Bagaimana jadinya bila seorang pegawai eselon II dan III diharuskan merasakan tinggal dirumah orang miskin cukup 1 malam saja ditemani nyamuk, ruangan yang pengap serta kecil karena harus berbagi dengan satu keluarga dan tidak higienis?
Hal ini benar-benar terjadi, dimana sang Bupati menyuruh para bawahannya untuk merasakan tinggal, membina dan mengamati keluarga miskin agar mereka benar-benar tahu dan merasakan bagaimana keluarga miskin itu hidup sehingga tahu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Bahkan sang Bupati pun memerintahkan mereka agar pergi ke lapas untuk berbicara dengan tahanan dan merasakan bagaimana rasanya tinggal di balik jeruji. “Untuk memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh pejabat saya, maka saya telah bawa mereka ke lembaga pemasyarakatan. Selama dua jam seluruh pejabat berinteraksi dengan para narapidana. Dengan demikian seorang yang masih menjabat akan berpikir seribu kali untuk melakukan korupsi,” kata sang Bupati.
Kejadian diatas hanya bisa terjadi di Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo, saat ini. Seringkali kondisi geografis yang terpencil kadang menjadi kambing hitam atas minimnya ketersediaan dana, infrastruktur dan sumber daya manusia, apalagi mengharapkan prestasi di daerah tersebut. Adalah Iwan Bokings, segelintir Bupati di Indonesia yang
memiliki pemikiran progresif. Cerita diatas adalah salah satu dari beberapa pemikiran inovatifnya untuk memajukan Bolaemo. Hal inilah yang kembali ia ceritakan di Acara Presentasi dan Diskusi Praktik Cerdas dengan tema Inovasi dari Kab. Bolaemo: Melayani Publik Mendengarkan dengan Hati. Acara diskusi praktik cerdas ini diadakan tanggal 29 April 2011, di ruangan Alison Sudradjat, BaKTI. Masih dengan semangat “Berbagi untuk Perubahan” dan prmosi praktik cerdas, BaKTI mengadakan acara ini agar para pelaku pembangunan di KTI saling bertukar dan mendapatkan informasi dengan harapan dapat tergugah dengan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para pelaku praktik cerdas serta bisa mereplikasi hal tersebut di daerahnya masing-masing.
Dengan gaya khasnya, Pak Iwan Bokings memulai cerita bagaimana ia memulai programnya di Boalemo. Ia mulai dari pelosok-pelosok dusun, Iwan melihat langsung kondisi masyarakatnya, bukan dari laporan dokumen, oleh karena itu ia tahu betul keadaan dan kebutuhan masyarakatnya. Tanpa menunggu waktu Iwan segera mencanangkan program pengentasan kemiskinan melalui Penetapan Strategi Rencana Tindak Pengurangan Kemiskinan dan menjalankan program nasional subsidi beras Raskin. Alhasil kebijakan ini disambut gembira oleh rakyat Boalemo. Tak aneh bila masyarakat Boalemo memilihnya untuk masa jabatan kedua, hingga tahun 2012. Bukan hanya karena sudah dikenal, tapi karena rasa empati dan kepedulian kepada publiknya yang tinggi. "Saya hampir tidak mengenal waktu untuk istirahat. Sabtu dan Minggu saya tetap bekerja. Saya bersilaturahmi ke rumah para pemberi amanah, yang berada di dusun-dusun, ber-kilo-kilo meter jaraknya, naik turun gunung," demikian ujarnya. "Saya harus menata pemerintahan yang saya pimpin ke arah perubahan dan mengupayakan beberapa perangkat kelembagaan untuk berfungsi lebih baik. Dengan demikian kepentingan rakyat dapat terjamin dengan baik,” terangnya sambil tersenyum.
Setelah terpenuhinya kebutuhan pangan melalui program subsidi raskin, selanjutnya adalah masalah papan atau tempat tinggal/perumahan. Tempat tinggal yang dimaksud sudah barang tentu bukan hanya sekedar tempat tinggal ala kadarnya namun tempat tinggal yang layak huni. “Keluarga miskin sekarang sekitar 13 ribu kepala keluarga, dan mudah-mudahan tahun ini dapat menurun hingga dibawah 20 persen,” katanya.
Dalam hal transparansi, Pak Iwan selalu menekankan keterbukaan. Setiap proyek-proyek terpampan dipapan pengumuman setiap SKPD. Baik foto, jumlah anggaran, dan batas waktu penyelesaian proyek tersebut. Termasuk nomor handphone penanggungjawabnya. “Sehingga jika ada masalah maka semua masyarakat bisa mengadukan langsung kepada penanggungjawabnya secara langsung,” katanya.
Pembangunan SDM pun tak luput dari program yang dibuat oleh Pak Iwan sebagai Bupati Boalemo. Perekrutan pejabat harus melalui sistem job tender artinya sistem rekrutmen CPNS melibatkan tim penilai independen yang berasal dari universitas dan lembaga swadaya masyarakat, sehingga seluruh aparatus pemerintah Kabupaten Bolaemo adalah pegawai yang bertanggung jawab, bersih dari korupsi dan bertindak profesional dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akhirnya mendorong terciptanya birokrasi yang bersih dan efisien, termasuk aparat penegak hukum yang mempunyai integritas yang baik. Belum lagi dibuat juga sistem kontrol dari masyarakat yang kuat untuk mengontrol lembaga pemerintah.
Dari penjelasan Pak Iwan Boking, Andi Ahmad Yani yang hadir sebagai salah satu penanggap dalam acara diskusi ini menyatakan luar biasa atas sepak terjang Pak Bupati. Hanya ia juga mengingatkan bahwa program pembangunan tidak berhenti sampai saat ini saja. Pak Andi mengkhawatirkan sosok Pak Iwan Bokings yang tidak ada gantinya. ”Apakah semua memiliki pemikiran yang sama dengan Pak Iwan?” ujar Pak Andi. ”Bila Pak Iwan sudah tidak menjabat sebagai Bupati lagi, siapa yang akan meneruskan program atau hasil ini, bila dia sudah selesai artinya programnya selesai?” tambah Pak Andi.
Terbukti bahwa keterbatasan dana, infrastruktur dan sumber daya manusia bukan menjadi alasan klise lagi untuk tidak bisa membangun dan membawa angin perubahan. Sosok Pak Iwan Bokings sebagai pemimpin dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Boalemo melalui program-program inovatifnya patut dicontoh. Tantangan pembangunan ke depan pun masih menjadi tantangan yang besar di Boalemo sana. Tidak mudah, tapi bila dikerjakan bersama-sama oleh semua pihak tentu bisa dicapai. Dalam teori New Public Service menurut Pak Andi Yanni, bahwa pemerintah jaman sekarang fungsinya bukan hanya mengontrol lagi tapi juga harus melayani artinya pemerintah dan masyarakat melihat kebutuhan apa yang mereka butuhkan serta mengerjakannya secara bersama-sama. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara perubahan ini tetap berkelanjutan. Ada sebuah sistem yang perlu dibangun.
Info Tentang Yayasan BaKTI Klik di SINI
Best regards,
Owner TrashGoogleBlogs
Print this page
0 komentar :
Posting Komentar