Asrul Saat Survey Koperasi Tani NACF Korea Selatan (Dok-Asrul) |
Dengan
jumlah koperasi terbanyak di dunia yaitu 209.000 unit, di Indonesia koperasi
justru terpuruk. Apabila dikelola dengan baik sumbangan koperasi dapat mencapai
68% total GDP seperti di Denmark. Hal ini terjadi karena koperasi di Indonesia
banyak yang tidak aktif, justru sering dipakai sebagai akal-akalan untuk
merampok dana subsidi pemerintah.
“Walaupun jumlah koperasi terbanyak di dunia dimiliki Indonesia namun besarnya jumlah tersebut belum diimbangi dengan besarnya pemasukan dari koperasi terhadap negara dengan sumbangan terbesar dari jenis koperasi simpan pinjam”
Fenomena
tersebut menjelaskan bahwa pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi
dengan pertumbuhan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang pasif.
Menurut
pendapat saya, seharusnya koperasi-koperasi di Indonesia bisa lebih
diperhatikan, bisa lebih di arahkan dan dikelola dengan baik, sehingga tujuan
awal pendiri bisa tercapai dah harapan – harapan rakyat Indonesia untuk
koperasi juga bisa tercapai dengan baik. Bagaimana koperasi dapat
mensejahterakan masyarakat jika koperasi itu sendiri tidak atau kurang
tersentuh tangan pemerintah. Koperasi hanya dimanfaatkan oleh oknum-oknum
tertentu. Seharusnya koperasi melakukan perubahan, terutama pola perekrutan
anggota dan/atau pendiri. Harus benar-benar yang menjadi anggota adalah terkait
dengan usaha koperasi itu sendiri. Jangan ada anggota hanya seremoni belaka.
Asrul: Agar koperasi Indonesia bisa berjalan dan berhasil guna, tidak hanya sekedar koperasi papan nama. Sebaiknya mengikuti pola manajemen perkoperasian atau Koperasi Pertanian National Agricultural Cooperative Federation (NACF) Korea Selatan.
Dan untuk
koperasi-koperasi yang berjalan dengan baik mereka harus lebih mengutamakan
kesejahteraan para masyarakat, khususnya masyarakat desa yang
berpenghasilan minim, dapat memperkokoh perekonomian rakyat, dapat mempertinggi
kualitas kehidupan manusia, dapat mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota dan masyarakat.
Apa Peran
Dekopin ?
Dewan
Koperasi Indonesia (Dekopin) sepertinya stag dalam membina koperasi. Tidak ada
perubahan dan pengembangan secara profesional. Koperasi hanya sekedar koperasi
papan nama saja. Apa kabar Bro Nurdin Halid sebagai Ketum Dekopin ?
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
menuturkan, diperlukan reformasi total terhadap koperasi di Indonesia.
Dia menilai, citra koperasi saat ini masih terpuruk.
Puspayoga menyebutkan, ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk perbaikan citra
koperasi di Indonesia, di antaranya adalah dengan rehabilitasi, reorientasi dan
pengembangan.
Saat ini angka Produk Domestik Bruto (PDB) koperasi
Indonesia terhadap negara hanya 1,7 persen. Padahal, Indonesia memiliki jumlah
koperasi terbesar di dunia yaitu 209.000 koperasi.
"Kemarin rekan dari Denmark datang. (Sumbangan
koperasi terhadap) PDB-nya 6,7 persen. Belum Jepang, Singapura. Amerika yang
dikenal negara kapitalis, dari 300 koperasi besar di dunia, 100 dari
Amerika," tutur Puspayoga, Kamis (28/1/2016).
"Inilah yang ingin kita bangun. Mengembalikan
citra koperasi," sambungnya. Terkait hal tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah membangun database
dengan memberikan nomor induk koperasi. Sedikitnya 62.000 koperasi telah
dibekukan karena tidak aktif.
Selanjutnya adalah reorientasi. Harus ada perubahan
mindset atau pola pikir dari mementingkan kuantitas ke kualitas. Pasalnya,
selama ini banyak yang membanggakan jumlah koperasi namun mengesampingkan
kualitas. Ini sangat keliru dalam membangun dan menumbuh-kembangkan perkoperasian di Indonesia.
Sementara
itu, poin terakhir adalah pengembangan. Menurut Puspayoga, koperasi Indonesia
harus lebih banyak membuka diri dan bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama
dalam mencanangkan program-program terkait.
0 komentar :
Posting Komentar