Arthur Guinness Fund terus berkomitmen mengembangkan kehidupan masyarakat dengan mendukung potensi kewirausahaan di Indonesia.
Tahun ini, Arthur Guinness Fund mencari enam wirausaha sosial berbasis komunitas berikutnya.
Pengusaha Irlandia yang merupakan sosok di balik GuinnessTM yaitu Arthur Guinness, memiliki visi untuk mengembangkan kehidupan masyarakat dan warga di seluruh dunia. Etos kerja “Doing Good Business by Doing Good” telah menginpirasikannya untuk tidak hanya mengembangkan bisnis, tapi juga mendukung komunitas yang tinggal di mana produk GuinnessTM dijual, Guinness For Good. Arthur Guinness Fund kemudian diluncurkan untuk menanamkan nilai warisan kedermawanannya menjadi inspirasi dunia. Arthur Guinness Fund merupakan program terpadu dari rangkaian Guinness Rise Together Campaign, seperti Guinness World Series of Pool (GWSOP) pada bidang olahraga dan Guinness Arthur’s Day dalam bidang musik.
November 2009, Arthur Guinness Fund berkerjasama dengan British Council Indonesia membentuk program di bidang kewirausahaan sosial di Indonesia, fokus pada pengembangan kewirausahaan berbasis komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan sistem ekonomi Indonesia.
Di tahun pertamanya , Inisiatif yang merupakan prakarsa CSR terbesar dari Arthur Guinness Fund di kawasan Asia Pasifik tersebut meluncurkan Community Entrepreneur Challenge dan berhasil menjaring lebih dari 500 proposal dari seluruh Indonesia. Setelah melalui proses seleksi dan workshop, enam wirausaha dari bidang sosial, ekonomi dan lingkungan terpilih untuk menerima bantuan ini.
“Batik memegang peranan penting dalam menyatukan orang-orang dari kebudayaan dan latar belakang yang berbeda. Dimulai dari Lasem Batik yang hanya terdiri dari sekelompok kecil wanita pengrajin batik , kami memimpikan untuk dapat membentuk Pusat Perdagangan Batik Komunitas sebagai pusat pembelajaran soal batik dan juga menjalankan sarana jual-beli batik secara online sehingga para pengrajin batik dari desa ini tidak hanya mencapai pembeli nasional, namun juga internasional. Arthur Guinness Fund memberikan kesempatan kepada saya untuk merealisasikannya” Ujar William Kwan, pemilik Indonesian Pluralism Institute dan pemenang AGF BC CEC 2010.
”Berawal dari keprihatinan untuk para petani bunga yang menjadi korban dari perdagangan yang tidak adil , Wangsa Jelita bekerjasama dengan komunitas petani bunga di Lembang, memproduksi sabun alami untuk dipasarkan. Dengan dana bantuan yang diberikan Arthur Guinness Fund kami dapat memberikan pelatihan dan bimbingan bagi para petani bunga sekaligus mengembangkan usaha kami sehingga dapat bertumbuh kembang sampai pada level dimana kami dapat memberikan lebih kepada masyarakat. Arthur Guinness Fund memungkinkan kami untuk melakukan itu.” Tutup Nadya Saib, pendiri Wangsa Jelita dan pemenang AGF BC CEC 2010.
Nadya Saib (Pemenang AGF BC CEC 2010)
William Kwan (Pemenang AGF BC CEC 2010)
ki – ka ((Nadya Saib, William Kwan, Keith Davies (Country Director British Council Indo), Fred Otieno (Arthur Guinness Fund Representative)) @ Wangsa Jelita, Lembang Jawa Barat
Ref: Lintascafe.com
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar