Proses "Wirausahawan Tumbuhkan Wirausahawan" inilah yang sering saya
katakan dan tulis dalam substansi Intrapreneurs dulu baru Entrepreneurs,
Indonesia sangat potensi untuk pengembangan wiraswasta. Tinggal
pemerintah, khususnya pemerintah daerah dan tentu pula Kadin Indonesia harus mendeteksi (identifikasi) calon pengusaha dari bawah
(desa), banyak potensi di masyarakat (anak bangsa) Indonesia.
Wirausahawan Tumbuhkan Wirausahawan
Menjadi wirausahawan? Itu sudah mulai biasa. Di Indonesia saat ini
ada lebih dari 51 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dari yang jualan
bakso hingga bungkus telpon genggam.
Tapi, menjadi entrepreneur yang menjadikan bisnis utamanya memecahkan
persoalan sosial dan lingkungan hidup di masyarakat –nah, yang ini baru
unik!
Namun salah satu tantangan terbesar adalah pendanaan.
Seringkali wirausahawan komunitas menawarkan hal-hal baru yang belum
pernah ada –misalnya, menggunakan tenaga panas bumi untuk memproduksi
minyak akar wangi tradisional seperti yang dilakukan Goris Mustaqim.
Masalahnya, inovasi selalu penuh risiko. Bagaimana meyakinkan lembaga
keuangan dan pemodal agar mendanai kalau hitung-hitungan keuntunganya
tak melulu soal uang?
Pada November 2009, kemitraan kami dan Guinness Indonesia melalui dana investasi sosial Arthur Guinness Fund berupaya memecahkan kebuntuan itu.
Dana sebesar £ 230,000 telah digulirkan sebagai modal bagi
pengembangan para wirausahawan sosial berbasis komunitas baik yang
pemula maupun madya.Program ini diharapkan akan membantu berbagai
komunitas hingga mencapai 10,000 anggotanya.
Pada bulan Februari 2010 lalu, kami meluncurkan program kompetisi Arthur Guinness Fund-British Council Community Entrepreneurs Challenge untuk menumbuhkan lebih banyak lagi wirausaha jenis ini.
Setelah proses seleksi berjalan satu tahun, kami berhasil
mengidentaifikasi enam wirausahawan sosial berbasis komunitas yang
sangat inspiratif. Untuk membaca profil para pemenang tahun lalu, klik
di sini.
ARTHUR GUINNESS FUND - BRITISH COUNCIL
COMMUNITY ENTREPRENEURS CHALLENGE (AGF-BC CEC) WAVE II
Berbisnis Demi Kebaikan
Setelah tahun pertama yang sukses, British Council Indonesia dengan
dukungan dari Arthur Guinness Fund (AGF) akan mengadakan gelombang kedua
AGF BC CEC, kompetisi untuk para wirausahawan sosial berbasis komunitas
pemula dan madya. Tujuan dari kompetisi ini adalah mengidentifikasi dan
mendukung individu dan organisasi yang memiliki ide kewirausahaan
sosial cemerlang untuk membangun komunitas mereka DAN komunitas atau
lembaga sosial yang memiliki ide cemerlang untuk membentuk serta
menjalankan kegiatan kewirausahaan mereka sendiri.
Kami ingin mengajak Anda berpartisipasi dalam AGF-BC CEC Wave II.
Para peserta berkesempatan mendapatkan dukungan praktis dalam bentuk
pelatihan, kesempatan berjejaring, dan dana hibah bernilai total hingga
IDR 600 juta.
Peserta yang lolos proses seleksi akan diundang mengikuti Lokakarya
Kewirausahaan Sosial pada tanggal 18-22 Juli 2011* di Jakarta.
Kunjungi juga halaman ini untuk informasi mengenai pendaftaran AGF-BC Community Entrepreneurs Challenge.
Untuk info : silakan kontak kami melalui email ke aplikasi.cec@britishcouncil.or.id
Ref : Britishcouncil
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
Selasa, 12 Juli 2011
Intrapreneur Sebelum Menjadi Entrepreneur
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar