Pengangkut sampah antri di TPA Bantar Gebang, Bekasi, |
Sampah merupakan masalah umum di semua kota di dunia dan DKI Jakarta
merupakan salah satu kota besar yang sedang mengalami masalah
peningkatan volume sampah.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan DKI
Jakarta merupakan kota dengan volume sampah sebesar 6.500 -7.000 ton per
hari. Volume tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan kota-kota
besar di Eropa yang hanya menghasilkan sampah 1.500-2.000 ton per hari.
Solusi sampah seharusnya aplikasi Pasal 13 UU.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Pemerintah harus merubah paradigmanya untuk kelola sampah di TPA. Segera optimalisasi fungsi TPS dengan pengelolaan sampah kawasan. Asrul Hoesein, Pemerhati dan Penggiat Persampahan Indonesia
“Bayangkan sampah di DKI Jakarta dalam satu hari volumenya mencapai
7.000 ton dan jumlah itu bertambah setiap tahunnya,” kata Isnawa pada
Diskusi Low Carbon Technology for Solid Waste Management, yang membahas
permasalahan sampah di Indonesia serta penggunaan teknologi yang tepat
dan bermanfaat bagi lingkungan di Art Hotel, Jakarta, Rabu (6/1).
Isnawa menambahkan, tingginya volume sampah tentu membutuhkan biaya
yang besar untuk menanganinya, sehingga pihaknya berharap agar ada
terobosan untuk solusi pengelolaan sampah seperti Intermediate Treatment
Facilities (ITF) yang akan dibangun di empat tempat di Jakarta: Duri
Kosambi,Cilincing, Sunter, dan Marunda.
Selain itu, dia mengatakan, penanganan sampah tidak hanya dilakukan
melalui solusi ITF. Ke depannya dia mengharapkan, masyarakat DKI Jakarta
harus ada kemandirian dalam penanganan karena tumpukan sampah yang
dihasilkan dalam tiga hari butuh waktu seminggu untuk membersikan.
Menurutnya, saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi sampah, namun sejauh ini baru dalam tahap mengurangi volume,
sedangkan untuk mengolah sampah yang sudah menumpuk di tempat pembuangan
akhir (TPA) belum ditemukan cara yang efektif.
Namun pemerintah tetap mencoba beberapa teknologi pengolahan sampah
yang ada dengan bekerjasama dengan pihak swasta karena sampah menjadi
salah satu masalah yang menghantui Jakarta dari tahun ke tahun.
Sementara itu, Widyaiswara Muda Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Budiman Richardo Saragih mengatakan pengolahan sampah
yang dilakukan oleh ESDM dari hilir dan sesuai dengan kebijakan
peraturan menteri (Permen) nomor 19/2013 yang mewajibkan PT PLN
(Persero) mengambil langkah-langkah serta membuat kebijakan guna
merangsang sektor energi terbaru dari sampah untuk pasokan listrik dari
pembangkit listrik tenaga (PLT) sampah yang melibatkan investor.
Pemerintah telah melakukan evaluasi Permen semenjak diterbitkan dan
kemudian ditetapkan dua tempat yaitu Bantar Gebang dan Surabaya untuk
dijadikan PLT sampah dengan mnggunakan anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN).
“Kami ingin memberi kemudahan investor yang ingin mengembangkan PLT sampah dengan mengunakan APBN,” kata dia.
Dia mengaku, masalah sampah merupakan kondisi yang mendesak akhir-
akhir ini dan menjadi masalah krusial karena ada beberapa kesepakatan
yang harus diselesaikan. Terlepas dari itu dia menyatakan keyakinannya
pemerintah DKI Jakarta dapat mengelola sampah dengan baik sehingga
permasalahan sampah bisa diselesaikan dengan baik pula.
Sumber: BeritaSatu
0 komentar :
Posting Komentar