Pemerintah
Kota Kendari patut berbangga. Pasalnya, Kota Kendari baru saja dinobatkan
sebagai pemilik tempat pembuangan akhir (TPA) sampah terbaik se-Indonesia oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Sampah menjadi masalah utama kota-kota besar di Indonesia. Tapi tidak
untuk wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara. Jika kita mendatangi TPA
sampah Puuwatu, maka tidak terlihat tumpukan sampah dan bau menyengat
seperti yang terjadi di berbagai tempat pembuangan sampah lainnya di
Indonesia. Kita tidak akan melihat ‘horor’ lautan sampah dan lalat-lalat
yang beterbangan. Malah yang terlihat oleh kita adalah pemandangan
rerumputan yang hijau dan bunga-bunga di taman yang ada di sekitarnya.
Persoalan pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas Wali Kota Kendari Dr. Ir. H. Asrun, M.Eng.Sc. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari 2015, jumlah penduduk Kota Kendari mencapai 335.899 jiwa dengan volume sampah mencapai 763.326 m3 per hari. Pemkot Kendari pun berhasil mengelola limbah sampah menjadi gas metana yang telah dimanfaatkan oleh 200 KK untuk keperluan listrik dan memasak. Inovasi tersebut membuat Pemkot Kendari terpilih sebagai The Most Inspiring Penghargaan Energi 2015.
Persoalan pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas Wali Kota Kendari Dr. Ir. H. Asrun, M.Eng.Sc. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari 2015, jumlah penduduk Kota Kendari mencapai 335.899 jiwa dengan volume sampah mencapai 763.326 m3 per hari. Pemkot Kendari pun berhasil mengelola limbah sampah menjadi gas metana yang telah dimanfaatkan oleh 200 KK untuk keperluan listrik dan memasak. Inovasi tersebut membuat Pemkot Kendari terpilih sebagai The Most Inspiring Penghargaan Energi 2015.
Sekretaris
Kota (Sekot) Kendari Alamsyah Lotunani mengatakan, penobatan TPA terbaik
se-Indonesia tersebut diterima langsung oleh Walikota Kendari Asrun di KLHK.
Kata dia,
semua itu diperoleh berkat kerja keras selama ini serta dukungan semua pihak
dalam menjaga kondisi di TPA.
“Harapan
kita dengan penobatan TPA terbaik itu dapat memberikan manfaat secara
lingkungan,” cetusnya di Kantor Walikota Kendari, Kamis 3 Agustus 2017.
Disamping
itu bisa menambah nilai ekonomi bagi Kota Kendari. Karena dapat menarik
pengunjung apalagi sebagai TPA percontohan se-Indonesia.
Kita patut
berbangga dengan capaian itu. Olehnya itu kita akan terus lakukan pembenahan
dan terus berinovasi,” tutur Ketua Koni Kota Kendari ini.
Supaya ini
berkelanjutan, Alamsyah menambahkan, dibutuhkan semua pihak termasuk seluruh
masyarakat Kota Kendari.
“Penghargaan
itu merupakan sebuah prestasi dan prestise hasil kerjasama selama ini,”
jelasnya.
Untuk diketahui, selain dinobatkan sebagai TPA
terbaik se-Indonesia, Pemerintah Kota Kendari juga baru saja meraih Adipura
yang ke-9 dan Adiwiyata Mandiri.Sistem open dumping atau menumpuk sampah tanpa pemrosesan ini dilakukan sejak terbangunnya TPA sampah tahun 2002 hingga berlangsung sampai tahun 2010. Dimulai tahun 2008, Pemkot Kendari pun mulai mengalihkan pengolahan sampah dengan sistem lahan uruk kendali atau controlled sanitary landfill. Dengan menggunakan lahan seluas ± 2 Ha dari total 18 Ha lahan TPA yang ada, sampah organik ± 150 ton yang ‘dihasilkan’ dari masyarakat Kota Kendari, ditimbun dan ditutup secara periodik selama tiga hari sekali dengan ketebalan tanah antara 15 – 20 sentimeter. Tanah yang diambil adalah tanah dari area perbukitan sekitarnya.
Di beberapa titik gundukan, berdiri belasan pucuk pipa paralon berdiameter 15 sentimeter tersebar. Pada bagian pangkal bawah tersambung paralon berdiameter 5 sentimeter. Arahnya memanjang seperti pipa air PDAM. Gas metana yang dihasilkan dari gundukan sampah organik tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Gas metana ini kemudian dialirkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Kawasan Perkampungan Mandiri Energi, baik untuk memasak (pengganti Minyak tanah/LPG) maupun penerangan (listrik). Yang menarik, Kampung Mandiri Energi ini sengaja dibangun oleh Pemkot Kendari untuk para pemulung dan karyawan pengelola TPA sampah.
0 komentar :
Posting Komentar