Hasil penelitian fisikawan dari Universitas Harvard
Alex Wissner-Gross menyimpulkan setiap kali mesin pencarian Goole
bekerja rata-rata menghasilkan 7 gram karbon dioksida. Artinya dua kali
pencarian saja sudah menghasilkan 14 gram atau setara dengan karbon
sioksida yang dihasilkan saat seseorang merebus seceret air dengan
kompor listrik.
Emisi karbon ini
dihitung dari konsumsi listrik yang dibutuhkan komputer pengguna hingga
energi yang dihabiskan data center Google yang beroperasi di seluruh
dunia. Penggunaan nergi yang besar berarti emisi karbon dioksida yang
besar pula mengingat sebagain besar pembangkit listrik yang digunakan
saat ini masih berbasis sumber energi fosil.
Namun,
temuan tersebut dibantah Google. Dalam blog resminya Google menilai
hasil perhitungan tersebut terlalu tinggi. Google tidak memungkiri bahwa
layanan menyedot energi namun hanya setara dengan melepaskan 0,2 gram
karbon untuk setiap kali pencarian.
Google
mengklaim setiap kali pencarian rata-rata dibutuhkan 0,2 detik. Akses
ke server untuk setiap kali pencarian hanya dalam skala seperseribu
detik. Jika Goole rata-rata membutuhkan energi 0,0003 kWh untuk setiap
kali pencarian, maka jumlah karbon yang dikeluarkan setara dengan 0,2
gram setiap kali pengguna melakukan pencarian.
"Kami
telah menurunkan begitu banyak penggunaan energi di data center kami,
namun kami juga masih menginginkan sumber listrik yang bersih dan murah
untuk memasok kebutuhan energi kami," ujar Google dalam pernyatannya.
Pada tahun 2007, Google membentuk Climate Savers Computing Initiative
sebagai konsorsium non profit yang berkomitmen menekan penggunaan energi
di tingkat konsumen hingga setengahnya mulai tahun 2010 dan menurunkan
emisi karbon dioksida 54 juta ton per tahun.
Meski
demikian, Wissner-Gross menyatakan layanan seperti Google tetap akan
menyedot energi sangat besar. Ia mengatakan untuk meningkatkan kemampuan
mesin pencarian, penyedia layanan harus menghabiskan energi lebih
besar. Penelitian terakhir yang dilakukan firma analis Gartner
menunjukkan layanan IT saat ini menyumbang dua persen emisi karbon
diosksida di seluruh dunia.
JAKARTA, SELASA
Source:
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar