolso [url=http://viagrabestellengenerika.com/]viagra[/url] viagra [url=http://acquistareviagragenericoit.com/]viagra[/url] viagra costo
Thank's atas infonya,baru tau ni berita ini
Posting Komentar